33

24.4K 1.2K 262
                                    

Senja

Pagi ini aku terbangun dipelukan dia sipemilik segalaku, pelukan ternyaman yang pernah kudapat selama hidupku.

Dia masih tertidur dengan begitu tenangnya, pasti dia sangat kelelahan setelah semalam memberiku nikmat berulang-ulang. Siapa sangka gadis yang tak banyak bicara dan selalu terlihat tenang ini, ternyata selalu begitu liar saat diranjang, yang menambah kesan hotnya, yang menambah pesonanya.

Saat aku masih terlena memandangi wajahnya yang begitu banyak pesona, tiba-tiba saja mata teduhnya terbuka, yang tentu saja langsung bertemu tatap dengan mataku yang begitu dekat dengannya.  Senyum tipis nan manisnya seketika tercipta, tangannya langsung memberi elusan hangat dipipiku.

"Pagi Senjaku" ucapnya terdengar sangat manis, ditambah suara khas bangun tidurnya.

Aku terus menatapi wajahnya, begitu juga dia dengan tangannya yang tak henti memberi elusan ditiap inci wajahku.

"Pagi juga Sayuku" jawabku semanis mungkin.

Kami masih saling tatap didalam selimut yang sama, seolah tak pernah bosan seolah lewat tatap saja kebahagiaan sudah bermunculan.

"Kenapa natapin aku kaya gitu? inget yang semalam? atau kamu mau kita sekarang mengulang lagi yang semalam?" tanya Sayu.

Yang membuatku malu gugup dibuatnya, pasti wajahku sudah merona banget sekarang, dasar Sayu kalau ngomong suka bikin aku gugup gak karuan.

"Maunya kamu" jawabku, hendak beranjak dari ranjang karna malu.

Tapi Sayu menarik tanganku, yang membuatku kembali kepeluknya, dan kurasakan keningku dikecupnya lembut.

"Mau kemana hmm?" tanya Sayu masih memelukku.

"Mau mandi" jawabku dipeluknya.

"Bareng ya" ucapnya sangat menggoda.

Aku seketika mengangkat wajahku, memandangnya yang sedang tersenyum tipis, ya Tuhan, pagi-pagi saja dia sudah mulai menggodaku begini.

"Ihh engak.. dasar mesumnya kamu" jawabku.

Setelahnya aku beranjak dari ranjang, dan belari kekamar mandi, menghindari tatapnya yang selalu membuatku gugup, dan membuatku merona malu dibuatnya.

***********

4 hari dirumah Sayu, meski nyaman tapi tentu saja fikiranku selalu teringat orang tuaku.  Dalam 4 hari ini aku selalu berkomunikasi dengan adekku untuk saling bertanya kabar, adekku bilang sejak malam itu, malam dimana aku pergi bersama Sayu, ibuku masih saja sering menangis mengingatku.

Kini adekku juga sudah tau semua tentangku dan Sayu, tapi aku lega karna adekku sepemikiran dengan ibu Sayu, meski adekku tak melarang hubunganku dengan Sayu tapi bukan berarti juga adekku mendukung, adekku hanya menyerahkan semuanya padaku yang menjalaninya.

Aku bersyukur adekku berfikiran sedewasa itu, bisa mengerti dan menerima keadaanku dengan cinta terlarangku bersama Sayu.

Malam ini Sayu mengajakku mengunjungi orang tuaku, untuk melihat mereka dan juga kembali untuk coba meminta restu, kini aku dan Sayu sudah siap untuk pergi, tapi sebelumnya Sayu mengajakku untuk menemui ibunya terlebih dulu.

"Bu, ibu ikut Sayu buat bertemu orang tua Senja ya?" ucap Sayu pada ibunya.

"Apa nanti malah tidak menjadi semakin rumit? kalau ibu ikut bicara pada orang tua Senja" jawab ibu Sayu.

"Kurasa tidak bu, bukankah akan lebih baik bila ibu bertemu orang tua Senja, sekalian berkenalan karna bagaimanapun nantinya kita akan jadi keluarga" ucap Sayu terdengar sangat serius.

"Baiklah kalau begitu mau kamu, ibu akan ikut untuk bertemu orang tua Senja, ibu berharap semoga keadaan yang memanas akan segera menjadi hangat" jawab ibu Sayu.

Aku senang mendengarnya, meski aku tak tau apa orang tuaku akan menyambut baik ibu Sayu, mengingat kemaren saja ayahku mengusir Sayu.

"Bu terima kasih, tapi...Sayu mau...ibu sekalian lamarin Senja buat Sayu" ucap Sayu terdengar malu-malu.

Yang membuatku seketika menatap wajahnya tajam, dan membuatku juga malu didepan ibu Sayu dibuatnya, dasar Sayu aneh keadaan masih begini malah ngomongin lamaran.

Ibu Sayu terlihat tertawa menangapi ucapan Sayu, Sayu pun tersenyum aneh atas ucapnya barusan.

"Kamu ya, keadaan masih begini saja pakai ngomongin lamaran, emang kamu udah bisa cari uang? kalau disuruh ngurus restoran saja masih banyak alasan, masih suka main-main gak jelas dan sekarang tiba-tiba minta dilamarin anak orang" jawab ibu Sayu disertai tawa setelahnya.

Akupun jadi ikut tertawa karnanya, kulihat Sayu hanya tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya yang kurasa tidak gatal, setelahnya Sayu berjalan keluar begitu saja meninggalkan aku dan ibunya yang masih tertawa Saja, pasti dia malu karna omongannya barusan.

Aku dan ibu Sayu mengikuti Sayu yang sudah memasuki mobilnya, sekitar 30 menit sampailah mobil Sayu didepan rumahku, jantungku kembali berdegup cemas, mengigat beberapa hari yang lalu.

Aku mambawa Sayu dan ibunya menemui orang tuaku. Ibuku langsung memelukku dan menangis saat melihatku datang, aku jadi merasa sangat sedih sudah melukai hati ibuku, mengecewakan mereka tapi aku juga punya pilihan hidupku sendiri.

Setelahnya aku melepaskan pelukan ibuku, lalu aku menggenalkan ibu Sayu pada orang tuaku, mereka jelas terlihat kaget, raut ayahku masih menadakan marahnya meski tak setajam beberapa hari lalu.

"Perkenalkan saya ibu dari Sayu" ucap ibu Sayu sopan pada orang tuaku, sambil mengulurkan tangannya.

Untunglah orang tuaku membalas dengan sopan juga, semoga malam ini tak ada ketegangan.

"Ada maksud apa anda berkunjung kerumah saya?" tanya ayahku pada ibu Sayu, seolah menyelidik.

"Begini bapak, ibu, maksud saya datang kesini iyalah untuk meminta maaf tentang apa yang sudah diperbuat anak saya, karna apa yang sudah dibuatnya bukanlah hal yang bisa dengan mudah dibenarkan, tapi kita juga tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka, karna cinta itu datangnya tidak bisa ditolak dan perginya tidak bisa diusir, saya yakin mereka awalnya juga pasti bingung dengan apa yang mereka rasakan, tapi seiring berjalanya waktu mereka kini sudah meyakini dan berani mengakui perasaan mereka yang sejujurnya, jadi saya harap bapak dan ibu mau memaafkan mereka, syukur-syukur mau memberi restu untuk kebahagiaan yang mereka pilih" ucap ibu Sayu menjelaskan.

Ayahku tak langsung menjawab ucap ibu Sayu, tapi terlihat jelas wajahnya yang kini dipenuhi emosi yang seolah siap meledak.

Hatiku berdebar-debar tak tentu melihat raut ayahku.........

TBC


Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang