29

24.8K 1.3K 753
                                    

Senja

Setelah mobil Sayu meninggalkan rumahku, akupun segera masuk kedalam rumahku, ingin rasanya secepatnya berbaring diranjangku dan beristirahat, tapi langkahku terhenti diruang tamu saat ayahku menyuruhku untuk duduk sebentar.

Akupun menurutinya, aku duduk didepan ayah dan ibuku, ntahlah apa maksudnya aku disuruh duduk begini.

"Senja, sebenarnya sedekat apa hubungan kamu sama nak Sayu?" Tanya ayahku tiba-tiba.

Yang tentu saja seketika membuatku deg-degan kaget, dan fikiranku jadi kemana-mana, apa mungkin orang tuaku tau sesuatu tentang aku dan Sayu?

"Mak..maksud ayah?" Tanyaku sedikit gugup.

Dalam hati aku tau pasti maksud ayahku.

"Senja, ayah tau kamu punya banyak teman, tapi kamu sama nak Sayu terlihat beda, kalian terlihat sangat dekat" ucap ayahku.

"Memangnya ada yang salah yah, Sayu itu kan saudara Davi" jawabku berusaha tenang.

"Kalau cuma seperti itu kedekatan kalian ayah si tidak heran, tapi tadi ayah dan ibu melihat sikap nak Sayu yang beda menurut ayah, dan kamu terlihat tidak menolak" lagi ucap ayah.

"Beda gi..gimana maksud ayah?" Tanyaku kawatir.

"Tadi kami melihat, nak Sayu mencium kening kamu, lalu meluk kamu Senja, apa itu wajar dilakukan teman?" Lagi ucap ayahku.

Yang membuat jantungku tak tentram karna takut, takut ayah ibu semakin berfikikir jauh tentang aku dan Sayu, meski kenyataannya aku dan Sayu memang telah berhubungan jauh.

"Senja rasa tidak ada yang aneh yah, maaf ayah, ibu, senja mau kekamar, senja cape" jawabku.

Setelahnya aku segera berlalu, menuju kekamarku menghindari pembicaraan itu, yang tentu saja semakin manambah cemas dihatiku.

Bagaimana cara memulai memberitau orang tuaku juga Davi? Kenapa rasanya begitu takut begini.

*********

Malam ini, setelah kejadian kemaren Davi mengajakku untuk makan malam berdua, akupun menerimanya, awalnya kufikir hanya mengajakku makan seperti biasa, karna dari awal kita jalan sikap Davi terlihat biasa.

Tapi ditengah acara makan, tiba-tiba Davi menayakan hal yang memang aku takutkan.

"Senja, apa selama ini ada yang tidak aku tau tentang kamu dan Sayu?" Tanya Davi.

Yang seketika menghentikan aktivitas makanku, bahkan makanan yang sudah berada didalam mulutku mendadak susah ditelan rasanya.

"Maksud kamu bagaimana?" Tanyaku balik, berusaha setenang mungkin.

"Kalian terlihat begitu dekat, dan apapun yang dilakukan Sayu padamu, kamu terlihat tak bisa menolak" ucap Davi, menatapku seolah menyelidik.

Jantungku berdetak dengan gelisah sekarang, karna ucapan Davi, biarpun baru kali ini Davi bertanya, tapi ternyata dari awal Davi sudah diam-diam memperhatikan.

"Mungkin cuma perasaan kamu saja" jawabku, berusaha menyembunyikan rasa gugupku.

"Tadinya kufikir begitu, tapi setelah beberapa kejadian akhir-akhir ini, kurasa kalian memang lebih dekat dari yang kutau" lagi terdengar ucap Davi.

Sepertinya Davi memang mulai mencurigai aku dan Sayu, tapi aku tak berniat menangapi ucapnya, meski sudah kehilagan selera tapi aku berpura melanjutkan makanku.

"Jadi, kamu ngajak aku makan cuma buat bahas ini?" balasku.

"Karna aku merasa kamu sembunyiin sesuatu dari aku Senja" jawab Davi.

Aku semakin tidak nyaman dengan pembicaraan ini, haruskah aku jujur sekarang, tapi rasanya aku tak punya keberanian, aku butuh Sayu disaat begini, dia yang tidak takut apapun, dia yang bisa melakukan apapun.

Harusnya ini kesempatan yang bagus untuk jujur pada Davi, agar semuanya tak semakin rumit, tapi mulut ini rasanya tak sanggup mengucapnya.

"Aku males bahas hal kaya gini, aku mau pulang" ucapku ketus.

Lalu akupun beranjak dari dudukku untuk berjalan keluar, tapi Davi menarik tanganku mencegah jalanku.

"Senja, aku antar kamu" ucap Davi.

"Gak perlu, aku bisa pulang sendiri" jawabku.

"Pokoknya aku anter kamu" ucap Davi, setelahnya menarik tanganku menuju mobilnya.

Aku diam dengan hatiku yang kesal, biarpun seharusnya aku tak boleh kesal, karna yang Davi ucap benar adanya tentangku dan Sayu, tapi ntah mengapa rasanya sangat kesal Davi membahas itu.

"Kenapa kamu marah? kamu belum jawab perntanyaan aku, jadi benar ada yang tidak aku tau tentang kamu dan Sayu?" lagi terdengar tanya Davi.

Aku fikir setelah didalam mobil Davi lupa bahasan tadi, aku fikir setelah tau aku kesal dia tidak akan bertanya-tanya lagi.

"Aku udah bilang gak mau bahas ini kan Dav" jawabku emosi.

"Senja, tolong jangan buat aku bingung sama kedekatan kalian" lagi ucap Davi terdengar memohon.

"Hentikan mobilnya sekarang" ucapku.

Terlihat Davi yang langsung menengok kearahku, aku menatapnya tajam.

"Jadi benar kamu ada apa-apa dengan Sayu? karna kalau tidak kamu tidak akan semarah ini" ucap Davi, yang memang betul adanya.

"Aku bilang hentikan mobilnya" ucapku sedikit berteriak.

Yang seketika membuat Davi menginjak rem mobilnya, lalu menepikan mobilnya dan berhenti.

"Senja tunggu" cegah Davi memegang tanganku, tapi aku menepisnya.

"Maafkan aku sebelumnya Dav, aku rasa, aku.. aku tidak bisa melanjutkan pertunagan kita, sekali lagi aku minta maaf"
ucapku akhirnya.

Lalu kulepas cincin pertunagan darinya, aku taruh didasbor mobilnya, aku tau aku jahat, tapi ini keputusanku.

Mungkin memang tak boleh ditunda lagi, sebelum semakin menyakiti Davi, aku tau yang kulakukan pada Davi itu keterlaluan, tapi inilah adanya, inilah pilihan hatiku.

Lalu akupun bergegas membuka pintu, kutepis tangan Davi yang lagi mencoba memegang tanganku, dengan wajahnya yang begitu kaget atas ucapku, setelahnya aku langsung keluar, tepat saat aku keluar, kulihat sebuah mobil merah berhenti tepat didepan mobil Davi, membuatku begitu kaget karnanya.

Pemilik mobil merah itupun keluar dari mobilnya, langsung berjalan kearahku, lalu menarikku kedalam peluknya, dan saat itu juga Davi keluar dari mobilnya dengan pandagan nanarnya....

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang