[ Part 5 ]

8.5K 445 22
                                    

Hai....

Jangan lupa berikan vomment kalian yaa 😊😊😊

Happy Reading😘😘😘

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

AUTHOR POV

"Sepertinya bang Andi sudah mulai merasa bahwa tindakan ia yang membenci Tuhan itu salah. Dan semoga nanti bang Andi akan berubah dan mau beribadah lagi pada Tuhan." Ucap Kanza berdoa dalam hati .

"Git, gue rasa sih abang lo udah mulai percaya lagi sama Tuhan. Kalau menurut lo gimana?" Sambil mengerjakan tugasnya.

"Gue juga ngerasa sih. Semoga abang gue udah mau tobat ya Za." Ucap Gita senang.

"Sekarang bukan waktunya kita senang, sekarang waktunya buat rencana lagi supaya abang lo cepat tobat." Saran Kanza pada Gita.

"Bener tuh, tumben lo pinter." Ledek Gita dan dihadiahi lemparan bantal oleh Kanza.

"Enak aja lo!" Sambil melempar bantal kewajah Gita.

"Lo tuh yang jarang pinter, kan IQ lo jongkok." Ucap Kanza sambil tertawa karena sudah mengejek Gita.

"Ish lo mah. Bikin gue ngedrop tau gak." Ujar Gita pura-pura ngambek.

"Lo kok jadi ngambek sih Git. Kan gue cuma bejanda eh maaf becanda maksudnya, Maaf ya." Ujar Kanza tak enak hati karena sudah mengejek Gita tadi.

"Yaelah, lo masa percaya aja sih gue ngambek. Lo kan tau gue gak bisa ngambek sama lo." Ucap Gita yang juga heran dengan sikapnya itu.

"Yaudah buruan. Kita kan mau berangkat ke restoran . Nanti telat lagi." Ujar Kanza mengingatkan Gita kalau mereka akan ke restoran hari ini.

Kanza sudah kurang lebih 2 tahun bekerja sebagai pelayan restoran. Gita juga jadi pelayan, tapi dia baru 1 tahun lebih bekerja disana.

Kanza aja bingung kenapa Gita masih mau kerja sebagai pelayan padahal rumah dia besar dan sepertinya keluarganya memiliki uang banyak.

Saat Kanza bertanya kenapa, Gita bilang cuma mau nemenin Kanza sambil ngisi waktu kosong.

Mereka pun menyusun rencana yang pas untuk membuat bang Andi mempercayai Tuhan lagi. Karena apa yang sudah terjadi itu sudah takdir yang dibuat oleh Allah SWT dan Allah SWT tidak pantas disalahkan walaupun takdir kita tidak sesuai dengan harapan kita. Mereka pun berdoa agar rencana mereka berhasil.

*****

Keesokan harinya Kanza dan Gita masuk keruangan kelas mereka. Dan mereka baru mendapat kabar bahwa dosen pelajaran yang paling sering mereka sukai digantikan oleh dosen lain.

Terlebih lagi rumor mengatakan kalau dosen yang akan menggantikan dosen mereka itu tampan dan dipastikan seluruh wanita yang ada dikampus ini akan jatuh cinta padanya.

"Za," Panggil Gita saat mereka baru saja duduk di kursi mereka masing-masing.

"Kenapa?" Sambil menaikkan alisnya yang seolah bertanya pertanyaan yang sama.

"Lo tau gak? Kalok pak Budi bakalan digantiin sama dosen yang gantengnya super pake banget." Ujar Gita bersemangat.

"Hmm"

"Dan katanya lagi ya Za, dosen itu bakalan masuk ke kelas kita besok. Ahh gue jadi gak sabar ketemu dosen ganteng itu." Ujar Gita bahagia.

"Apaan sih lo, lebay banget." Ujar Kanza tak peduli, karena ia memang tidak tertarik sama sekali dengan dosen tampan itu. Karena dia tidak akan membuang waktunya hanya untuk menyukai dosennya sendiri.

Setelah sampai dirumah mereka pun membersihkan diri masing-masing dan shalat ashar bersama.

Zuhur tadi mereka shalat di mushollah kampus. Setelah mereka membereskan alat shalat mereka masing-masing, Kanza dan Gita pun turun untuk menantikan bang Andi di kolam renang.

Saat mereka sedang membahas dosen pengganti yang tampan itu, lebih tepatnya Gita yang membahasnya. Mereka mendengar suara mesin mobil dan sudah dipastikan kalau itu suara mobil bang Andi.

"Za itu suara mobil bang Andi." Ujar Gita.

"Iya gue juga denger kali. Yaudah sekarang lo yang harus pandai dalam merangkai kata yang pas biar hati bang Andi tersentuh." Ucap Kanza mengingatkan.

"Iya ya,tenang aja gue juara drama waktu gue SD. Jadi loh calm down aja, oke?" Ucap Gita bangga sambil mengarahkan jempolnya ke hadapan Kanza.

"Iya deh yang menang juara drama waktu SD itu." Ujar Kanza dengan nada meledek.

"Iya dong, Gita gitu loh." Jawab gita sambil menaikkan kerah bajunya.

Saat mereka sedang mengobrol, Andi keluar dari kamarnya setelah membersihkan diri. Saat ia keluar ia tak melihat Gita dan temannya itu. Andi pun pergi ke kamar Gita dan temannya, tapi ia juga tak menemui mereka. Andi pun turun dan bertanya pada bibi.

"Bi, liat Gita sama temennya gak bi?" Tanya Andi sopan sambil meneguk air dari kulkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bi, liat Gita sama temennya gak bi?" Tanya Andi sopan sambil meneguk air dari kulkas.

"Oh, mbak Gita sama mbak Kanza sedang di kolam renang den." Jawab bibi yang sedang memotong bawang.

"Oh yaudah, Makasih ya bi." Ucap Andi dan bibi pun menganggukkan kepalanya. Andi pun berjalan ke arah kolam renang.

Saat Andi sedang menuju ke arah kolam renang, Kanza dan Gita mendengar suara kaki Andi yang mendekat.

"Za, Bang Andi datang." Ucap Gita gugup .

"Iya, lo udah siap kan?" Ujar Kanza dan Gita pun mengangguk. "Semangat Git." Ujar Kanza memberi semangat.

Saat Andi sudah berada diambang pintu dan saat ia ingin menghampiri adiknya untuk bertanya bagaimana kuliahnya. Ia malah mendapati adiknya sedang menangis di sebelah Kanza.

"Za gue sedih, kenapa abang gue bisa kayak gitu. Udah berapa kali gue bilang sama bang Andi kalok tuhan itu gak mungkin salah. Tuhan hanya memberi ujian dan Ia ingin tau apakah bang Andi lulus atau tidak dalam menjalani ujiannya." Ucap Gita menangis sampai ia sesenggukkan karena ia mulai terbawa perasaan. Dan tanpa disadarinya sebenarnya kata-kata tadi itu murni suara hatinya sendiri.

"Iya gue tau. Sekarang kita hanya bisa berdoa aja supaya abang lo menyadari kesalahannya. Karena banyak yang sedih bukan hanya dia, lo juga sedih, orang tua lo juga sedih. Jadi abang lo sekarang harus mulai mengikhlaskan semuanya." Ucap Kanza lembut.

"Gue juga berharap gitu Za, tapi abang gue gak bakalan mau karena dia hanya sayang sama pacarnya itu. Dia gak sayang sama gue, dia gak sayang sama mama karena dengan ia begini mama juga pasti kena dosanya juga. Apa dia mau mama masuk neraka? apa dia mau gue juga masuk neraka?" Ucap Gita sambil menangis.

"Udah ya Git jangan sedih. Kalok lo nangis gue juga bakalan nangis." Ucap Kanza terharu karena ia tau kalau sekarang Gita memang beneran sedih.

Mereka pun saling bercerita tentang Andi sambil menangis. Sedangkan orang yang dibicarakan tadi, masih membeku ditempatnya berdiri karena sudah mendengar kesedihan adik tersayangnya.

----------------------------------------------

Jangan lupa vote , komentar dan sarannya ya 😄😄😄😄

THANK YOU

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang