Chapter 12"Byun Baekhyun, kah?"
"Iya."
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku tak percaya. Jadi, apakah Byun Baekhyun adalah siswa baru yang dimaksud murid-murid? Mungkin iya. Aku mengangguk-anggukkan kepala merespon ucapannya.
---
2 minggu kemudian.
"Aku ingin kita belajar bersama."
"Baiklah. Tapi aku tak ingin merepotkanmu sunbae. Kau harus datang ke rumahku."
"Tidak masalah jika aku harus datang ke rumahmu. Nanti jam tujuh malam aku ke rumahmu. Aku pergi dulu."
Aku membalas lambaian tangan Koo Junhoe -sunbae. Hari ini Hari Sabtu. Dan besok Senin, seluruh siswa dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas akan menjalani Ulangan Semester ganjil. Aku tak tahu apa alasannya mengajakku belajar bersama. Padahal sudah jelas kami berbeda tingkatan.
Aku berjalan melewati koridor sekolah menuju kelas setelah mendengar bel pulang berbunyi. Hari ini kelasku sedang jam kosong karena guru-guru sibuk menyiapkan ulangan. Ditambah lagi menyiapkan acara untuk akhir tahun nanti. Jadi aku bisa berjalan-jalan bebas di lingkungan sekolah.
Sekeluarnya aku dari sekolah, seperti biasa aku pergi ke halte. Kali jni bukan menunggu bus. Melainkan menunggu Koo Junhoe -sunbae. Tadi dia mengirimiku pesan agar aku menunggunya di halte. Beberapa waktu kemudian, Koo Junhoe -sunbae datang dengan sedan hitamnya. Dia membuka pintu mobil dan menyuruhku untuk segera masuk.
"Ada apa?" Tanyaku pada Junhoe -sunbae setelah aku masuk ke mobilnya.
"Aku hanya ingin mengantarmu saja." Jawabnya singkat sambil tersenyum tipis.
"Oh.. kalau begitu nanti mampir ke rumah ya?" Tawarku padanya.
"Tidak perlu. Aku tidak ingin merepotkan." Ucapnya.
"Aigoo.. jangan seperti itu. Eomma pasti memarahiku nanti. Dia pasti akan berkata mengapa kau tidak mengajaknya kemari. Seharusnya kamu mengajaknya kemari sebagai rasa terimakasih." Jelasku sambil berbicara dengan logat orang yang sedang marah. Junhoe -sunbae terkekeh pelan.
"Sudah kubilang tidak perlu. Lagi pula nanti aku ke rumahmu kan?"
"Um.. baiklah." Ucapku sambil tersenyum.
Setelah sampai di rumahku, aku langsung keluar dari mobil Junhoe -sunbae. Tak lupa, aku mengucapkan terimakasih sebelum ia menginjakkan gas mobil. Aku pun melambaikan tangan pada mobil itu dari belakang, lalu masuk ke rumah.
"Selamat siang!" Teriakku pada seluruh penjuru rumah. Entah kenapa aku berteriak tidak seperti biasanya. Aku berpikir, mungkin mood ku sedang bagus.
"Selamat siang juga.. tidak perlu berteriak Jira -ya.." Keluh eomma. Mendengarnya, aku langsung tertawa.
"Baiklah. Oya eomma, nanti malam Junhoe -sunbae ke sini. Katanya, ia ingin belajar bersama." Ucapku.
"Benarkah. Wah.. bagus itu. Kalian semakin lama semakin dekat. Oya, kalian kan berbeda tingkatan. Lalu bagaimana cara kalian belajar nanti?" Tanya eomma.
"Aku juga berpikir seperti itu eomma. Tapi nanti aku pasti butuh bantuannya dalam belajar. Dan jika dia meminta bantuanku, sudah jelas aku tidak bisa." Jelasku panjang lebar.
