Marry Me

8.1K 309 7
                                    

Ini cerita pendek pake banget.
Enjoy...

***

"Good morning."

Aku hanya balas tersenyum. Sedikit kesulitan membenarkan posisi dudukku karena model kursi pantri yang tinggi sementara sebelah tanganku terbalut perban. Dalam diam aku memperhatikannya. Dia ada di dapurku sekarang. Memasak, entahlah.. aku sendiri penasaran. Sejak kapan ada bahan makanan yang bisa dimasak di dapurku? Ya, biasanya aku lebih suka makan di luar atau memesan makanan cepat saji.

"Jus wortel, Bunny?" Dia tersenyum jahil seraya menyodorkan minuman berwarna jingga itu padaku.

Bibirku mengerucut. "Thank you." Balasku singkat dengan nada suara yang pura- pura kubuat sebal, lalu menyeruput jus buatannya. Hm.. lumayan. Dia tersenyum, mengacak rambutku kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya di dapurku.

Dia suka sekali memanggilku Bunny. Bukan.. bukan semacam panggilan "Honey, Bunny, Sweety" atau apalah itu. Bunny lebih kepada panggilannya untuk menggodaku karena aku sangat.. sangat suka sekali jus wortel. Awalnya memang menyebalkan. Tapi entah.. sekarang aku menikmati saat dia memanggilku begitu.

Dan aku kembali mengamati sosoknya. Aku masih tidak percaya. Dia benar-benar terbang, maksudku dengan pesawat, dari Sydney ke Jakarta. Meninggalkan pekerjaannya saat mendengar aku kecelakaan. Emm.. lebih tepatnya terserempet mobil. Sekarang aku percaya bahwa aku adalah prioritas utama dalam hidupnya.

Mapan, baik 'dalam berbagai hal', good looking, dan yang lebih penting.. dia peduli padaku. Hmm.. calon suami sempurna. Itu menurut teman-temanku. Menurutku? Dia tidak lagi sempurna, melainkan terlalu sempurna.. untukku. Dan itu membuatku ragu, bukan terhadapnya. Tapi ragu pada diriku sendiri. Walaupun aku tahu tidak ada yang sempurna di dunia ini.

"Sandwich for Bunny. Is this okay for your breakfast?" Sepiring sandwich dengan telur dan teman-temannya tersaji dihadapanku. "Sorry, aku hanya bisa membuatkanmu ini."

Sorry? Yang benar saja. Aku bahkan tidak pernah sarapan. Aku belum sempat membalas ucapannya.

"Semalam aku membeli beberapa buah, dan bahan makanan."

Dia membuka lemari esku. Dan wow.. isinya sangat penuh. Semalam dia merampok pasar swalayan?

"Lain kali buatlah sesuatu. Jangan terlalu sering memesan junk food." Lanjutnya seraya meraih botol saos lalu menutup pintu lemari es. "Okay?" Dia menatapku.

"Kau terlalu baik untukku." Entahlah, justru kalimat itu yang keluar dari mulutku.

Dia berjalan menghampiriku. Menuangkan saos di atas sandwichku dan berkata.

"Marry me then."

***
END

Thanks.
Love,

M

Kumpulan Cerita Pendek (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang