17

32K 1.4K 101
                                    

Sayu

Kejadian manis itu mana mungkin aku bisa melupakannya, gadis yang selalu memenuhi fikiranku, mana mungkin aku tak terus menginginkannya, aku memang diam setelah kejadian itu, tapi bukan bermaksud mendiamkannya.

Aku hanya bingung mau berkata apa setelahnya, jadi kufikir tak ada yang bisa kulakukan selain langsung pulang.

Aku memang semakin diam, tapi karna hatiku selalu sangat panas bila melihat kak Davi menyentuhnya, seperti pagi dan siang ini, aku sangat bahagia melihat Senja, tapi sekaligus sakit karnanya, aku diam hanya berusaha meredam panasnya hatiku, agar tak terus membakar.

Mungkin dia berfikir aku jahat, atau bahkan dia berfikir aku hanya bermain-main bersamanya, terserahlah bagaimana pemikirannya tentangku, karna aku merasa tak harus semua diungkapkan dengan kata, kuberharap Senja cukup membaca mata.

Demi Tuhan, aku sangat benci pemandagan seperti ini, dimana bibir kak Davi selalu mencium pipinya, dimana tangan kak Davi selalu merangkul bahunya, tanpa memandang Senja sedikitpun, aku langsung mengandeng Juno menuju mobil.

Lalu kurasakan tangan Elisa mengenggam tanganku, karna terlalu panasnya hatiku, bahkan sampai lupa kalau aku jemput Juno sama Elisa, jika saja Elisa tak menggenggam tanganku.

Ntahlah apa maksud Elisa, sejak bertemu dirumah Shela, lalu ikut jalan-jalan bersama sepertinya dia selalu dengan sengaja ingin bertemu denganku, seperti siang ini, saat tiba-tiba dia menelfonku pas waktu aku mau jemput Juno, saat aku bilang begitu, Elisa malah memaksa ikut, setelahnya memaksaku untuk menemaniya makan.

Coba saja Senja yang memintaku untuk menemaninya makan, dengan senang hati aku melakukanya, ah Senja aku merindukanmu, padahal baru tadi mataku melihatmu, meski bercampur cemburu, padahal baru semalam aku mendekapmu, meski mungkin itu bukan hakku, tapi sungguh hatiku sudah sangat dilanda rindu kamu Senja.

Makan bersama Elisa terasa biasa saja, ntahlah, padahal Elisa gadis yang cantik dengan lesung dipipinya, tak kalah cantik dengan Senja, tapi ntah mengapa sedikitpun hatiku tak bisa menikmati waktu bersamanya, justru hati ini selalu kegadis itu, gadis yang ntah saat ini sedang apa?

Setelah makan terpaksa dengan Elisa, aku langsung mengantar Elisa pulang, tak kupeduli ajakan Elisa untuk jalan-jalan, hatiku sudah tak tertahan, kini kulajukan mobilku menuju rumahnya.

Sampai didepan rumah Senja, hatiku bukannya membaik tapi malah bertambah panas, kulihat mobil kak Davi terparkir disana, mungkin kak Davi terus berada disana sejak menjemput Senja tadi, ya memang wajar saja, mau kak Davi seharian atau bahkan selamanya dirumah Senja juga tak mengapa, karna mereka akan menikah.

Tidak ada yang bisa kulakukan sekarang, didalam ada kak Davi, kalaupun aku memaksa masuk juga dengan alasan apa, tidak mungkin aku bilang karna aku menginginkan Senja.

Tapi tetap diam begini hatiku lama-lama bisa semakin gila, apa aku tunggu saja sampai kak Davi pergi, atau aku enyah saja dari sini, sudah jelas-jelas mereka sepasang tunagan yang bisa menikah kapan saja.

Dari awal aku sadar kamu siapa Senja, tapi dari awal juga aku tak kuasa untuk menahan hatiku, terlalu banyak caramu Senja, yang tanpa kamu sadari terus membuat hatiku semakin menginginkanmu, terlalu banyak pesonamu yang terus mendebarkan hatiku.

Kenapa harus kamu Senja? Yang sudah ada seseorang dihatimu,Dan kenapa harus kak Davi? Jika bukan mungkin tidak akan serumit ini, masihkah ada kesempatanku untuk seutuhnya menjadi pemilikmu Senja.

Ini cinta Senja, apa hatimu juga merasakan debar yang sama dengan debaranku? Apa semalam boleh kuartikan kalau hatimu mendambaku?

Keluarlah Senja, lihatlah aku menunggumu sayang........

TBC

Senja Sayu (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang