TWENTY TWO [END]

1K 97 12
                                    

"Kyuhyun... bangunlah !!! Jangan seperti ini kumohon.." sambil terisak Seohyun membangunkan Kyuhyun yang sudah tak sadarkan diri.

***

Semua langsung melihat kondisi Kyuhyun. Aku yang memangku kepalanya hanya bisa panik bagaimana kondisi Kyuhyun sebenarnya.

"Noona... aku minta maaf tapi sepertinya..." ucapan Suho terhenti.

Melihat raut wajah Suho yang menyesal membuatku teriris. Tidak, jangan sampai ini benar.

"Kyuhyun hyung, dia kehabisan darah. Perisai yang seharusnya melindunginya pun sudah hilang. Aku tidak bisa bilang dia sudah meninggal ataupun masih hidup. Yang aku tahu, kemungkinan terbesar Kyuhyun hyung akan koma entah sampai kapan." ujar Lay yang sudah memeriksa kondisi Kyuhyun.

"Tapi dia tidak mati kan ?" ujarku panik.

"Aku tidak bisa menjamin hal itu, tapi jantungnya masih berdetak walaupun hembusan nafasnya tidak ada."

"Lay, kau bisa menyembuhkan orang lain kan ? Kumohon sembuhkan Kyuhyun..." aku memohon pada Lay.

"Mianhae noona, kekuatanku juga terbatas. Luka Kyuhyun hyung terlalu parah. Perisai tubuhnya juga tidak ada. Aku tidak bisa menyembuhkan dewusi jika perisai itu tidak ada.", ucap Lay menyesal.

"Pasti ada cara menyembuhkannya kan ?" tanya Sehun terlihat khawatir.

"Lebih baik kita bawa ke hadapan dewa. Dan kau Kai, tolong antar Seohyun dan Sora ke Seoul." tanggap Suho. Kai pun mengiyakan.

"Aku tidak mau kembali jika suamiku tidak ikut ! Aku harus bersamanya..." teriakku pada mereka.

"Noona, aku paham bagaimana perasaanmu. Tapi kau tidak bisa ikut kami menghadap ketua dewusi dan dewa. Tempat itu terlarang untuk manusia." ujar Kyungsoo.

"Apa yang dikatakan Kyungsoo benar, kau harus menunggu Kyuhyun hyung. Ini yang terbaik. Lagipula dewusi lain juga banyak yang terluka. Kita harus menyembuhkan Kyuhyun dan yang lain dalam satu waktu." ujar Xiumin

"Bagaimana dengan suamiku ?" tanya Sora. Ia pasti juga berharap dr. Park selamat.

"Maafkan kami noona, selama ini ternyata dr. Park berada dibawah pengaruh Hongchul. Jadi..." ucap Suho terputus.

"Apa dia meninggal... ?" Sora bertanya dengan suara bergetar.

"Mianhamnida noona, kami tidak bisa menyelamatkannya. Aku tadi sudah menyuruh Lay mengobati luka sayatan di tubuhnya tapi dr. Park tidak bisa diselamatkan." Suho tampak menyesal.

Sora langsung menangis terisak mendekati jasad suaminya itu. Aku tahu bagaimana rasanya ditinggal orang yang sangat dicintai. Serasa dunia ini hancur dan dirimu akan merasakan kehampaan luar biasa.

"Eonni, bagaimana kita bawa jasad dr. Park ke Seoul untuk pemakamannya. Aku akan mengurus semuanya." saranku.

Sora mengangguk pasrah.

Aku pun meminta Kai untuk membawa jasad dr. Park bersama kami ke Seoul. Untungnya mereka semua setuju. Setelah ini, kami pun pergi ke tempat tujuan masing-masing.

A Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang