CHAPTER 11 - Blushing

72 13 0
                                    


Chapter 11

Sudah 1 minggu aku terus berjaga di rumah sakit menemani appa. Selama 1 minggu ini sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sakit menemani appa sampai malam lalu pulang bergantian dengan eomma. Aku menganggap seolah-olah rumah sakit adalah rumah ketiga. Haha lucu sekali. Saat ini, malam ini aku sedang berada di salah satu restoran membeli makan. Aku sangat bosan di rumah dan juga makanan di rumah. Lagi pula tugas sekolah untuk besok sudah selesai semua. Jadi kupikir lebih baik jalan-jalan keluar rumah menghirup udara segar.

Kulihat jam tangan yang melingkar di tanganku menunjukkan pukul sembilan malam. Aku menghembuskan nafasku kasar lalu berjalan keluar dari restoran. Aku berjalan tanpa arah tak tahu harus kemana. Yang terpenting adalah aku ingin berjalan-jalan. Aku melewati banyak sekali cafe, supermarket, toko baju, dan berharap ada salah satu toko yang memikat hatiku. Tapi tak ada satupun. Akhirnya, aku masuk ke dalam mini market ingin membeli permen karet dan ramyun.

---

Aku keluar dari mini market sambil mengunyah permen karet yang kubeli tadi. Aku berniat untuk pulang saja daripada harus jalan tanpa arah. Aku berjalan pulang melewati taman dan masuk gang di sebelahnya. Aku melewati suatu rumah. Rumah itu sebelumnya kosong tak berpenghuni dan sekarang aku melihat banyak kendaraan di situ. Rupanya ada orang baru di daerah sini. Aku hendak pergi melanjutkan langkahku, namun aku berhenti ketika aku mendengar petikan gitar yang sangat lembut. Aku ingin menikmati petikan gitar itu sampai orang itu berhenti memainkannya. Tapi aku harus pulang karena hari sudah larut malam.

Di tengah perjalanan, aku melihat mobil yang kecepatannya mulai berkurang seiring jarak mobil dan aku mulai dekat. Dan saat mobil itu berada tepat di depanku, mobil itu berhenti. Aku menengok ke kanan, kiri, depan, belakang, berharap tidak terjadi apa-apa padaku. Aku melewati mobil itu yang mendadak berhenti di depanku dengan perasaan tidak enak. Saat aku berhasil melewati mobil itu dengan selamat, aku mendengar pintu mobil itu dibuka lalu ditutup. Aku menambah kecepatan jalanku. Orang itu menangkap lengan kiriku. Aku berteriak.

"Ah.. EOMMA!" Teriakku. Orang itu membalikkan badanku menghadapnya.
"Ini aku." Aku langsung membuka mata dan kulihat ternyata itu Koo Junhoe -sunbae.

---

Aku memberikan permen karet kepada Junhoe -sunbae setelah ia memintanya lalu mengunyahnya.
"Mengapa tak telepon aku saja?" Tanyaku.
"Kurasa itu tak perlu." Balasnya sambil menyetir mobilnya, aku mengangguk.
"Aku disuruh eomma untuk mengantarkan itu karena beliau tidak bisa menjenguk appamu. Katanya sibuk." Ucap Junhoe -sunbae sambil menujuk sebuah parsel buah di tengah mobil.
"Tak perlu repot-repot." Ucapku sambil tersenyum.

Aku melanjutkan kegiatan mengunyah permen karetku yang sebelumnya terpotong oleh pembicaraan. Aku sempat membuatnya menjadi balon kecil lalu memecahkannya lalu mengulanginya lagi dan lagi. Aku memang suka permen karet. Melihatnya, Junhoe -sunbae berkata padaku bahwa ia juga bisa melakukannya. Berkali-kali ia mencoba, namun tetap tidak bisa. Sampai satu kali ia bisa, ia langsung menunjukkannya padaku.

