Hampir setiap hari Arvan dan Alya duduk berdua di balkon dengan gitar di tangan, Mereka sedang belajar memainkan gitar, bukan lebih tepatnya Alya yang belajar dan Arvan yang mengajari.
"Nah cepet juga belajarnya,"
"Woyadong, Aku gitu loh, ekh ya Kak, Anterin Aku ke taman Kota dong,"
"Mau ngapain??"
"Ketemu temen,"
"Gak,"
"Udah ijin kok sama Ayah dan Ibu,"
"Gak mau, ke sana aja sendiri,"
"Aku kan baru Delapan hari disini, mana Aku tahu jalan pulang,"
"Delapan?? Kamu ngitung???"
"Ya, Aku menghitungnya, setiap detik, menit, jam dan hari Aku selalu menunggu untuk pulang, ya rasanya waktu itu gak pernah berjalan,"
"Jangan dihitung, itu akan menyulitkanmu,"
"Kenapa??"
"Waktu terasa begitu lambat saat Kita tengah bersamanya, namun waktu berjalan begitu cepat saat Kita telah melaluinya," Alya mengangguk mafhum, menatap ponselnya kecewa.
"Aku ingin jalan – jalan,"
"Akan Aku antar," Alya tersenyum bergegas ke kamar untuk bersiap, Mereka akan pergi ba'da ashar.
##########
Alya tertawa lebar bersama Arvan , saat ini Mereka berada di malioboro menikmati suasana Yogya yang mempesona, mengetes kepiawaian bahasa inggris Mereka dengan berbincang dengan turis asing. Dan saat ini Mereka tengah tertawa karena kejadian yang baru saja Mereka alami.
"Sumpah Ar.. lucu banget tadi,, mukamu juga wah Aku tidak bisa membayangkan bila Aku berada di posisimu,"
"Haha Aku tidak menyangka jika Dia adalah Albino, sungguh She Look A Tourisme,"
"Sorry, emm May I know you're name??"
"Wah, Kowe ki ngomong opo tah??" Mereka kembali tertawa, mengingat kejadian yang Mereka alami. Menirukan gaya Arvan dan gadis yang di kira bule itu.
"Ar. udah akh, hehe, laper nih,"
"Makan yuk !!!"
"Dimana? rumah??"
"Enggaklah, mumpung Ayah sama Ibu lagi pergi ke Surabaya untuk Lima hari so, malam ini Kita makan diluar, belum pernah merasakan pesona Yogya malam hari kan???"
"Boleh, tapi jangan malam – malam yaa.."
"Sip dah, Yuk !!!"
##########
Suasana Yogya saat malam hari memang sangat mempesona, membuat Alya mau tak mau tersenyum, senyum yang sangat manis dan itu kembali membuat Arvan terpaku ada getar – getar aneh saat melihat senyum Alya.
"Gimana?? Bagus kan??"
"It's Amazing, Aku suka," Arvan tersenyum, menerawang ke arah lalu lalang kendaraan. Matanya memicing saat Arvan melihat seseorang menghampiri Mereka.
"Annan !!!" Alya memanggilnya, membuat orang yang ternyata adalah Annan itu menghampiri Mereka.
"Ekh Alya, maaf banget tadi batal soalnya yaa gitu deh, ada acara yang gak bisa ditinggal," Alya terkekeh, mengibaskan tangannya.
"Tidak, tidak apa sungguh," Arvan terdiam, jadi sebenarnya Alya punya janji bersama Annan, dan Dia disini tidak dipedulikan sama sekali?? Ini menyebalkan."Lain kali akan Ku ajak Kau berkeliling,"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Sunset (END)
Teen FictionCinta.. obat atau penyakit ?? cinta ?? pemisah atau penyatu ?? cinta ... cinta ... cinta dan tentang cinta, di suatu senja saat tangan saling tergenggam, kemudian malam memisahkan.