[ Part 3 ]

9.6K 497 12
                                    

Happy Reading

Berikan vote, komentar dan sarannya yaa

Thank you 😘😘

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

AUTHOR POV

Semua barang-barang Kanza sudah di pindahkan ke rumah Gita. Barang-barang yang penting di letakkan di kamar Kanza yang sudah disiapkan Gita dari 2 tahun yang lalu.

Gita memang sudah yakin kalau ia dan Kanza akan menjadi sahabat karena Kanza memiliki sifat yang sangat pas untuk Gita dan barang-barang Kanza yang tidak terlalu penting di letakkan di kamar tamu.

Sudah kurang lebih 1 tahun Kanza tinggal dirumah Gita. Awalnya Kanza merasa sungkan tinggal dirumah Gita tapi karena Gita, para asisten rumah dan supir Gita bersikap baik pada Kanza. Maka dari itu Kanza sekarang sudah mulai nyaman di rumah Gita.

Pertama kali pindah ke rumah Gita, Kanza heran karena tidak ada sama sekali alat ibadah dirumahnya.

Gita bilang semenjak bisnis orang tuanya semakin sukses dan mereka hidup dengan pekerjaan mereka masing-masing dan tidak memperdulikan Gita dan abangnya. Mulai dari situ lah Gita dan abangnya tidak pernah beribadah lagi.

Oleh karena itu Kanza mengajarkan Gita mulai dari cara ambil wudhu, cara Shalat, membaca Alquran, bersih-bersih rumah, memasak dan lain-lain.

Sekarang Gita sudah mulai pandai Shalat, ngaji, masak ,dll. Gita juga ingin abangnya pandai Shalat seperti dirinya. Tapi ia takut untuk mimbicarakan ini pada abangnya.

Gita mulai mengingat masa itu. Mulai dari orang yang paling dicintai abangnya meninggal akibat kecelakaan tunggal. Karena itu juga Abangnya menyalahkan Tuhan dengan apa yang terjadi saat itu.

Yang ada dipikiran abangnya saat itu, kalau Tuhan memang sayang padanya, kalau tuhan memang benar adanya, lalu kenapa Dia mengambil sesuatu yang sangat dicintainya. Mulai dari situlah ia membenci Tuhan dan tidak pernah beribadah lagi.

"Woi Gita. Gita... woi ... sadar... " panggil Kanza karena Gita dari tadi melamun dan tidak menyahut panggilan Kanza.

"Eh iya. Apaan Za?" Tanya Gita yang baru sadar dari lamunannya.

"Lo tuh ya, kalau dipanggil tuh ya mbok dijawab gitu."

"Maaf, lo tadi ngomong apa?" Tanya Gita tak bersemangat.

"Lo kenapa sih Ta? Kalau ada masalah cerita aja kali. Jangan di pendam sendirian, nanti lo cepat tua, cepat beruban, Ihhh."Ujar Kanza sambil bergedik ngeri karena membayangkan Gita cepat tua.

"Apaan sih lo Za? Lo nyumpain gue cepat tua ya. Dasar lo." Ujarnya pura-pura ngambek.

"Lo sih, gue panggilin dari tadi gak nyahut. Emangnya apa sih yang ganggu pikiran lo?" Tanya Kanza takut terlalu mencampuri urusan Gita.

"Gue tuh pingin abang gue juga pandai shalat biar dia gak terus-terusan buat dosa dengan membenci Tuhan." Jawab Gita sedih.

"Yaudah kalok gitu. Ajak aja abang lo shalat bareng." Usul Kanza.

"Mana mau lah dia. Lo kan tau dia benci banget sama Tuhan. Gue sampe gak habis pikir kenapa abang gue jadi begitu." Ujarnya sedih.

"Jadi gimana dong?"

"Gue juga gak tau,"

"Aha, gue punya ide. Gimana kalau....." Kanza membisikkan rencana yang ia punya agar abang Gita sedikit melupakan kebenciannya pada Tuhan dan mulai mempercayai dan menyayangi Tuhan lagi.

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang