11

38.1K 1.7K 102
                                    

Senja

Berdua dengan Sayu dikamar yang terkunci, diranjang yang sama, membuat jantungku berdebar beringas, dengan gugup aku baringkan tubuhku disebelahnya, mencoba pejamkan mata, berharap bisa tidur dengan nyenyak agar lupa dengan debar jantungku yang tak terkendali.

Sepertinya hampir sejam mataku aku pejamkan, agar bisa tertidur, tapi nyatanya aku tak tidur-tidur juga, sampai kurasa ada pergerakan disebelahku, apa Sayu juga belum tidur, aku merasa Sayu semakin mendekat, mungkin Sayu fikir aku sudah tertidur.

Lalu aku merasa pipiku dielus lembut, setelahnya pindah kebibirku, jantungku ya Tuhan, aku harus bisa menahannya agar jantungku tak meronta, tapi sentuhan jari Sayu dibibirku membuat tubuhku reflek tergerak, setelahnya kurasakan Sayu menarik tangannya cepat, semoga Sayu tidak tau kalau aku belumlah tertidur.

Tak ada sentuhan lagi setelahnya  sampai beberapa menit mungkin Sayu mencoba tidur, fikirankupun tak tentu memikirkan semua kejadian malam ini, sampai aku merasa mataku mulai berat.

*************

Ketukan pintu mengusik tidurku  memaksaku membuka mata, saat kubuka mataku jantungku langsung berdebar hebat antara kaget dan gugup, setelah tersadar aku dalam pelukan Sayu yang sedang menatapku.

Aku tundukkan kepalaku tak berani menatapnya, dia sudah bangun dan tidak membangungkanku, dia tetap memelukku, bagaimana bisa aku terbangun dipeluknya, bukankah semalam posisinya tak begitu, ah ntahlah.

Fikiranku dibuyarkan dengan suara ketukan pintu seperti tadi, kini tak hanya ketukan pintu tapi juga terdengar suara Davi membangunkan aku dan Sayu, apa sudah terlalu siang sampai Davi membangungkan kami.

Perasaan baru tertidur sebentar, akupun dengan cepat turun dari ranjang untuk membuka pintu, tepat saat tanganku sudah meraih gagang pintu, kurasakan seseorang memelukku dari belakang, membuat tanganku terhenti seketika untuk membuka pintu.

Kuraskan pelukan yang semakin erat dan sangat menghangatkan,
bahkan hangat nafas Sayu terasa  tepat dileherku, membuat tubuhku merinding seketika, satu tangannya meraih tanganku yang masih memegang gagang pintu, lalu menariknya dan menggenggamnya lembut.

Perlahan aku merasa tubuhku diputar untuk menghadap Sayu, lalu Sayu mendorong pelan tubuhku kepintu, setelahnya bibir lembutya kurasakan sudah menjamah bibirku, tapi ntah kenapa aku sama sekali tak menolak.

Kali ini tak hanya kecupan, tapi kurasakan lumatan demi lumatan lembut menghujani bibirku, jantungku semakin meronta tak tentu, seiring bibirku yang dengan sendirinya membalas tiap lumatan bibir Sayu.

Suara pintu dan Davi sudah sama sekali tak kuhiraukan, terkutuklah aku, diluar tunaganku sedang membangunkanku yang dia kira masih tidur, tapi nyatanya dibalik pintu, aku malah tak kuasa menolak cumbuan seorang gadis, yang adalah sepupunya sendiri.

Ntah sudah lumatan yang keberapa kali, tapi sepertinya kami enggan menyudahinya, kurasakan Sayu semakin mencumbu bibirku dengan liar  bersama deru nafasnya yang mulai memburu, tangannya mulai membelai tubuhku.

"Aahhsshh" desahku tak bisa kutolak.

Saat tangan Sayu mulai meremas dadaku meskipun masih terhalang baju.

Tapi seketika kudorong tubuh Sayu, saat lagi kudengar suara ketukan pintu, dengan suara yang bukan milik Davi tapi suara Shela, aku berusaha mengatur nafasku yang tak kalah memburunya dengan Sayu.

Kulihat sorot mata Sayu menunjukan kecewanya disana, tapi aku bisa apa, mau tak mau harus membuka pintu, kulihat Sayu berjalan kekamar mandi, setelah nafasku kembali santai, lalu akupun membuka pintu, memasang muka pura-pura masih ngantuk didepan Shela, dengan sedikit penjelasan bohongku kurasa Shela percaya kalau aku dan Sayu baru terbangun.

**********

Setelah aku dan Sayu bergantian untuk mandi, kamipun keluar kamar menuju meja makan, karna tadi Shela nyuruh untuk sarapan bersama, aku dan Sayu jalan berdampingan tapi tak ada obrolan, sepertinya kita sibuk dengan fikiran masing-masing.

Sampai dimeja makan, aku duduk bersebelahan dengan Sayu, kulihat sudah ada Davi,Shela dan juga orang tua Davi tentunya.

"Sayang, tidur apa pingsan si? Kok susah dibangunin" tanya Davi mencandaiku.

"Maaf, ngantuk banget" jawabku tersenyum.

"Sayu juga, kalian berdua cantik-cantik tapi tidurnya kaya orang pingsan" lagi kudengar candaan Davi.

Kulihat Sayu hanya tersenyum tipis menangapi ucapan Davi, matanya melirikku lembut mendebarkan.

"Udah-udah kita sarapan dulu, jangan ledekin mereka terus Dav" ucap ayah Davi.

Yang membuat semua orang dimeja makan tersenyum.

"Sayang, setelah sarapan kita jalan-jalang bareng Shela, dan teman-temannya juga, kamu juga ikut Sayu" ucap Davi padaku dan sayu.

Kulihat Sayu hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Aku gak bawa baju ganti Dav" jawabku.

"Soal itu gak usah khawatir sayang, kamu sama Sayu pilih salah satu baju yang kalian suka dikamar Shela aja, ya gak Shel?" Ucap davi lagi.

Aku dan Sayu hanya bisa meng'iyakan saja, gak ada salahnya jalan-jalan bersama mereka.

Kulirik lagi gadis disebelahku, yang sedang meneguk minumannya, lalu tiba-tiba kurasakan satu tanganku yang ada diatas pahaku digenggam lembut, deg.........

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang