Never Be Alone

211 5 0
                                    

Aku kembalii.. Bawa cerita abalku

A/N : Typo everywhere!!

Happy readingg....

Author's Pov

"Bunda Nindya, Om Restu.. Eh?".Leo melirikku dan aku mengangguk. "Aku berjanji akan membahagiakan putri kalian setelah apa yang dia lakukan untukku. Maafkan aku jika seringkali membuat putri kalian menangis karena penderitaan yang kulakukan dulu aku terlalu buta melihat ketulusannya dan sekarang izinkan aku untuk menjaganya, membahagiakannya, dan..mencintainya"

Setetes air mata berhasil meluncur membasahi pipiku. Ini pertama kalinya Leo mengungkapkan isi hatinya dengan sepenuh hati terlebih di depan makam kedua orangtuaku. Dan aku sangat senang mendengarnya.

Syiena terbangun dari tidur nyenyaknya karena sebuah kilauan sinar matahari mampu menerobos ke mata indahnya. Yang pertama ia lihat ketika matanya terbuka adalah sebuah kaca besar menyuguhkan pemandangan pantai dan pemukiman kecil di bawah sana serta hiruk pikuk orang-orang yang sedang melakukan aktifitasnya masing-masing. Dahi Syiena berkerut "Dimana aku?". Gumamnya heran

Saat itu juga seorang laki-laki memakai piyama biru navy dengan rambut berantakan khas orang bangun tidur menyembul di pintu kamar, tangannya menggenggam handphone canggihnya serta memasang wajah yang terlihat membingungkan di mata Syiena. Murung? Dilema? Ataukah frustasi? Mungkin.

Ah! Dia baru ingat jika sekarang dirinya telah berada di penthouse milik suaminya. Kemarin ia diseret ke tempat ini oleh Leo, tentu saja lelaki tadi yang di ambang pintu itu adalah suaminya. "Kau kenapa Leo?"

Leo menghempaskan bokongnya di kursi hitam yang berada di depan tempat tidurnya. Satu tangannya bergerak memijit pelan pelipisnya yang terasa pening. "Tidak, aku tidak apa-apa sayang". Bohong! Syiena tahu jika jawaban itu tidak tepat untuk menjadi jawabannya. Leo telah berbohong namun ia tidak dapat mengungkit ketika Leo memanggilnya Sayang. 'Sejak kapan panggilan itu untukku?' seketika pipinya telah di sulap berwarna kemerahan seperti kepiting rebus. Hhh sudahlah Syiena tidak akan mempertanyaan masalah suaminya sekarang.

*********

"Ayolah Leo, lagipula anakmu yang menginginkannya". Kata Syiena mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Leo membatu di depan loket permainan ombak banyu. Mereka tidak sengaja mampir ke sebuah pasar malam di daerah kota bunga saat Leo hendak mengantar Syiena mengambil barang-barangnya untuk di pindahkan ke penthouse Leo. Mulai tadi pagi mereka sepakat untuk tinggal bersama lagi.

Back to the topic, sebenarnya permainan macam ini tidaklah se elite seperti rolling coaster, atau bianglala, histeia, flying fox (gini bukan tulisannya wkwk) yang sangat menguji adrenalinennya. Sungguh saat ini Leo sedang tidak mood ada banyak beban dalam fikirannya semenjak menerima telpon dari Jayvin tadi pagi.

"Tidak Syie, tidak sekarang". Responnya dingin dan membalikkan tubuhnya menjauhi tempat ini. Syiena bersungut-sungut di belakang mengkuti langkahnya.

"Lihat saja jika anakku ileran karena kau tidak menuruti keinginannya". Ancam Syiena setelah mereka kembali ke dalam mobil untuk pulang ke penthouse. Leo mendecakkan lidahnya serta membuang muka ke arah jendela. "Cukup! Jangan memanfaatkan kehamilanmu untuk balas dendam atas perbuatanku padamu dulu. Aku tahu kau berniat demikian kan?". Dengan emosi yang sudah membuncah Leo melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata sampai membuat Syiena memejamkan mata dan memegangi dadanya yang terasa hampir copot belum lagi perkataan Leo tadi yang menuduhnya balas dendam sungguh membuatnya terkejut dalam waktu bersamaan.

Over TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang