FOUR [WHY ?]

1.1K 97 13
                                    

Dari arah lain tidak sengaja aku melihat mobil yang ingin menerobos lampu merah. Awalnya aku hanya acuh, tapi kulihat mobil itu berjalan cepat ke arah . . Siwon. Spontan aku berteriak.

"Siwon oppa, awas !" Teriakku

Dan . . .

***

Aku berteriak kencang ke arah Siwon. Siwon yang menyadari ada sesuatu, dia baru melihat kesekelilingnya mendapati ada mobil melaju kencang ke arahnya. Dan..

Aku tidak kuat melihatnya dan menutup mataku tanpa bisa menolongnya karena mobil tadi terlalu cepat. Entah otakku serasa membeku tak bisa memerintahkan otot kakiku untuk segera berlari menolong Siwon.

Masih memejamkan mata karena takut dengan apa yang terjadi pada Siwon. Aku mendengar mobil berdecit dan menabrak sesuatu. Apa itu Siwon ? Dia roti sobek tiramisuku yang celaka ?

Aku pun memberanikan diri untuk melihat yang terjadi agar pertanyaan di benakku dapat terjawab. Aku mendapati Siwon masih di tengah jalan dengan wajah kagetnya. Mobil itu tidak menabraknya. Syukurlah akhirnya dia baik-baik saja.

Aku langsung berlari ke arah Siwon. Jujur, hal ini membuatku sangat takut. Bagaimana jika orang yang kucintai akan meninggal nantinya. Aku belum siap sama sekali.

"Oppa.. " kata kataku tercekat di tenggorokan seakan orang kehabisan nafas. Aku langsung berhambur memeluknya di tengah jalan saat itu juga. Aku sangat khawatir padanya.

"Seohyun-ah, kenapa kau kesini. Lebih baik kita ke tepi dulu" ucap Siwon sambil melepas pelukanku dan menggandeng tanganku ke tepi jalan di depan butik Lucia.

Saat sampai di depan butik, aku langsung memeluk Siwon kembali sambil terisak, aku menangis di pelukannya. Siwon pun membelai rambutku dengan sayang untuk menghentikan tangis khawatirku ini.

"Seohyun-ah aku tidak apa-apa tenanglah. Aku tahu kau menangis karena khawatir tapi sungguh aku tidak terluka sama sekali" ucap Siwon sekilas membuatku merasa tenang.

"Aku sangat takut kehilanganmu di depan mataku tadi. Jujur aku ingin berlari tapi kakiku tidak mampu menggapaimu." aku bicara dengan nada sengau karena sehabis menangis.

"Uljima.. sekarang kau lihat aku tidak apa-apa kan ? Sudahlah jangan menagis lagi, nanti cantiknya luntur kayak eyeliner kamu. Haha" ucap Siwon seraya tertawa kecil.

"Kau ini hampir saja dekat dengan maut tapi masih saja menggodaku" ucapku kesal sambil mencubit bagian perut sixpacknya itu.

"Aww, aku tidak terluka karena mobil itu tapi dilukai oleh calon istri sendiri. Dasar kau ini" dia berkata dengan pura-pura kesal. Hah, aku lega sekarang. Dia tetap Siwon yang seperti biasanya. Emosinya benar-benar terkendali.

"Tapi .. apa mobil tadi membanting stir sehingga tidak menabrakmu tadi ?" Tanyaku penasaran karena mobil itu tidak menabraknya sedikitpun.

"Ne, kurasa dia tahu aku berjalan sehingga dia membanting stirnya sampai menabrak tiang listrik itu. Kurasa remnya blong" jelas Siwon yang membuatku lebih lega sekarang. Terima kasih Tuhan sudah menyelamatkan calon suamiku ini.

A Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang