CHAPTER 5 - Holiday

97 15 0
                                    

Chapter 5

Aku tersenyum tipis ketika melihat Junhoe berlari kecil menghampiriku dan duduk di kursi kosong. Saat ini aku dan Koo Junhoe berada di sebuah taman. Tadi malam, untuk pertama kalinya aku menerima pesan darinya. Entah dari mana ia mendapatkan nomor ponselku. Dia mengajakku ke taman dan aku mengiyakannya.

"Apa kakimu sudah sembuh?" Tanyanya setelah duduk di kursi.
"Tidak perlu mengkhawatirkan aku Junhoe -sunbae. Aku sudah besar." Ujarku.
"Memangnya salah ya?"
"Tidak juga.."
"Apa Taeyeon mengetahui kejadian kemarin?" Tanya Koo Junhoe.
"Kurasa tidak." Jawabku.
"Dia tidak boleh tahu kejadian kemarin atau kau akan celaka." Ucapnya yang membuatku heran.
"Memangnya kenapa jika dia tau?" Tanyaku heran sambil memasang headset di telingaku sebelah kiri.
"Bukankah kemarin hanya kita berdua yang berada di lapangan futsal sebelum jam istirahat?" Tanyanya sambil memasang headset di telinganya sebelah kanan. Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Bahkan sekarang kami mendengarkan musik di ponsel yang sama.
"Michael Jackson?" Tanyanya lagi.
"Ne. Wae?" Tanyaku balik.
"Aku suka sekali dengan musik Michael Jackson." Ujar Koo Junhoe.
"Benarkah?" Tanyaku.
"Ne."

---

Author pov

"Sooyoung -ah... cepatlah.. aku ingin pergi ke Prince Mall sebelum pukul sepuluh pagi."
"Sabarlah Kim Taeyeon.. kau tidak lihat aku sedang berdandan? Memangnya kenapa harus sebelum pukul sepuluh?"
"Disana ada diskon khusus pelajar. Dan aku tidak ingin sampai kehabisan diskon."
"Lihatlah! Ini masih pukul sembilan. Kau ini selalu mendadak berubah sifat seperti anak kecil jika soal shopping."
"Ya! Baiklah kalau begitu. Aku akan kesana sendiri." Ucap Taeyeon pura-pura marah kepada Sooyoung agar mendapat perhatian dari Sooyoung.
"Eh eh.. baiklah aku sudah selesai." Ucap Sooyoung agar Taeyeon tidak marah.
"Hmm.. ayo kita berangkat!"

---

Jira pov

"Choi Jira -ssi.. kau ingin kemana? Aku sudah bosan berada di sini terus dari tadi." Ucap Koo Junhoe. Yah.. aku sendiri juga bosan berada di taman ini terus. Apalagi aku dan Koo Junhoe masih canggung. Tidak memiliki topik pembicaraan yang banyak sehingga kami banyak diam.
"Bagaimana jika mall?" Tanyanya. Apa? Mall? Bahkan aku hanya membawa uang sepuluh ribu won. Uang itu tidak akan cukup untuk pergi ke mall. Maka, aku harus mengusulkan tempat lain.
"Aku tidak setuju. Bagaimana jika cafe?"
"Cafe apa?"
"Flowery café?"
"Tidak.. itu kurang elegan."
"Kurang elegan? Tapi menurutku itu sudah cafe yang bagus. Disana saja. Aku tidak membawa uang banyak hari ini." Ucapku.
"Apa kau menganggap aku ini pelit sehingga aku tidak mau berbagi uang dengan calon tunanganku sendiri?"
"Ti.. tidak begitu.. tapi.."
"Kajja!!" Ucapnya sambil menarik tanganku menuju entah kemana. Bahkan aku belum menyelesaikan kalimatku, dia seenaknya sendiri memotongnya. Dengusku kesal.

Setelah sampai di cafe yang aku sendiri tak tau namanya, aku dan Koo Junhoe memesan makanan. Yang pasti, cafe ini begitu mewah. Ketika aku membaca daftar menunya, rahang bawahku sempat terbuka karena saking mahalnya. Awalnya, aku hanya memesan minuman yang menurutku masih mahal juga. Tapi Koo Junhoe malah memesan makanan dua porsi dan dia bilang untukku juga. Aku sempat menolak karena itu terlalu mahal. Tapi apa yang kudapat dengan melawan seorang Koo Junhoe? Sepintas, aku berpikir. Dia memiliki sifat memaksa juga. Dan itu lucu sekali.

Saat aku tanyakan tentang cafe ini kepada Koo Junhoe, dia bilang cafe ini baru dibuka. Pantas saja aku asing dengan tempat ini. Setelah lama berada di cafe, akhirnya aku keluar dengan perut kenyang. Dan sekarang kami harus pulang mengingat jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Saat berjalan di trotoar, aku sempat menyodorkan uang sepuluh ribu won ku pada Koo Junhoe sebagai ganti makanan tadi. Koo Junhoe menolaknya, dan aku tetap memaksanya. Akhirnya, dia pun menerima uangku tersebut dan aku menang.

"Choi Jira -ssi.." Panggil Koo Junhoe.
"Ne?" Jawabku.
"Bukankah itu Kim Taeyeon?"
"Hah? Mana?" Tanyaku ketakutan karena kami sedang berdua.
"Disana." Ucap Koo Junhoe. Telunjuknya menunjuk ke arah kursi yang berada di trotoar. Di kursi tersebut terdapat dua gadis. Mereka sedang menjilati ice cream. Sedangkan di samping kanan kiri mereka terdapat tas-tas belanjaan yang begitu banyak. Benarkah itu Taeyeon?
"Sunbaenim.. kau benar. Dia adalah Kim Taeyeon. Kita harus mengambil jalur lain secepatnya sebelum dia melihat kita." Ucapku.
Tanpa pikir panjang, aku dan Koo Junhoe langsung berbalik arah mengambil jalur jalan lain sebelum Taeyeon melihatku bersama Koo Junhoe.

Kami berhenti disebuah halte bus. Sebenarnya, Koo Junhoe ingin mengantarkan aku pulang karena hari mulai mendung. Tapi aku menolaknya karena tak enak hati. Aku merasa merepotkan Koo Junhoe. Akhirnya, dia menurut lalu berjalan menuju mobilnya yang ia parkirkan di tempat parkir dekat taman.

Setelah sekian lama, aku mulai kesal karena bus yang kutunggu belum juga datang. Dan hujan mulai turun dengan derasnya disiang ini. Tiba-tiba, sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi berhenti di depan halte dan menimbulkan cipratan becek di sekitar mobil tersebut. Untung saja tidak sampai mengenai bajuku. Ngomong-ngomong, sepertinya aku tidak asing dengan mobil itu. Sesegera pemilik mobil itu turun dari kendaraannya. Ternyata Koo Junhoe.

"Junhoe -sunbae?" Tanyaku terkejut.
"Hujan sangat deras. Cepatlah naik. Kau harus pulang."
"APA? AKU TIDAK BISA MENDENGAR." Teriakku ditengah derasnya hujan.
"NAIKLAH!"
"Oh.. baiklah."

---

Halo... aku update lagi..
Please, do vote and comment!
Ig : @syifaulinnuha
2016/10/10

Destiny (Junhoe Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang