The Most Embarrassing Day

3.7K 165 23
                                    

Valyra Wulandari terlihat baru saja turun dari taksi yang mengantarnya ke depan sebuah rumah dengan dominasi warna krem pada dindingnya. Gadis yang biasa dipanggil Val itu kemudian sibuk menempelkan ponselnya ke telinga sambil kepalanya clingak-clinguk memperhatikan rumah di depannya itu. Dari balik pohon mangga yang memang sengaja di tanam sang pemilik rumah belasan tahun lalu, Valyra masih berusaha menghubungi seseorang di sebarang sana, tapi sudah tiga kali sambungannya itu hanya dijawab oleh si mbak operator.

Valyra berdecak sebal. Pandangannya tertuju pada Toyota Rush hitam yang terparkir di depan garasi. Dia sudah berbalik badan, memutuskan untuk pulang saja. Tapi kemudian urung mengingat ongkos taksi yang tidak murah untuk mencapai ke tempat ini dari kampusnya. Lagian kenapa sih tadi naik taksi segala, sok tajir, cibirnya dalam hati.

Dibalikkannya badannya lagi ke posisi semula, kali ini ia memutuskan untuk bertamu layaknya seorang tamu, mengetuk pintu, mengucap salam, dan bertanya apakah orang yang dicari ada di rumah. Oke, dia siap. Valyra siap. Gadis itu sudah bersiap untuk melangkahkan kakinya saat bersamaan sebuah suara pssstt... pssstt... seperti memanggilnya. Kepalanya clingukan lagi, kali ini mencari sumber suara. Kepalanya menengadah ke atas pohon mangga di hadapannya. Barangkali ada orang iseng yang mau nyolong mangga dan ingin mengajaknya kerja sama, begitu pikirnya. Tapi tidak ada siapa-siapa di sana, bahkan ternyata mangganya pun tidak ada. Ck.

"Psssttt..." suara itu lagi. "Psssssttt... Mbak Val sebelah sini."

Valyra memutar tubuhnya ke kanan, sebuah kepala melongok dari balik tanaman teh-tehan yang sengaja dibuat sebagai pagar, lengkap dengan tangan yang melambai-lambai ke arahnya. Dahi Valyra tertekuk, matanya menyipit, pertanda sedang ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Namun sesaat kemudian suara jeritan tertahannya terdengar, hampir saja tubuhnya nyungsep ke balik semak-semak karena baru saja tangannya ditarik oleh si pemilik kepala dan tangan tadi. Menimbulkan bunyi krusuk yang cukup nyaring.

"Ssstt... jangan berisik." Mega—si pemilik kepala dan tangan—menempelkan jari telunjuknya di depan mulut, kemudian segera membetulkan posisi jongkoknya. Pandangannya kembali menelusuri bagian depan rumah dengan seksama. Sementara di sebelahnya, setelah beres membersihkan beberapa daun teh-tehan yang nyangkut di rambutnya, Valyra menyamakan posisi, matanya mengikuti arah pandang Mega.

"Liatin apaan, sih?" tanya Valyra berbisik.

Pandangan Mega beralih pada Valyra yang berjongkok di samping kirinya. Bukannya menjawab dia malah balik bertanya, "Mbak Val ngapain ngumpet di belakang pohon?" dengan berbisik juga. Walaupun sebenarnya, nih... tanpa berbisik pun tidak akan ada yang mendengar mereka.

"Gue nunguin lo, tau. Dari tadi kok HP lo dihubungin nggak bisa?" jawab Valyra memberikan alasan, tapi itu hanya alasan pendukung saja. Alasan utama yang sebenarnya adalah ia enggan bertemu si pemilik Rush hitam sendirian.

"Oh, HP gue lobet. Mati. Koit. Isdet," Mega menjawab mantap, karena memang itu jawaban yang sebenarnya dan sesungguhnya.

"Lo sendiri ngapain ngumpet di semak-semak gini? Ini kan rumah lo sendiri?" Nah, ini dia tadi yang bikin kening Valyra tertekuk serta matanya menyipit. Untuk apa Mega—yang sah secara biologis dan hukum sebagai anak dari pemilik rumah ini—yang sudah 17 tahun tinggal di rumah tersebut—yang berarti adalah pemilik rumah ini juga, ber-psstt... psstt... sambil jongkok ngumpet di balik semak-semak di halaman rumahnya sendiri?

"Abis ada 'Princess'. Pasti ntar dia carmuk sama gue di depan Mas Awan. Nanya inilah, itulah, SKSD. Males, ah," begitulah jawaban Mega.

Omong-omong, "Princess" yang dimaksud Mega tadi nama sebenarnya adalah Putri. Berhubung tingkah dan lakunya yang ayu, baik, ramah, lemah lembut, bagaikan Putri Raja dengan tambahan kata SOK di depannya, alhasil Mega menjulukinya "Princess" dengan tanda kutip. Ingat ya... dengan-tanda-KUTIP. Well, si Putri ini adalah pacar barunya Awan, yang tak lain dan tak bukan adalah kakak laki-laki, Mas, Abang, Aa, Uda, Bli, Koko, Brother, dst-nya Mega. Jangan ditanya bagaimana capernya si pacar baru itu di depan semua keluarga Awan. Nah, Awan inilah pemilik Toyota Rush hitam yang enggan ditemui Valyra seorang diri.

Kumpulan Cerita Pendek (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang