13

35.2K 1.6K 91
                                    

Sayu

Hatiku selalu panas, tiap melihat kak Davi bersikap mesra pada Senja, toilet sepertinya tempat yang tepat, untuk menghindar dari kemesraan mereka, akupun pergi ketoilet hanya untuk beralasan, aku hanya bersandar ditembok dekat pintu toilet beberapa menit, sampai kulihat diapun ketoilet juga.

Senja, kamu benar-benar membuat hatiku gila, tanpa menjawab pertanyaanya akupun bertanya balik padanya, tapi diapun tidak menjawab tanyaku, tanpa basa basi aku tarik dia masuk kedalam salah satu toilet.

"Ma..mau ngapain?" tanya Senja gugup.

Aku tak menjawab, aku hanya semakin menggikis jarak yang ada, membuat tubuhku sedikit menghimpit tubuhnya, aku menatap matanya yang juga menatapku, wajah gugupnya nampak menggemaskan, membuat jantungku melompat-lompat.

"Apa kamu tau bagaimana sakitnya cemburu?" tanyaku menatap matanya.

Terlihat jelas tatapan kebingungannya.

Setelahnya aku berbalik membuka pintu, lalu berjalan keluar toilet tanpa menunggu Senja menjawab apa.

"Kok lama?" tanya Elisa saat aku kembali kemeja.

"Hmm" jawabku asal, setelahnya kulihat Senjapun kembali.

"Ayuk kita bermain dipantai" lalu terdengar ajakan Shela.

Semuapun meninggalkan tempat makan menuju pantai, untunglah cuaca sekarang mendung tak seterik tadi, jadi tidak kepanasan.

Kulihat Shela langsung berlari mendekati air, berlari kesana kesini, seperti anak kecil yang kegirangan, kami semua hanya tertawa melihat tingkah shela.

Kulirik Senja, yang terus saja digandeng kak Davi, sepertinya kak Davi memang sangat mencintai Senja, bahkan mereka pasangan yang cocok, tapi bagaimana dengan hatiku ini?.

Aku hanya duduk dipasir sambil sesekali mengamati mereka dan memainkan ponselku, Elisa berkali-kali mengajaku gabung  tapi aku menolaknya, aku merasa dadaku semakin panas saja bila melihat sikap kak Davi pada Senja.

Puas bermain merekapun menghampiriku, semua duduk santai didekatku, kak Davi terdengar sedang berbicara ditelfon, aku melirik Senja yang duduk disebelah Shela, terlihat Senja sedang asik memandang lautan, cantik sekali dia.

"Sayang, aku harus ketemu temenku sekarang, soalnya anaknya sore ini juga mau pulang kekotanya, kamu mau ikut aku ketemu temenku atau mau disini dan pulang sama Shela? soalnya arahnya berlawanan aku gak bisa anterin kamu sekarang" kudengar ucap kak Davi pada Senja.

"Biar aku yang anter Senja kak" belum sempat Senja menjawab aku sudah mendahulinya.

Aku merasa ini kesempatan yang sangat baik untuk terus berdua bersama Senja, jadi tak boleh disia-siakan.

"Gimana sayang? mau pulang sama Sayu? atau mau ikut aku saja tapi pulangnya nanti?" tanya kak Davi pada Senja.

"Aku pulang aja Dav, cape dari semalem belum pulang kerumah" jawab Senja.

"Iya udah deh kalau gitu sayang, aku jalan sekarang yah" ucap kak Davi pada Senja.

Senja hanya mengangguk, lalu kulihat kak Davi mencium kening Senja, adegan yang sangat tidak kusuka.

"Sayu, titip Senja yah, pastiin baik-baik aja sampai rumah" ucap kak Davi padaku.

Akupun hanya mengangguk, lalu kak Davi pergi, kulirik Senja yang sedang menatapku, setelahnya ada perasaan bahagia yang menghinggapi hatiku, aneh, tapi memang begitulah adanya.

Tak lama setelah kak Davi pergi, kamipun memutuskan untuk pulang, karna langit terlihat semakin mendung, kemungkinan hujanpun akan segera berlomba berjatuhan.

Aku membawa Senja masuk kemobilku, kurasakan suasana yang cangung didalam mobil, suasana yang juga membuat debaran-debaran tak tentu dihatiku.

"Mau makan dulu atau langsung pulang?" tanyaku pada Senja.

"Terserah kamu aja" jawabnya menatapku, ntahlah dia malas atau pasrah.

"Terserah aku?" tanyaku lagi masih menatapnya.

"Iyah" jawab Senja.

"Kemanapun?" tanyaku memastikan.

Terus menatap matanya, berharap bisa menyelami mata beningnya.

Senja hanya mengangguk sebagai jawaban, mata kami masih saling tatap, masih enggan saling berpaling, sampai terdengar suara hujan yang telah turun dengan gaharnya menjatuhi bumi.

Aku dan Senja sama menatap kedepan, melihat hujan lebat dari balik kaca mobil, hanya saling diam untuk beberapa menit.

"Hujannya sangat deras, tidak mungkin pulang untuk sekarang, menyetir dihujan yang sangat deras begini bisa bahaya" ucapku masih menatap hujan.

"Lalu bagaimana?" tanyanya.

"Kamu bilang terserah akukan?  kemanapun?" tanyaku menatap wajah sampingnya.

Senjapun memalingkan tatapnya dari hujan lalu menatapku.

Hanya menatapku tanpa menjawab tanyaku, tangankupun terulur untuk mengelus wajahnya, membuat Senja menunduk seketika, lalu  Kutarik tanganku dari wajahnya, dan kujalankan mobilku pelan.

Beberapa menit mobilku berjalan pelan, menembus lebatnya air hujan, akupun mengarahkan mobilku memasuki parkiran yang cukup luas, kulihat Senja seperti bingung melihat sekitar, lalu menatpku seolah bertanya, jantungkupun lagi memulai detaknya yang semakin tak menentu karna gadis disampingku..........

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang