24

28.9K 1.4K 192
                                    

Sayu

Semakin kehari rasa inginku pada Senja serasa kian tak terbantah, meski mungkin aku tau ujung yang bagaimana dari semua ini, tapi ntahlah rasanya hanya ingin terus memilikinya.

Aku tau dan sangat sadar, aku bersalah pada kak Davi, aku yang tak bisa memimpin hatiku untuk tak menginginkan Senja, aku yang justru dengan sengaja selalu mencuri waktu untuk bersamanya.

Tapi apa dayaku, aku yang tak mampu melawan hatiku, aku yang tunduk dibawah hatiku, yang selalu terus menerus ingin mendekap Senja.

Mendekapnya hanya untukku seorang, seperti malam tadi sampai pagi ini, waktu terindah dan paling sempurna yang pernah kupunya, waktu dimana tak ada jarak yang memisahkan nafas kami, waktu dimana bebas meyuarakan isi hati melaluih desah.

Pagi ini aku masih dirumah Senja, setelah menginapku semalam, aku tak lantas pulang, karna niatku mau mengantar Senja kesekolah, Senja juga sudah menyuruh kak Davi untuk tak menjemputnya.

Aku sengaja mengajak Senja berangkat lebih awal untuk sarapan diluar saja.

Tapi apa yang sudah kuniati sepertinya akan berantakan, karna saat aku dan Senja keluar kamar untuk berangkat, diruang tamu sudah ada kak Davi yang sedang menggobrol dengan ayah Senja, mendadak hatiku jadi serasa ingin meledak.

Apa kak Davi sengaja, padahal sudah jelas-jelas tadi aku mendengar Senja berbicara ditelfon menyuruh kak Davi untuk tak mengantarnya.

"Sayang, aku mau mastiin kamu udah baik-baik aja" ucap langsung kak Davi saat melihat Senja.

"Aku udah baikan Dav, baikkan banget malahan tadi" jawab Senja.

"Sayu, kok kamu disini?" Tanya kak Davi padaku.

"Aku nginep kak" jawabku santai.

Terlihat raut kak Davi seperti bingung, lalu menatap Senja seolah meminta penjelasan, tapi Senja menghindari tatapan kak Davi, dan memilih melihat kesembarang.

Pasti kak Davi mulai bertanya-tanya sedekat apa aku dengan Senja, tapi biar sajalah, mungkin cepat atau lambat kak Davi harus tau, kak Davi harus mau merelakan Senja hanya untukku.

"Ya udah sayang, ayuk aku yang anterin kamu kesekolah" terdengar lagi ucap kak Davi.

Kutatap Senja yang juga menatapku, terlihat kebingungan dimatanya membuatku merasa kasihan, jika aku menuruti egoku pasti akan membuat Senja menjadi sulit.

Didepan orang tua Senja, posisiku dalam hubungan Senja dan kak Davi, memanglah aku yang harus mengalah, karna pasti tidak akan ada yang membenarkan jika aku punya hak atas Senja, kak Davi yang lebih berhak sekarang.

"Sayang kok diem? udah mau berangkatkan? ayuk" lagi ucap kak Davi sambil menggenggam tangan Senja.

Tapi seperti tadi, Senja terlihat enggan menangapi ucapan kak Davi, karna kuyakin Senja bingung dengan jawabannya.

Tak mau membiarkan Senja terus kebingungan, akupun mau tak mau ya harus mau.

Akupun berpamitan pada orang tua Senja untuk pulang duluan.  Senja menatapku seperti tak mengizinkanku pulang, aku memberinya senyum tipisku, agar Senja tak perlu merasa bersalah dalam situasi ini, karna memang bukan salahnya.

"Senja, nanti pulang aku yang jemput" ucapku pada Senja.

Tak kupeduli mereka disini mau menganggapku bagaimana, mungkin waktunya sudah harus dimulai untuk memperjelas ingin dihati.

"I..iya" jawab Senja gugup.

Lalu akupun melangkah tapi terhenti karna kak Davi.

"Sayu, maksud kamu?" tanya kak Davi, seperti ingin tau sesuatu.

"Gak ada kak" jawabku santai, lalu kembali melangkah.

***********

Seperti ucapku pada Senja, sekarang aku menunggu Senja didepan sekolah, aku menunggunya didalam mobil, kulihat Senja sudah berjalan keluar, akupun hendak membuka pintu mobilku untuk menghampirinya.

Tapi, lagi dan lagi sialnya terlihat mobil kak Davi memasuki area sekolah, jadi kak Davi tetap menjemput Senja, meski tadi pagi aku sudah bilang aku yang akan menjemputnya, dan situasi seperti ini pastinya akan terus dan terus terulang, ntah disengaja ataupun tidak.

Aku urungkan niatku keluar dari mobil, Kulihat Senja berhenti berjalan saat melihat mobil kak Davi berhenti, lalu kak Davi keluar dari mobilnya, aku masih diam didalam mobilku, aku yakin kak Davi pasti melihat mobilku.

Kak Davi berjalan menghampiri Senja, yang masih berhenti ditempatnya, ntahlah apa yang sedang mereka bicarakan, aku memperhatikan dari dalam mobil, sampai aku melihat Senja yang akan berjalan, tapi ditahan kak Davi.

Terlihat Senja berusaha menyingkirkan kedua tangan kak Davi dari pundaknya, tapi kak Davi masih berusaha menahan Senja.

"Gak perlu terlalu memaksa kak"
Ucapku dibelakang kak Davi.

Lalu aku berjalan, kusingkirkan salah satu tangan kak Davi dipundak Senja, lalu kutarik pelan tangan Senja mendekat padaku, terlihat wajah kaget kak Davi, dengan mata menahan emosi menatapku, tapi itu tidak sedikitpun membuatku merasa gentar....

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang