Sambil baca chapter ini, coba kalian dengerin lagunya kak virgoun yang surat cinta untuk starla. Gue rasa ngena deh sama isi ceritanya. Try it!
Joan mulai menjejakkan kakinya dan berjalan ke tempat di mana aku berdiri saat ini. Tiba-tiba saja, dia langsung memelukku dengan erat dan aku rasa dia mulai meneteskan air matanya yang sudah menetes di T-Shirt yang aku kenakan.
"Martin, maafkan aku kalo aku terlihat seperti lelaki payah yang bisanya hanya menangis." Ucap Joan membuka pembicaraan.
"Oh, tentu tidak Joan. Menangis itu hal yang wajar. Jadi, kau tenang saja." Balasku.
"Martin, aku hanya ingin menyampaikan pesan dari Alenta. Ini, terimalah." Sahutnya dengan nada rendah.
Joan memberikan scrapbook yang bertuliskan Alenta's Hidden Memories kepadaku. Tunggu, apa maksud semua ini.
"Kenapa kamu yang ngasih ini ke aku? Mana Alenta?" Ucapku bingung.
"Itu, Alenta. Dia sedang terbaring." Balasnya sambil tersedu-sedu.
"Alenta sakit? Apakah itu benar Joan? Mengapa tidak ada satu orang yang mau memberitahuku soal ini?" Ucapku tegang.
"Maafkan kami, Martin. Kami tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Karena karir DJmu saat ini tengah bagus dan kami tak ingin mengganggu begitupun Alenta." Balas Joan.
"Coba kamu baca saja dulu scrapbook milik Alenta ini sampai habis. Alenta berpesan padaku seperti itu. Dia juga berpesan padaku bahwa kau diperbolehkan masuk menemui Alenta jika kamu sudah baca scrapbook itu. Jadi, ku mohon kau mengabulkan pesan Alenta itu. Aku masuk dulu ya, Martin." Ucap Joan panjang lebar.
"Oke, aku pasti mengabulkan pesan Alenta itu. Thanks, Jo." Balasku agak lemas.
"Iya, aku tahu kalo kau sangat mencintai Alenta. Semuanya terlihat dari sorot matamu ketika menatap Alenta." Sahut Joan sambil berjalan perlahan meninggalkanku di luar ruang ICU.
Aku hanya sendirian disini dan duduk sekaligus menyandarkan kepalaku ke dinding. Sebenarnya aku nggak percaya atas semua yang terjadi ini. Tapi aku harus kuat menjalaninya demi Alenta.
Aku langsung membuka scrapbook Alenta dari halaman pertama yang telah menunjukkan sebuah fotoku saat hari terakhir ospekku.
Halaman demi halaman aku baca dan selalu sama saja. Selalu ada fotoku sendirian atau bersama Alenta di scrapbook ini.
Sampai pada halaman di mana halaman tersebut terdapat foto aku bersama Alenta saat hari perayaan wisuda.
Tanpa sadar, aku telah meneteskan air mataku yang tak bisa terbendung lagi karena aku merasa kembali pada masa di mana aku dan Alenta dipertemukan pertama kali.
Setelah melihat foto wisuda kami, aku langsung membuka halaman berikutnya. Di halaman itu, tertulis sebuah lagu yang berjudul "In The Name of Love".
Setiap lirik lagu pada bait satu ke bait lainnya memiliki makna yang mendalam. Aku merasa kagum dengan lagu ini. Di bawah lagu ini, terdapat tulisan Alenta yang berbunyi "Ini aku ciptakan hanya untukmu, Martin. Sebenarnya aku tidak pandai dalam menulis lagu tapi karena kamulah aku merasa terinspirasi untuk menulis lagu tentangmu. Aku harap lagu ini bisa kamu masukkan ke dalam album barumu selanjutnya. Semoga. Tertanda, Alenta."
Setelah aku membaca lagu buatan Alenta, aku membaca halaman terakhir pada scrapbook ini.
Pada halaman ini tertulis judul "Tulisan Akhirku hanya untuk Martin". Akhirnya aku baca saja.
Isinya berbunyi "10 bulan telah berlalu. Rasanya aku senang melihat kau bisa sukses dan cita-citamu untuk menjadi seorang DJ terkenal akan kenyataan. Sejujurnya, aku memiliki satu hal yang tak pernah aku tunjukkan padamu. Semenjak kita melewati ospek bersama-sama, aku sudah mulai mengagumimu. Entah mengapa rasa ini muncul secara tiba-tiba. Aku merasa bahwa kaulah masa depan yang telah diciptakan oleh Tuhan untukku. Tapi, aku tak pernah berani untuk mengungkapkannya padamu karena aku takut jika kau tak memiliki rasa yang sama. 8 bulan yang lalu, aku didiagnosa oleh dokter bahwa aku terkena penyakit kanker otak stadium 3. Penyakitku ini sudah dinyatakan penyakit yang tingkat kesembuhannya sangat kecil. Aku ingin sekali memberitahumu tapi aku takut mengganggu karirmu yang tengah bersinar terang. Aku takut jika Tuhan mencabut nyawaku sebelum bertemu denganmu. Akhirnya, suatu hari aku tulis sebuah lagu yang judulnya In The Name of Love. Lagu ini menceritakan tentang rasa cintaku padamu yang tak kan pernah padam sampai aku dipanggil Tuhan. Aku berharap jika kau sudah membaca lagu dan tulisan akhirku ini, aku ingin lagu In The Name of Love itu bisa masuk ke dalam album baru dan aku harap scrapbook ini bisa kau simpan. Jika kau merindukanku, kau bisa baca scrapbook ini. Terima kasih juga karena kau telah memberikan seluruh cintamu padaku walaupun sebagai sahabat atau lebih jujur aku tidak tahu, aku berjanji bahwa aku akan selalu ada di setiap kau bernafas. Terima kasih, Martin. Sampai jumpa di kehidupan berikutnya. Always in your breath, Alenta."
Ternyata, selama ini Alenta sudah mencintaiku dalam diam. Mengapa aku tidak sadar? Tuhan, maafkan aku jika aku tak menyadari anugerah yang telah Engkau ciptakan untukku.
Kini, aku hanya bisa melihat Alenta dalam kondisi yang rapuh. Apakah semua ini terlambat? Alenta, jika kau tahu aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu.
Jika kau tahu lagi, sebenarnya hari ini aku akan menyatakan perasaanku sebenarnya. Tetapi, mengapa semua ini terjadi? Aku belum kuat untuk melihat kau pergi dariku, Al.
Aku hanya bisa menangis dan menangis. Tidak ada yang bisa aku lakukan jika takdir sudah berkata demikian. Aku hanya bisa berharap bahwa Alenta masih kuat menjalani ini dan aku akan selalu di samping Alenta.
Saat ini, aku perlahan berdiri dan berjalan secara perlahan untuk masuk ke dalam ruang ICU.
Ketika aku menyentuh gagang pintunya, lalu aku membuka pintu ruang ICU secara perlahan.
Setelah pintu terbuka, semua orang yang ada di dalam ruang ICU termasuk keluarga Alenta, Joan, dan keluargaku mulai menatapku dengan penuh kecemasan. Aku tahu dari sorot mata mereka.
Mereka semua langsung memelukku dengan erat dan aku langsung meneteskan air mataku yang sudah tak terkendali lagi.
Tinggal 1 chapter lagi abis itu final deh. Gimana perasaan kalian abis baca chapter ini sambil dengerin lagunya kak virgoun yang surat cinta untuk starla? Give your comment here dan jangan lupa vote. Makasih 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Thinking (Martin Garrix & Hailee Steinfeld) (Completed)
FanfictionKetika cinta datang lalu pergi secara tiba-tiba