Chapter 15
Tubuhku terbalut oleh gaun pendek yang berwarna krem dengan sedikit hiasan plakat warna coklat muda. Tak lupa, aku mengikat rambut depan dan menyisakan rambut bagian belakang. Lalu menjepitkan sebuah jepitan pita warna hitam pada rambutku. Setelah itu, aku langsung membuka sebuah kotak sepatu. Di sana terdapat sebuah flatshoes dan aku langsung mengambilnya. Flatshoes tersebut sedikit ku tepuk-tepuk supaya debu yang menempel hilang beterbangan.
Sekarang, sungguh aku tidak tahu harus bagaimana. Aku gugup? Sangat gugup bahkan. Satu minggu yang lalu, eomma dan appa memberitahuku bahwa hari ini keluargaku dan keluarga Junhoe -sunbae akan makan malam bersama sambil membahas tentang pertunangan kami. Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Antara senang, bahagia, gugup, gila, bercampur aduk menjadi satu. Pada awal pertemuan kami, mereka mengatakan kalau pertunangan kami akan dilaksanakan setelah aku dan Junhoe -sunbae lulus SMA kemudian kami akan mengambil jurusan manajemen di Jerman. Tapi, katanya ada sedikit perubahan yang membuatku penasaran.
Sekali lagi aku berkaca di cermin kamarku memastikan penampilanku tidak terlalu heboh. Make up? Tentu aku tidak memakai make up terlalu tebal. Bukannya malas, aku memang tidak bisa dan tidak mau. Aku mendengar eomma berteriak memanggilku. Aku pun segera meraih ponselku, memasukkannya ke dalam slim bag dan langsung turun ke bawah.
Ternyata appa dan eomma telah menungguku dari tadi. Aku hanya bisa mengeluarkan cengiran dan meminta maaf karena telah membuat mereka lama menunggu. Setelah yakin, kami pun berangkat menuju restoran tempat makan malam kami. Saat di perjalanan, aku sering mengecek ponselku. Ya.. siapa tahu Junhoe -sunbae menghubungiku. Aku sering menyentuh dadaku dan di sana, jantungku berdetak dengan kencangnya. Oh.. aku gugup ya tuhan..
Appa menghentikan mobil begitu kami sampai di depan restoran. Aku pun turun dan berjalan sedikit mendekat ke arah restoran mengintip apakah Junhoe -sunbae sudah datang atau belum. Namun, niatku itu kuurungkan setelah berpikir jika aku ketahuan pasti sangat memalukan. Setelah appa keluar dari mobil, kami pun berjalan memasuki restoran bersama. Restorannya cukup mewah. Tapi aku sudah pernah datang kemari dulu. Ternyata, Junhoe -sunbae dan keluarganya sudah datang. Kami pun segera duduk di kursi yang telah disediakan, dan mendengarkan pembicaraan ini baik-baik.
---
Lama sekali aku menunggu kedatangannya. Sebenarnya, niatku ingin bercerita tentang semua yang sudah kualami sekarang. Namun, aku tidak tahu kapan ia akan kembali. Dan aku sadar kalau dia harus tau semuanya sebelum semuanya terlambat. Mungkin aku bisa mengiriminnya surat ke Amerika, berhubung aku tidak punya nomor ponselnya.
Dia yang kumaksud adalah Park Hara. Satu-satunya temanku dari SMP hingga SMA. Aku ingin memberitahunya tentang perhodohanku dengan sunbaeku yang bernama Junhoe. Aku takut jika ia mendengarnya dari orang lain hanya karena aku terlambat memberitahunya. Baiklah.. aku sudah memutuskan untuk menulis surat.
'To Park Hara
Park Hara, kapan kau akan pulang ke Korea? Aku sangat merindukanmu, kau tau?
Aku ingin memberitahumu sesuatu. Huff.. sekarang, aku menyukai sunbaeku. Dia bernama Koo Junhoe. Dan tak kusangka kami dijodohkan beberapa bulan lalu. Dan pertunangannya dilaksanakan tiga minggu lagi. Sangat mendadak bukan? Awalnya aku sedikit menolak karena aku masih sekolah. Tapi mereka (orang tua) bilang kalau ini hanya pertunangan. Bukan pernikahan. Dan pertunangan sangatlah berbeda dengan pernikahan. Katanya.. mereka memajukan tanggal pertunangan agar hubunganku dan Junhoe -sunbae semakin baik. Padahal saat ini hubugan kami sudah sangat baik.
Jadi, kumohon pulanglah ke Korea, datanglah ke acara pertunganku. Oya, jika kamu tidak bosa maka tak apa. Aku tidak bisa memaksamu. Kutunggu balasan suratmu. Sekali lagi! Aku tidak tahu nomor ponselmu. Sekian ya.. gomawo..
Choi Jira'
Aku menekan-nekan amplop yang berisi surat itu. Aku berniat untuk mengirimkan surat ini kepada Park Hara yang berada di Amerika. Jadi, setelah aku makan siang sendiri, aku langsung berangkat menuju kantor pos. Tentu saja aku tahu alamat rumahnya yang di Amerika itu. Dia sering mengirimiku surat dan di surat itu tertuliskan alamat rumahnya.
---
2 minggu 4 hari kemudian
"Hah? Park Hara!?"
Aku berteriak histeris begitu melihat yang menjadi tamu hari ini adalah Park Hara. Aku sangat gembira sekali melihatnya, sehingga dengan refleks aku langsung memeluknya. Dia pun melakukan hal yang sama terhadapku. Kemudian, aku menyuruhnya masuk rumahku dan langsung pergi ke dapur membuatkan es coklat kesukaannya. Tidak lama kemudian, es coklat pun jadi dan Park Hara sangat senang melihat es coklat buatanku.
"Kau ini masih ingat saja dengan es coklat." Ucap Park Hara sambil menyeruput es coklat.
"Apa yang tidak ku ingat tentangmu? Kau ini!" Balasku.
"Banyak. Hm.. kurasa aku sudah melupakanmu." Ucap Park Hara terlihat serius walaupun sebenarnya hanya bercanda.
"Hei! Baiklah kau bukan temanku."
"Aigoo.. kau jadi lebih sensitif ternyata." Park Hara terkekeh pelan. "Oya, soal perjodohan?" Tanya Park Hara yang mulai serius.
"Oh.. itu. Ya, kau benar. Aku dijodohkan dengan sunbae ku."
"Benarkah? Terus terang saja, aku masih tidak percaya." Kata Park Hara jujur.
"Percaya atau tidak, yang pasti fakta itu benar." Ucapku meyakinkan.
"Dan pertunanganmu tinggal tiga hari lagi kan?" Tanya Park Hara memastikan.
"He-eh. Dan aku tidak mau berita itu tersebar. Kau tau? Dia itu sangat terkenal di sekolahku.. jika berita itu tersebar, aku tidak yakin kalau aku masih hidup." Jelasku pada Park Hara sedikit bercanda.
"Ya.. berarti kamu beruntung."
"Terima kasih.. oya, omong-omong, kamu udah punya pacar?" Tanyaku.
"Hehe.. sudah." Ucap Park Hara. Aku langsung membulatkan mata terkejut.
"Benarkah? Siapa dia? Apakah dia orang Amerika?" Tanyaku. Dia hanya menggeleng lalu berkata.
"Dia bukan orang Amrik. Dia orang Korea. Namanya Kim Jinhwan." Ucap Park Hara, yang membuatku sedikit kaget.
"Kim Jinhwan?" Ulangku dan Park Hara mengangguk.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Aku pernah melihat orang itu. Tapi aku tidak tahu apakah Kim Jinhwan yang kukenal itu sama dengan Kim Jinhwan pacarmu."
---

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Junhoe Fanfiction)
FanfictionAwalnya, Choi Jira dan Kim Taeyeon berteman baik. Tapi, karena sebuah organisasi yang di dalamnya melibatkan Koo Junhoe seorang ketua organisasi tersebut, hubungan antara Choi Jira dan Kim Taeyeon memburuk. Kim Taeyeon saat ini memang menyukai Koo J...