6

39.9K 1.7K 48
                                    

Senja

Ya Tuhan, Sayu beneran menyuapiku, ntah sadar atau tidak akupun membuka mulutku, menerima suapannya, kulihat Sayu tersenyum tipis, lalu menyendok kembali es creamnya, dan memasukanya kemulutnya, bibirnya kenapa jadi begitu menggoda hanya karna makan es cream.

Tuhan sepertinya otakku semakin rusak, sejak kapan aku tergoda dengan bibir seorang gadis, ini benar-benar gila.

Sendok itukan bekas dia nyuapin aku, kok Sayu ga jijik, ah Sayu kenapa dia terlihat semakin manis saja.

"Apa mukaku aneh?" Pertanyaan Sayu membuyarkan fikiranku.

"Apa, kenapa tanya begitu?" Jawabku bingung.

"Kamu ngeliatin akunya gitu banget" jawab Sayu kalem.

"Emang iya?" Aku malah bertanya.

Sayu hanya mengangguk kalem, kenapa aku begini, jangan-jangan saat aku berfikiran aneh tadi, tanpa sadar aku terus menatapnya, malunya.

Setelah semua selesai makan, Juno meminta ketoko mainan, Sayu menurutinya, dengan penuh perhatian dia menemani Juno memilih-milih mainan yang dia suka, aku hanya memperhatikan mereka dengan sesekali saling lirik dengan Sayu.

Selesai dengan mainan Juno, kamipun langsung pulang, sampailah mobil sayu didepan rumahku, kali ini Sayu mengantarku lebih dulu sebelum Juno, karna kulihat Juno tertidur dijok belajang.

"Maaf ya tadi lama, kamu pasti kecapean" ucap Sayu menatapku begitu lembut.

Dan tangannya kurasakan mengusap rambutku pelan, jangan tanya jantungku, karna dari tadi sudah meletup-letup, demi apa, kenapa jantungku bisa begini karna seorang gadis Tuhan.

"Ga..ga cape kok, ga lama juga" jawabku rada terbata.

Sayu tersenyum karna jawabanku, matanya tak lepas dari memandangku, bikin aku makin salah tingkah saja.

"Terimakasih bu guru cantik juga baik" ucap Sayu kemudian.

Apa dia baru saja menggombaliku, tapi hatiku rasanya tidak risih dengan ucapannya dengan perlakuanya, malah sepertinya hatiku suka-suka saja dengan semua itu.

"Makasih buat?" Tanyaku.

"Karna sudah nemenin aku sama Juno tadi" jawabnya.

"Itu sih gak perlu makasih, aku seneng kok" jawabku keceplosan dibagian akhir.

"Seneng?" Tanya Sayu menyelidik dengan tatapnya.

"E..a..maksudku seneng karna Juno lucu" jawabku ngeles malu.

Kulihat Sayu hanya mengangguk dengan jawabanku, dari tadi dia tidak lepas menatapku, ntahlah apa yang dia lihat diwajahku.

"Aku keluar yah" ucapku.

Bisa mati gugup kalau makin lama ditatapnya.

"Iya" jawabnya.

Lalu akupun segera membuka pintu mobil, tapi sebelum itu kulakukan, lagi-lagi tanganku ditarik lembut seperti kemaren, lalu sebuah ciuman lembut juga hangat kurasakan menempel beberapa detik dipipiku, Tuhan, Sayu menciumku, jantungku.

Jantungku, sepertinya lebih meletup-letup tak terkendali, antara kaget dan suka, ah aku semakin gila saja bukan, lalu kurasakan Sayu dengan santainya melepas ciumanya.

"Itu sebagai ucapan terimakasih untuk hari ini" ucapnya.

Aku tidak berani menatap wajahnya, aku yakin saat ini pipiku merah lucu.

"I..iya" jawabku gugup.

Lalu akupun turun dari mobilnya.

"Terimakasih, hati-hati ya" kataku setelah menutup kembali pintu mobilnya.

Sayu mengangguk, dengan tersenyum tipis tapi manisnya itu, lalu melambaikan tangannya, dan mobilnya mulai meninggalkan depan rumahku.

Aku masih memandangi mobilnya yang kian tak terlihat, lalu tanganku menyentuh pipi yang tadi disentuh bibirnya, kupejamkan mataku kuusap pelan pipiku, dan anehnya bayang manis Sayu langsung muncul difikiranku, bibirnya lembut, hangatnya masih terasa padahal cuma dipipi.

Ini aneh, sungguh sangat aneh, aku seperti orang yang...........

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang