"Prill maaf banget ya gue gak ada pas lo di bully" ucap raya dengan tatapan menyesal
"Seharusnya gue di sana dan nampar balik nenek sihir itu" ucap raya dengan tangan yang mengepal
"Iya seharusnya gue juga dorong aja tuh si andin waktu dia nahan gue" ucap vivi
Yaa.... saat tadi vivi ingin membantu prilly tangan vivi di tarik oleh salah satu kacung tasya yang bernama andin"Udah gue gak apa apa kok, lagian tadi ada ali yang nolongin gue" ucap prilly sambil tersenyum
"Cieee.... ada yang makin deket aja nih" ucap raya sembari menyenggol sikut prilly
"Apaan sih gue masih punya dion" ucap prilly
"Gue lebih suka liat lo sama ali di banding sama dion" ucap vivi
"Udahlah guys gak usah dibahas" ucap prilly lalu kembali mencatat sesuatu yang di tulis di papan tulis
"Ciee yang blushing" ucap raya sambil mencolek pipi prilly
Bell pulang sekolah pun berbunyi prilly raya dan vivi berjalan beriringan menuju gerbang
Disana sudah terlihat ibunda vivi sudah menunggu
"Guys gue duluan yaa" ucap vivi lalu berjalan memuju mobil ibunya
"Bye prill bye ray" ucap vivi sambil melambaikan tangan dari dalam mobil
"Byee..." ucap prilly dan raya bersamaan sembari melambaikan tangan ke arah mobil raya yang menjauh
"Lo pulang naik apa" tanya vivi
"Di jemput dion"
TINNN
"Eh prill pak diman udah dateng, lo gak mau bareng gue" tanya raya
"Enggak, lo duluan aja"
"Seriusss gak mau ikutt" ucap raya memastikan
"Enggak sayangkuhh" ucap prilly sambil mencubit kedua pipi raya
"Yaudah gue duluan, kalo ada apa apa jangan segan telpon gue"
"Pasti, udah sono kasian pak diman nungguin"
"Yaudah ya gue duluan lo ati ati" ucap raya
"Iya raya kuu"
"Yaudah byee...." ucap raya lalu masuk ke dalam mobilnya
"Byee"
Sembari menunggu dion menjemputnya prilly mendengarkan lagu yang ada di ponselnya menggunakan earphone
Satu persatu orang mulai meninggal kan gerbang DHS
Kini tinggalah prilly seorang yang berada di depan gerbang
Rintik hujan menetes mengenai layar ponsel prilly dan semakin lama semakin deras
Prilly memutuskan untuk berteduh di halte yang terletak dekat sekolah. Berulang kali ia mencoba menghubungi dion namut tak kunjung di mendapat jawaban
Kejadian malam itu berputar kembali di otak prilly. Bagaimana jika kejadian itu terulang lagi?, bagaimana jika preman itu berkeliaran sampai disini? Berbagai pertanyaan berkumpul otak prilly,
Perlahan perasaan prilly mulai di hinggapi rasa takutSedikit prilly menyesal telah menolak ajakan ali
Prilly melirik jam pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul 5 sore dan hujan pun sepertinya belum menunjukan tanda tanda akan berhenti
Prilly berdiri dengan memeluk tubuhnya sendiri kedinginan, karna pakaiannya yang basah terkena cipratan air hujan
Dari kejauhan tampak cahaya dari sepeda motor mendekat ke arahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm not your SECRET ADMIRER
Fanfiction"Heh secret admirer" "Heh cowo batu, perlu barapa kali siih gue harus bilang I'M NOT YOUR SECRET ADMIRER " "MASSAAAA......" "bodo" *** "Lo cemburu kaaaan....." "Cemburu??? Emang lo siapa gue??" "Emang lo maunya gue jadi...