Beberapa Tahun Kemudian.....
Paris, Perancis.
Alya baru saja keluar dari sebuah kedai, setelah lulus SMA Dia memutuskan untuk kuliah di Paris, selain itu juga menemani Iqbaal untuk berobat di Paris. Dan saat ini sebagai seorang mahasiswi di Paris Alya mejadi lebih dewasa, melupakan tentang Arvan yang tidak lagi menghubunginya, juga tentang Alham yang menghilang tanpa kabar. Dan tentang perasaan Zainal yang sesungguhnya. Alya menghela nafas panjang, melihat arlojinya, senja sudah tiba dan Dia sudah tidak sabar untuk melihatnya di Taman, dimana Eiffel menjulang tinggi, menanti senja yang sempurna. Alya duduk disalah satu bangku panjang di taman Champ De Pars menatap Eiffel yang berdiri kokoh, menantang senja. Senyum merekah di bibir Alya, alis tipisnya di terpa cahaya – cahaya senja yang berwarna keemasan, indah, kerudungnya berkibar di kibarkan angin. Namun suara dering ponselnya merusak kebahagiaannya, dan Alya pasti hafal siapa yang menelfonnya.
"Dasar Kakak, tidak tahu kalau adiknya ini sedang menikmati senja,.." Alya tidak menggubris panggilan itu, masih asyik dengan pemandangan di hadapannya. Getaran di ponselnya berhenti, berganti dengan getaran singkat, Alya membacanya sekilas wajahnya berubah panik, kemudian segera bangkit, Dia harus pulang. Karena terlalu terburu – buru, dan Alya melewati jalan yang salah, Alya bertabrakan dengan seseorang yang membuat buku yang selalu di bawanya jatuh dan terbuka pada sebuah halaman berisi siluet wajah seseorang, Alya pun ikut terjatuh begitupun dengan orang yang menabraknya yang juga membawa sebuah buku yang sama dan terbuka pada halaman yang juga menggambarkan siluet seseorang, gambar yang Mereka buat tanpa sadar namun berdasarkan kata hati. Alya mengangkat wajahnya, begitupun dengan orang tadi. Dan wajah Mereka sama – sama di terpa cahaya senja, tepat di sebelah menara Eiffel, perlahan sebuah senyum terukir di bibir Mereka.
Suasana kedai kecil tak jauh dari rumah sakit sepi, lengang musik masih mengalun pelan Alya tidak tahu judulnya apa, tapi yang jelas lagu itu benar – benar menyentuh hatinya.
"Bagaimana kabarmu??" percakapan pertama di buka oleh lawan bicaranya, Alya menatap Alham 'lawan bicaranya' nanar, setelah pertemuan tidak sengaja Mereka di bawah Eiffel dan terpaksa menarik Alham ke rumah sakit karena iqbaal yang tiba – tiba saja kambuh di tengah jalan Mereka lebih banyak diam, canggung. "Aku baik," Alya menjawab setelah sebelumnya menyesap kopinya. Sedikit menenangkan gundahnya. Alham menghela nafas panjang menatap Alya dalam. "Maafkan Aku, yang tak lagi menghubungimu," Alya menggeleng. "Tidak apa, Aku tidak berharap banyak untuk itu," Alham memainkan jemarinya cemas kemudian menyesap Lattenya. "Aku mempunyai sebuah alasan yang membuatku tidak bisa lagi tinggal di Yogya," Alham menghela nafas sebentar, "Arvan,"
"Ada apa dengannya??" Alham kembali menyesap Lattenya. "Dia membenciku," Alya mendongak menatap penuh tanya pada Alham yang juga tengah menatapnya. "Karenamu," Alya terdiam saat Alham mulai menceritakan setiap detail kejadian setelah kepergiannya dari Yogya dan juga sebelum Alham memutuskan untuk pergi ke luar negeri. Setetes air matanya jatuh, disekanya lembut menggunakan ujung jilbabnya. "Jadi..."
"Arvan sudah menyerah, itu yang Annan bilang.. dan lagi terjadi sebuah persahabatan hancur hanya karena seorang wanita diantara Mereka," Alya menunduk sekarang Dia tahu bagaimana perasaan Kesha yang berdiri diantara Annan dan Arvan. "Dia pernah berjanji bahwa Dia akan menemuiku di Paris, kemudian berkeliling eropa.."
"Biarkan Aku yang menggantikannya," Alya mendongak, dinginnya malam terasa hangat saat Alya kembali melihat wajah Alham, sahabatnya, cintanya, senjanya.
Cinta, cinta Alya dan Alham memang tidak terucap selama Mereka bersama. Cinta, sebuah misteri yang tidak pernah ada yang tahu akhir dan ujungnya. Kalau saja sejak dulu Mereka sama – sama tahu bahwa ada cinta di antara Mereka, maka Mereka bisa jadi tidak akan pernah bersatu.
TAMAT
#Khichand_Lee
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Sunset (END)
Teen FictionCinta.. obat atau penyakit ?? cinta ?? pemisah atau penyatu ?? cinta ... cinta ... cinta dan tentang cinta, di suatu senja saat tangan saling tergenggam, kemudian malam memisahkan.