CHAPTER 3 - Bully

121 22 1
                                    

Aku mau bilang dulu. Sebelumnya, ini udah pernah aku post sampai chapter 4 aja. Tapi readers nya masih dikit. Terus aku bikin perubahan dikit karena sebelumnya ceritanya absurd. Dan sekarang aku post lagi. Semoga suka. Jadi jangan ngira kalo fanfict ini copas milik orang lain :))

---

Chapter 3

Jira pov

Pagi ini, pukul enam pagi aku sudah berada di halte bus. Setelah menanti sekitar lima belas menit, akhirnya bus yang kutunggu datang. Aku pun masuk ke bus, dan memulai perjalanan menuju sekolah.

"Apa yang harus kulakukan?" Gumamku lirih setelah menempati kursi yang kosong.
"Apa yang akan kukatakan jika Taeyeon tau tentang hal ini?"
"Bagaimana jika seluruh gadis di sekolah tau tentang hal ini?"
"Apa aku akan mengahadapi semua ini?"
"Apa aku bisa menjaga rahasia tentang hubungan antara aku dan Junhoe -sunbae?"
"Apa ia juga bisa menjaganya?"
Berbagai pertanyaan yang muncul di benakku aku katakan dengan lirih.

Aku khawatir akan Taeyeon. Taeyeon adalah seseorang yang sangat membenciku. Awalnya, aku dan Taeyeon berteman baik. Aku tau jika Taeyeon begitu mengagumi seorang Koo Junhoe karena dulu Taeyeon sering menceritakanku tentangnya. Dan saat itulah aku mulai mengenal Koo Junhoe dan mulai menyukainya. Mungkin aku adalah teman yang buruk. Dan suatu hari saat aku masih kelas sepuluh, ada pemilihan OSIS. Setiap kelas akan dipilih perwakilan oleh seonsangnim. Dan Taeyeon menganggap hal itu adalah sebuah keberuntungan jika ia terpilih. Bagaimana tidak? Jika ia terpilih menjadi anggota OSIS, ia akan dengan mudah mendekati Koo Junhoe. Tapi keberuntungan itu tidak berpihak kepada Taeyeon. Malah akulah yang terpilih. Dan sejak saat itulah Taeyeon membenciku. Aku sering meminta maaf kepadanya dan meminta untuk berteman kembali kepadaku. Tapi ia selalu menolaknya hingga aku menyerah. Dan sekarang, Taeyeon memiliki banyak teman. Namun, mereka semua membenciku.

Sekarang aku kelas 11 SMA dan Junhoe -sunbae kelas 12 SMA. Aku adalah seorang anggota OSIS. Junhoe seorang Ketua Osis. Ya.. aku memang menyukai seorang Koo Junhoe. Dan tidak kusangka ternyata eomma menjodohkanku dengannya. Hal itu menimbulkan rasa senang, bahagia, khawatir, terharu, dan takut bercampur menjadi satu. Bahkan, semua masa depanku dan Junhoe sudah diatur kemarin oleh kedua keluarga.

Tak terasa, bus yang kutumpangi telah sampai menuju sekolah. Aku pun turun dari bus lalu berjalan kurang lebih tiga puluh meter dari halte menuju sekolah. Aku berjalan dengan langkah gontai dengan perasaan campur aduk. Takut jika orang yang membenciku tau akan hal pertunanganku dengan Koo Junhoe. Setelah sampai di kelas, suasana masih sepi karena masih pukul enam lebih dua puluh menit. Biasanya, sekolah akan mulai ramai pada pukul tujuh kurang sepuluh menit.

"Huff... untunglah Taeyeon belum datang. Setidaknya aku masih bisa bersantai sebelum ia datang." Ucapku sambil menghembuskan nafas lega.

Aku pun menuju bangkuku yang terletak di pojok belakang. Ya.. walaupun tempat dudukku berada di belakang, tapi prestasiku tak kalah dari mereka yang duduk di depan.

Mendengarkan musik dan menatap taman yang indah melewati jendela kelas adalah kebiasaanku. Karena masih pagi, akhirnya aku memutuskan untuk belajar sembari menanti datangnya siang. Berkali - kali aku melihat jam dinding, pikiranku mengatakan bahwa waktu berjalan amat lambat. Kemudian aku mengemasi lagi bukuku dan mendengarkan musik lagi sambil memejamkan mata. Tiba - tiba saja ada seseorang yang menarik earphoneku dengan kasar. Aku yang kaget hanya meringis kesakitan.

'Sepertinya Taeyeon.'

Dan benarlah dugaanku. Taeyeon dan teman - temannya yang berbuat hal itu kepadaku. Aku mulai gugup. Apakah mereka tau tentang hal ini? Mereka lalu memegang kedua tanganku dan menarikku. Aku sempat memberontak. Tapi apa daya aku yang harus melawan lima orang sekaligus. Mereka malah memegang tanganku dengan kasar dan erat. Sangat sakit sekali. Taeyeon dan teman - temannya membawaku ke lapangan belakang yang sepi. Apa aku akan dihajar? Aku tidak tahu. Mungkin iya.

"Apa hubunganmu dengan Junhoe ?" Tanya Taeyeon.
"Apa maksudmu? Aku tidak ada hubungan apapun dengannya Taeyeon -ah.." Ucapku.
"Apa? Taeyeon -ah? Berhenti memanggilku seperti itu!"
"Wae?" Tanyaku.
"Ya! Jawab! Apa hubunganmu dengan Junhoe?" Tanyanya lagi. Kali ini dia bahkan memegang kerahku.
"Sudah kubilang. Tidak ada." Ucapku.
"Benarkah? Lalu kemarin kenapa kau berjalan bersama Koo Junhoe?" Tanyanya yang membuatku kaget.
"Kemarin ada perintah dari seonsangnim. Aku dan Junhoe -sunbae harus mengambil beberapa peralatan di gudang. Percayalah, tidak ada hubungan apapun antara aku dan Junhoe." Jelasku dengan terpaksa berbohong atau jika tidak akan mengundang amarah Taeyeon.
"BOHONG!!!" Teriak Taeyeon sambil menamparku dengan keras. Aku meringis kesakitan. Tapi aku tidak ingin menangis karena tidak ingin terlihat lemah dihadapannya.
"Aku sama sekali tidak bohong Taeyeon -ah.. percayalah padaku.."
"Cukup! Ayo kita pergi." Ucap Taeyeon kepada teman - temannya lalu pergi meninggalkanku seorang diri.

---

Diam adalah hal yang tepat kulakukan saat ini. Jam pelajaran sudah dimulai. Jika aku menangis, pasti semua akan menghampiriku. Aku menuju toilet sekolah untuk membersihkan luka memar di pipiku. Mungkin kalian akan menganggapku aneh. Karena hal ini aku malah lega dan tidak khawatir sedikit pun.

Bagimana tidak? Ternyata Taeyeon dan teman - temannya menghajarku karena Taeyeon marah soal kemarin aku dan Junhoe yang sedang berada di gudang. Untung saja Taeyeon tidak mengetahui tentang perjodohanku dengan Junhoe.

Setelah sepuluh menit lamanya aku berada di toilet, aku pun keluar. Tak terasa air mataku menetes. Tetap kubiarkan sampai di depan perpustakaan. Kemudian keluar isakan pelan dari hidungku.

Kemudian aku mengusap air mataku menggunakan tangan. Dan aku melihat dari ujung depan, ada seseorang. Aku menyipitkan mata agar dapat melihat siapa orang tersebut. Aku terkejut ketika mengetahui ternyata itu adalah Koo Junhoe. Setelah sampai tepat di depannya aku hanya tersenyum dan sedikit membungkukkan badan. Kemudian aku melewatinya begitu saja karena gugup.

"Berhenti!" Aku pun langsung berhenti ketika Koo Junhoe mengatakan hal itu.

"Apa yang terjadi padamu tadi, aku mengetahuinya."

---

Hallo...👋
Udah nunggu lamakah? *nggak ada yang nunggu-_-*
Gimana ceritanya? Absurd dan gak jelas ya? Hwaa... maafkan aku...😭😭😭
Please, do vote and comment :))

Ig : @syifaulinnuha

2016/10/8

Destiny (Junhoe Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang