CHAPTER 4 - Problem

102 19 0
                                    


Chapter 4

"Apa yang terjadi padamu tadi, aku mengetahuinya." Sontak, aku terkejut mendengar perkataannya. Aku pun membalikkan badan menghadap Junhoe.
"Memangnya apa yang terjadi padaku?" Tanyaku pada Junhoe pura-pura tidak tau apa-apa.

"..."

Tidak ada jawaban dari Junhoe. Kemudian ia membalikkan badan menghadapku juga. Sekarang, kami sedang berhadap - hadapan. Aku menunggu ia berbicara. Tapi ia tidak berbicara. Tapi malah menarik tanganku dan membawaku pergi.
"Junhoe -sunbae, apa yang kau lakukan padaku?"
"..."
Tetap tidak ada jawaban sampai kami berada di lapangan futsal yang kosong tak terpakai. Kami pun berhenti di situ lalu Junhoe melepaskan tanganku.
"Sekarang katakan padaku apa maksud dari kejadian tadi?" Tanyanya.
"Tidak terjadi apapun padaku." Jawabku singkat dan mengalihkan pandangannya.
"Lalu kenapa mereka menghajarmu?" Tanyanya lagi.
"Siapa?" Tanyaku acuh tak acuh.
"Kim Taeyeon."
Aku terkejut. Bagaimana dia bisa tau kejadian tadi? Apakah aku harus memberi tahu pada Junhoe?
"Ya. Harus. Kau harus meberitahuku." Ucapnya.
Bagaimana dia bisa membaca pikiranku? Membuatku semakin heran saja.
"Baiklah jika kau memaksa." Ucapku.

"Mereka menghajarku karena mereka membenciku." Jelasku.
"Bagaimana bisa mereka membencimu?" Tanyanya.
Aku mendengus pelan kemudian mulai berbicara.
"Awalnya aku dan mereka berteman baik. Salah satu dari mereka yang bernama Taeyeon menyukaimu. Kau pasti tau itu. Suatu hari, ada pemilihan osis. Taeyeon tentu berminat mengikutinya. Tapi siswa tidak boleh mengikuti seleksi osis sembarangan. Siswa yang mengikuti seleksi osis adalah siswa yang dipilih oleh seonsangnim. Dan seonsangnim memilihku. Dan akhirnya mereka membenciku karena hanya aku yang dipilih oleh seonsangnim." Jelasku panjang lebar.
"Memangnya apa hubungannya antara mereka membencimu dan osis?" Tanyanya.
"Jika saja Taeyeon menjadi osis, dia pasti dengan mudah untuk mendekatimu." Jelasku lagi.
"Jangan-jangan kau jadi bahan bully?" Tanya Koo Junhoe sambil memiringkan kepalanya dan menatapku dengan mata sendu.
"A.. apa? Tidak mungkin Kim Taeyeon berbuat jahat kepadaku. Aku yakin suatu hari nanti aku dan Kim Taeyeon bisa berteman kembali." Ucapku dengan penuh kepastian.

Tiba-tiba, bel sekolah berbunyi tanda istirahat. Mendengarnya, aku terkejut. Astaga... aku membolos pelajaran selama dua setengah jam. Aku memegang keningku dengan tangan kanan dan tangan kiriku berada di pinggangku. Dan aku juga menggigit bibirku. Rasanya aku ingin pergi berlari. Tapi itu pasti tidak sopan karena Junhoe -sunbae belum bicara apa-apa. Murid-murid dari kelas lain mulai berdatangan menuju lapangan futsal. Mungkin sekedar untuk bermain bola atau hanya nongkrong saja menghabiskan waktu.

"Aku tau kau pasti khawatir karena kau telah membolos pelajaran dari awal masuk sampai jam istirahat. Mungkin setelah ini kau akan dipanggil ke ruang BK." Ucap Koo Junhoe yang membuatku takut.
"Huh... iya. Tapi.. kau juga membolos jam pelajaran kan?" Tanyaku sambil tersenyum licik.
"Hiss... kau benar. Dan kita akan dapat poin. Itu semua karena kau." Jawabnya sambil mengusap wajahnya kasar. Setelah mendengar jawabannya aku merasa kesal.
"Ya! Aku pergi dulu." Ucapku lalu meninggalkannya tidak sendirian. Memang tidak terlalu banyak ada murid-murid dari kelas 12.

Saat aku berjalan, tiba-tiba ada kakak kelas yang berusaha menggodaku tapi aku tetap acuh tak acuh.
"Hai dek.. cantik juga. Siapa namanya?" Tanyanya. Tapi aku tak menjawabnya. Melihatnya saja tidak.
"Kalau di tanya itu jawab dek!!!" Bentaknya.

'BRAKK!'

Tanpa aku sadari ternyata lelaki yang ku anggap adalah kakak kelas mendorong tubuhku dari samping kanan menggunakan tangannya yang mengepal hingga aku terjatuh. Aku masih tersadar. Lalu aku mendongakkan kepalaku. Ternyata ada tangga menuju ke atas di depanku. Huh.. untung saja kepalaku tidak mengenai tangga.

Melihat dari kejauhan, Koo Junhoe langsung berlari menuju ke arahku dan membantuku berdiri.
"Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Tanyanya sangat khawatir.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Ucapku sambil meringis kesakitan. Kemudian, Koo Junhoe membantuku berjalan menuju kursi kosong.
"Akan kuberi dia pelajaran."
Mendengarnya, aku langsung berhenti berjalan dan memegang lengannya. Dia menatapku. Aku menggelengkan kepala.
"Hanya akan menambah masalah." Ucapku.
Koo Junhoe malah melepas tanganku yang memegang lengan bajunya kemudian pergi ke arah lelaki tersebut.

"Wah wah... sejak kapan kau sangat peduli terhadap wanita Koo Junhoe? Apakah gadis itu terlalu cantik sehingga dia bisa membiusmu dan berubah sikap seperti ini?" Tanya lelaki itu.
"Siapa namamu?" Tanya Koo Junhoe.
"Kenapa kau malah menanyakan namaku? Pasti ada sesuatu."
"Katakan saja siapa namamu!?" Tanya Koo Junhoe berteriak. Nada bicaranya mulai naik. Bahkan aku sendiri sangat takut mendengarnya.
"Tae Jun. Wae?"
"Cepat minta maaf padanya."
"Ahahahaha... kenapa aku harus minta maaf?"
"Karena dia adalah calon tunanganku." Bisik Koo Junhoe pada lelaki tersebut. Tapi samar-samar aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku langsung menutup mulutku mendengarnya. Kumohon.. berhentilah Koo Junhoe...

Hampir saja lelaki itu memukul Koo Junhoe. Bel masuk sudah berbunyi. Lelaki itu menurunkan tangannya kemudian beranjak pergi disusul oleh teman-temannya. Koo Junhoe menghampiriku dan berniat membawaku pergi ke UKS. Tapi aku menolaknya dengan alasan Taeyeon. Aku mengatakan pada Koo Junhoe bahwa aku masih bisa berjalan sendiri menuju UKS. Setelah sampai di UKS, aku mengambil beberapa minyak yang perlu aku oleskan di kakiku yang memar karena jatuh.

Saat aku mengoleskan minyak di kakiku, tiba-tiba Park Saem yang dikenal sebagai guru BK sekolah muncul dihadapanku. Aku tersentak kaget karena tiba-tiba ada seseorang muncul dihadapanku. Tapi kemudian aku bernafas lega karena yang mucul dihadapanku adalah seorang manusia.
"Ah.. anyyeonghaseo Park Saem." Ucapku sambil membungkukkan badan kira-kira 90°.
"Ne.. Choi Jira. Kudengar tadi ada masalah di lapangan futsal. Tadi aku sudah menghampiri si anak nakal bernama Park Taejun. Dia bilang itu kejadian yang tidak disengaja. Apa maksudnya?" Tanya Park Saem.
"Ah... itu benar Saem. Itu kejadian yang tidak disengaja sehingga menimbulkan kesalah fahaman antar murid." Ucapku sambil memaksakan senyum mengembang di wajahku.
"Oh.. seperti itu. Baiklah. Oh ya.." Ucap Park Saem.
Aduh... dia berkata lagi.. batinku.
"Tadi aku mendapat laporan bahwa kau membolos jam pelajaran. Apakah itu benar?" Lanjutnya.
"Tadi kami sedang membicarakan soal kegiatan osis selanjutnya Saem."
Aku dan Park Saem langsung menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Koo Junhoe.
"Koo Junhoe?" Tanya Park Saem menjelaskan.
"Nde.. tadi kami sedang membicarakan tentang hal yang akan dilakukan oleh osis selanjutnya. Saya tadi berniat menemui anda di ruang BK untuk mengatakan hak ini agar tidak terjadi salah paham, tapi tidak ada. Lalu saya mencari anda ternyata anda ada disini." Jelas Koo Junhoe.
"Oh.. baiklah. Aku mengerti sekarang. Aku pergi dulu. Terima kasih." Ucap Park Saem lalu pergi.

"Huh.. terima kasih telah menyelamatkan nyawaku Koo Junhoe."

---

Halo hai 😘 aku update lagi nih..

Gimana ceritanya? Jangan lupa Vote and Comment nya ya...
Jangan lupa kasih saran dan kritiknya. Maap kalau typo bertebaran.

Ig : @syifaulinnuha
2016/10/9

Destiny (Junhoe Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang