Chapter 6
"Eomma, apakah eomma sudah tau bencana alam yang terjadi di Busan?" Tanyaku.
"Tentu sudah. Eomma sangat turut prihatin mendengar kabar tersebut. Memangnya kenapa?"
"Aku berniat memberikan bantuan kepada mereka. Tadi aku melihatnya di televisi. Dan hari ini aku memiliki banyak waktu luang. Bisakah?" Tanyaku.
"Oh.. tentu bisa. Selama kau berbuat baik, eomma pasti mendukungmu." Ucap eomma yang membuatku bersemangat.
"Terima kasih eomma.."
"Sama-sama. Oya! Memangnya kamu membantu apa?"
"Banyak sekali baju baju yang sudah tak kupakai lagi. Jadi, aku pikir itu cukup."
"Oh.. baiklah."Setelah mendengar ucapan eomma aku langsung pergi ke kamarku memindahi baju bajuku kedalam kantong plastik. Sebelumnya telah kurapikan. Jadi, tinggal mengemasinya saja. Oya, aku berniat membantu orang-orang di Busan ketika aku melihat tayangan berita di salah satu stasiun televisi Korea tadi. Dan tayangan berita mengumumkan bahwa siapapun boleh memberikan bantuan dengan datang di Universitas Seoul.
Setelah selesai mengantongi baju-baju, aku membawanya menuju bawah. Sambil menanti hujan reda, aku mencoba mengirim pesan kepada Junhoe -sunbae.
'Apa kau sudah datang?'
'Sudah. Wae?'
'Tidak apa apa.'
Setelah itu tidak ada balasan darinya. Tidak lama kemudian, hujan pun reda. Dan aku mulai keluar dari rumah dengan membawa baju-baju itu dalam dekapanku. Tepat sekali saat aku tiba di jalan raya terdapat taksi dan kuhentikan taksi itu. Taksi pun melaju setelah aku meminta sopir menuju Universitas Seoul.---
Aku memberikan uang kepada sopir taksi beberapa ribu won. Setelah itu aku keluar dan berusaha mencari cari letak tempat menyalurkan bantuan dari luar universitas. Pandanganku yang semula terarah pada dalam universitas, sekarang tertuju pada samping gerbang. Disana terdapat sebuah stand yang bertuliskan 'Penyaluran Bantuan Busan' dengan hangeul. Aku mengangguk mantap yang sebelumnya telah berlari kecil menuju stand tersebut.
Aku disambut ramah oleh pihak penyaluran bantuan. Kami pun berbicara tentang bencana yang terjadi di Busan. Aku sangat turut prihatin dengan kejadian tersebut. Dan berharap semoga tidak terjadi bencana alam dimanapun.
"Oya! Siapa namamu?" Tanya pihak penyaluran bantuan tersebut.
"Ah.. Choi Jira." Ucapku sambil membalas uluran tangannya.
"Oh.. anyyeong Choi Jira -ssi.. aku Kim Jinhwan. Panggil saja aku Jinhwan oppa. Aku bekerja sebagai relawan untuk siapapun." Ucapnya kemudian memperkenalkan diri. Jujur saja, awalnya aku sangat canggung dengannya. Tapi dia yang ku tau namanya Kim Jinhwan, sangat ramah. Akhirnya rasa canggungku sedikit berkurang.
"Pekerjaanmu sangat mulia Jinhwan oppa.."---
Pagi-pagi buta aku sudah harus berangkat ke sekolah. Aku lupa bahwa ada tugas fisika. Dan saat aku mengecek soalnya, sungguh sangat sulit. Ditambah lagi buku paket fisikaku tertinggal di perpustakaan sekolah. Jadi aku berniat pergi ke perpustakaan setelah sampai di sekolah.
Tidak hanya itu, aku juga harus mengumpulkan data siswa selama tiga bulan terakhir kepada kesiswaan yaitu Song Hesoo -saem. Karena aku satu-satunya osis yang ada di kelasku, lalu siapa lagi yang menyerahkan datanya selain aku? Aku pergi naik taksi karena tidak ada bus yang sejalur dengan sekolahku sepagi ini. Tapi aku tetap menunggu taksi di halte. Dari kejauhan, aku melihat ada taksi. Aku pun segera berdiri dan melambaikan tangan ke arah taksi. Taksi itu pun berhenti. Dan aku pun masuk ke dalamnya.
---
"Hiss.. kenapa soalnya susah sekali ya? Apa karena ini belum kupelajari secara tuntas?" Aku sangat kesal karena setelah aku datang di perpustakaan sekolah dengan semangat berharap bisa menyelesaikannya, ternyata harapanku hancur total. Aku sama sekali tidak pernah menghadapi soal seperti ini. Apalagi tugas ini akan dikumpulkan hari ini. Aku tetap fokus pada soal-soal mematikan ini sampai seseorang menepuk pundakku.
"Hai!" Sapanya.
"Eh.. hai juga!" Aku tidak mengenal siapa laki-laki disampingku ini. Dari wajahnya, dia seperti kakak kelas 12. Sekarang dia sedang membaca buku. Kami terus diam dalam kegiatan masing-masing. Aku mengerjakan tugas fisika yang sama sekali aku tidak tahu apa jawabnnya. Sedangkan dia sedang membaca buku yang kutebak adalah novel bergenre romance."Namamu Choi Jira kan?" Tanya laki-laki itu. Bagaimana bisa dia tau? Jangan-jangan selama ini dia selalu memperhatikan aku. Oh.. tidak mungkin seperti itu. Choi Jira.. buanglah pikiran negatifmu itu.
"Iya. Bagaimana kau bisa tau namaku?"
"Tentu iya. Kau adalah osis di sekolah ini. Tentu kau banyak dikenal murid-murid."
"Ah.. benarkah?"
"Iya. Oya! Namaku Song Yunhyeong."
"Ah.. ne."Setelah kami berkenalan, aku sangat senang karena Yunhyeong -sunbae bisa mengajariku tugas fisika.
---
"Choi Jira! Tunggu sebentar." Sesorang berteriak memanggil namaku saat aku hendak masuk ke dalam bus. Ternyata Koo Junhoe -sunbae.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Ujarnya.
Belum sempat aku menjawab, kernet bus sudah berteriak untuk cepat-cepat. Aku mengatakan untuk menungguku sebentar saja. Tapi Koo Junhoe -sunbae malah mengatakan pada kernet bus kalau aku tidak jadi naik bus. Setelah itu, bus melaju dengan kencangnya. Aku sempat berteriak agar bus itu berhenti. Tapi bus itu bahkan tidak mau mendengarnya. Mana ada bus yang bisa mendengar. Batinku.Akhirnya, dengan terpaksa aku mengikuti Junhoe -sunbae. Dia bilang kalau dia ingin memperkenalkan aku kepada temannya. Sungguh aku sangat malu. Dan dia bilang kalau temannya sudah tau soal perjodohannya denganku. Astaga.. bahkan dia sudah berani bercerita kepada orang lain. Sedangkan aku saja mati-matian merahasiakan hal tersebut.
Setelah cukup lama berjalan. Kira-kira dua puluh menit, akhirnya kami sampai di depan gerbang perumahannya. Masih di situ. Kemudian kami masuk dan ternyata rumahnya berada di paling belakang pojok perumahan. Kami tidak banyak bicara. Tapi sesekali membicarakan tentang kegiatan OSIS selanjutnya. Akhirnya kami sampai di depan rumahnya dengan keadaan cukup lelah. Koo Junhoe -sunbae pun menekan tombol bel rumah temannya Koo Junhoe -sunbae. Alangkah terkejutnya aku, saat melihat temannya.
"KIM JINHWAN-OPPA!?"
---
Hallo..
Maaf aku nggak update 3 hari.
Hapeku disita :((
2016/10/15Please, do vote and comment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Junhoe Fanfiction)
FanfictionAwalnya, Choi Jira dan Kim Taeyeon berteman baik. Tapi, karena sebuah organisasi yang di dalamnya melibatkan Koo Junhoe seorang ketua organisasi tersebut, hubungan antara Choi Jira dan Kim Taeyeon memburuk. Kim Taeyeon saat ini memang menyukai Koo J...