---
Sekarang, sudah jam tujuh kurang sepuluh menit malam. Aku gugup. Kalian pasti tau kenapa. Bahlan aku sudah menyiapkan semuanya. Mulai dari karpet, meja untuk belajar, sampai makanan ringan sudah aku persiapkan. Sekarang aku hanya memakai pakaian biasa. Aku takut jika terlalu berdandan hanya untuk belajar dengannya, dia pasti akan heran. Aku hanya memakai baju abu-abu berbahan rajut dan celana jeans hitam di atas lutut.
Aku menunggu Junhoe -sunbae di kamarku, tepatnya di jendela kamarku. Wajahku langsung sumringah melihat sedan hitam yang sangat kukenali. Aku langsung turun tangga menuju teras rumah menghampiri Junhoe -sunbae. Kubukakan gerbang untuknya. Seorang Koo Junhoe telah datang. Batinku riang.
"Masuklah." Ajakku pada Koo Junhoe -sunbae. Dia pun mengangguk dan mengekoriku menuju lantai dua.
Setelah sampai di lantai dua, Junhoe -sunbae melepas tasnya dan mulai membuka buku. Begitupun denganku. Aku pergi menuju kamar mengambil buku-buku yang kuperlukan lalu membawanya ke ruang keluarga lantai dua. Kamipun mulai belajar.
---
"Huh.. lelah sekali." Keluh Koo Junhoe -sunbae setelah belajar dua jam lamanya. Aku hanya tersenyum. "Apa kau setiap hari belajar seperti ini?" Tanyanya.
"Tidak setiap aku belajar lamanya dua jam. Kadang hanya satu jam aku sudah lelah. Tapi kalau ada ulangan aku belajar dua jam." Jelasku. Junhoe -sunbae hanya mengangguk.
"Lalu apa yang kau lakukan setelah belajar?" Tanyanya lagi.
"Langsung tidur." Ucapku sambil terkekeh. "Memangnya kenapa?" Tanyaku lagi.
"Tidak. Aku hanya ingin tau."
"Sebentar." Ujarku pada Junhoe -sunbae lalu pergi ke lantai dasar. Aku ingin mengambil minum untukku dan Junhoe -sunbae.
Aku membuat teh hijau hangat. Setelah jadi, aku langsung membawanya ke lantai dua. Aku melihat Junhoe -sunbae sedang melihat televisi yang sebelumnya tidak menyala menjadi menyala. Aku tidak tahu apakah Junhoe -sunbae menganggap rumahku seperti rumahnya sendiri.
"Minumlah." Ajakku.
"Oya. Kau mengenal Byun Baekhyun?" Tanya Junhoe -sunbae setelah menyeruput teh hijau setengah cangkir. Aku terkejut mendengarnya.
"I.. iya aku me.. mengenalnya. Waeyo?" Tanyaku gugup.
"Dia murid baru. Aku menjadi lumayan dekat dengannya setelah seonsangnim menyuruhku untuk mengenalkan lingkungan sekilah kepadanya. Dia berkata kalau rumahnya sekitar sini." Jelas panjang lebar Junhoe -sunbae.
"Iya. Dia pernah bilang padaku kalau rumahnya sekitar sini. Tapi aku tidak pernah tahu dimana rumahnya."
"Oh.. seperti itu. Tunggu! Kapan kalian berbicara?"
"Suatu hari dia mengalami kecelakaan di dekat tikungan jalan dekat sini. Aku, eomma, dan appa membawanya ke rumah untuk diobati karena lukanya cukup parah." Jelasku. Junhoe -sunbae mengangguk.
"Sudah jam setengah sepuluh malam. Aku harus pulang." Pamit Junhoe -sunbae.
"Ah.. cepat sekali pulangnya.." Rengekku seperti anak kecil.
"Hahah.. baiklah ayo kita keluar. Malam mingguan?"
---
Always vote and comment^^
Syifaulinnuha
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Junhoe Fanfiction)
FanfictionAwalnya, Choi Jira dan Kim Taeyeon berteman baik. Tapi, karena sebuah organisasi yang di dalamnya melibatkan Koo Junhoe seorang ketua organisasi tersebut, hubungan antara Choi Jira dan Kim Taeyeon memburuk. Kim Taeyeon saat ini memang menyukai Koo J...