"Lihatlah aku bisa." Ucapnya, aku tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku bisa." Ucapnya seperti anak kecil, aku semakin tertawa keras. Dia cemberut, aku menganggukkan kepalaku.
"Sudah sampai. Ayo turun." Ucapku. Aku dan Junhoe -sunbae turun dari mobil lalu masuk ke rumahku. Aku mempersilahkan Junhoe -sunbae duduk di ruang keluarga. Pasalnya, Junhoe -sunbae sudah jadi bagian dari keluargaku. Um.. menurutku. Jadi terlalu formal jika ia duduk di ruang tamu.

"Menontonlah tv, aku akan pergi ke dapur." Ucapku. Dia mengangguk lalu menekan remote tv. Aku berencana untuk membuatkan makanan dan minuman. Tapi aku bingung harus membuatkan apa? Akhirnya setelah berdiri dan berpikir beberapa saat, aku langsung membuatkan roti dan teh saja. Tidak perlu memakai nasi segala. Lagi pula ini sudah malam. Aku tidak mau nanti aku jadi gendut.

---

Aku membawa roti dan teh ke ruang keluarga. Aku menaruhnya di atas meja lalu menyuruh Junhoe -sunbae untuk memakannya. Dengan lahap aku dan Junhoe -sunbae memakan roti tersebut.
"Dimana Hyuna -unnie?" Tanya Junhoe -sunbae.
"Oh.. unnie! Dia belum pulang. Terkhir kali ia pulang bulan lalu saat ada cuti satu minggu." Jelasku. Kakakku, Choi Hyuna kuliah di Jepang. Dia sangat cerdas sampai dia mendapat beasiswa kuliah di Jepang. Aku tidak tahu apakah aku nanti bisa seperti kakakku.
"Oh.. tapi apakah dia sudah tau hubungan kita?" Tanyanya yang membuatku gugup karena mengatakan 'kita'.
"Ah.. tentu."

---

"Sunbae, sudah jam 10. Pulanglah tak apa. Nanti eommamu mencarimu." Ucapku setelah melihat jam menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Apa kau berniat mengusirku." Ucapnya yabg membuatku terkejut.
"Ani.. bukan seperti itu. Ini sudah malam. Aku tak ingin tetangga berprasangka buruk terhadap kita." Jelasku. Dia mengangguk.
"Baiklah aku pulang."

Aku mengantarkan Junhoe -sunbae sampai teras rumah. Aku merasa senang kali ini. Ini untuk pertama kalinya Junhoe -sunbae berkunjung ke rumahku setelah perjodohan itu terjadi dan hanya ada kami berdua. Tiba-tiba Junhoe -sunbae memelukku. Aku terkejut, aku ingin membalas pelukannya tapi tanganku terlalu kaku untuk membalas pelukannya. Pelukannya semakin erat dan aku hanya mematung dalam pelukannya. Dia memelukku cukup lama. Lalu dia melepaskan pelukannya itu. Dia seperti menjadi salah tingkah begitu pun aku.

"Oppa.." ucapku lirih sambil menundukkan kepala.
"Maaf." Ujarnya, aku mengernyitkan dahi. Untuk apa? Batinku.
"Aku harus pulang. Jaga diri baik-baik." Lanjutnya. Aku hanya tersenyum.

---

Sekolah dihebohkan oleh siswa baru kelas 12 IPA dari Jeju. Dengar-dengar, katanya tampan bak artis dan memiliki suara yang bagus. Tentu aku tak tahu dia siapa. Tapi aku tetap menomor satukan Koo Junhoe. Dan aku sedikitpun tidak penasaran tentang siswa baru itu.

Di jam istirahat ini, aku terburu-buru pergi ke toilet. Aku berlari melewati koridor sekolah yang tampak sepi. Memang sepi karena ini baru saja bel dan aku langsung pergi ke toilet tanpa mengemasi bukuku terlebih dahulu. Tanpa sengaja, aku menabrak seseorang. Tidak sampai jatuh, hanya saja bahuku sedikit sakit. Aku menoleh menghadap orang itu.

"Byun Baekhyun, kah?"











---

Vomment juseyo ^^
31-10-2016
Maaf jika typo bertebaran ^^

Destiny (Junhoe Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang