[PROLOG]

2.6K 162 9
                                    

Sebelumnya aku mau bilang bahwa sudut pandang ini diambil dari Seohyun jadi silahkan nikmati ceritanya.....

Cheondamdong, South Korean, June 15th 2016, 6 am

Matahari menyilaukan ku pagi hari ini. Sepertinya awal pertanda aku harus bangun dan bersiap diri untuk aktivitasku. Walaupun aku anak orang kaya raya bak miliyader tapi toh aku tetap bekerja, meskipun pekerjaanku ini lebih ke.. hmm main main mungkin karena perusahaan tempatku kerja adalah perusahaan ayahku, yaitu Seo Grup.

Ah, perkenalkan namaku Seo Joo Hyun. Aku anak pemilik perusahaan interior terkenal dan terbesar di Korea Selatan. Aku hidup bak putri kerajaan yang semua sudah disiapkan apik oleh pelayanku. Dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah di asuransikan serta dirawat dengan sangat baik. Kau tahu hidupku terasa sempurna. Aku cantik, pintar, kaya, sexy, keren dan memiliki keluarga yang harmonis. Tidak ada kata yang tepat untukku selain mendekati kata "perfect".

Yah, walau pada kenyataannya aku tetaplah manusia yang sudah pasti tidak akan sempurna.
Aku bersiap diri setelah aku mandi dan bersiap memilih baju untuk ke kantor. Pilihanku tepat pada kemeja merah maroon, rok span hitam pekat, dan blazer broken white sepanjang 90cm yang berasal dari brand internasional. Lalu aku bergegas ke meja rias untuk menata rambut dan wajahku tak lupa menyemprotkan parfum. Setelah itu, ku pakai high heels light red miliku dan mengambil tas hitamku dan jangan lupa semuanya brand internasional.

Ah ya, kenapa khusus untuk style dan pakaian aku tidak disiapkan pelayan karena aku takut mereka tidak mengerti fashion dan seleraku. Aku pun melangkah turun dan sudah ada pelayan di depan kamarku menyambut.

"Selamat pagi nona Seo, sarapan sudah disiapkan"

"Ne, kamsahamnida" ucapku lalu menuruni tangga. Ah disana sudah ada appa dan eomma yang menungguku ikut sarapan bersama.

"Annyeong appa eomma" sapaku pada mereka dengan senyum sumringah.

"Ne annyeong Seohyun-ah" ucap ibuku yang seraya tersenyum lembut. Aku sangat suka senyum lembutnya itu, menenangkan.
Dan ayahku disana hanya tersenyum sekilas lalu matanya teralihkan lagi oleh tablet dengan lambang apel digigit yang ia pegang.

"Seohyun-ah kau ini kebiasaan sekali selalu belakangan sampai ke meja makan" ucap ayahku seraya mendelik sambil tetap memegang tabletnya itu. Oh ayolah bahkan ayahku hapal betul jika aku berdandan selalu lama.

"Appa... kau kan tahu betapa lamanya aku mandi dan merias diri hehe" aku hanya terkekeh kecil pada ayahku itu. Yah, dia tipikal yang tepat waktu dan malas menunggu jadi pasti setiap pagi dia mendengus malas melihatku yang lama di kamar.

"Sudahlah, ayo sarapan. Kita akan telat kalau tidak makan sekarang"
Ibuku seperti biasa menyudahi pembahasan bahwa aku lelet berdandan.
Sekilas itulah keluarga kami, harmonis dan tetap pada kepribadian masing-masing yang saling mengisi. Sudah kubilang kan hidupku mendekati sempurna.

Aku pun berangkat ke kantor dengan mobil sportku yg berwarna putih susu mengkilat. Sekedar info, aku dan ayah beda kantor meskipun satu perusahaan karena saat ini aku masih ditempatkan di cabang sedangkan ayahku di pusat Seo Group jadi kami selalu berangkat terpisah dengan mobil masing-masing. Aku pun dengan cepat meninggalkan rumah besar dengan gaya arsitektur romawi yang bercampur suasana Korea itu. Melajukan mobilku dengan pasti untuk ke kantor.

Gangnam, Seoul, South Korean 8.30am

Aku sudah disambut saat memasuki kantorku, semua karyawan menuduk hormat. Aku tahu mereka begitu karena aku anak pemilik perusahaan dan bos mereka. Aku pun masuk ke ruanganku yang ada di lantai 5 dengan lift tadi. Ruanganku memang di desain spesial dengan dominan warna cream. Tatanan ruang kerjaku pun layaknya ruang tamu di sebuah rumah. Memiliki sofa besar dan kecil berwarna camel serta dibawahnua terdapat karpet berbulu berwarna mustard. Di belakangnya, ada foto berukuran A3 bergambar gedung perusahaan Seo Group tentunya ada keluargaku di dalam foto tersebut. Ada 2 rak buku tinggi berwarna dark chocolate serta buku bukunya yang tebal warna warni.

A Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang