RidhoMisterius.
Itulah dia. Jiwanya tertutup. Senyumnya terbatas. Raut wajahnya rahasia.
Ingin rasanya aku mampu memahami dia.
Perempuan itu....
Rembulan.
Selalu menutup diri. Setiap kali aku coba dekat, dia memeluk dirinya. Gestur tubuh yang khas dari perempuan berambut pajang lurus itu. Seolah ingin melindungi diri.
Bukan.
Bukan hanya padaku. Sikapnya begitu pada setiap lelaki yang kulihat. Seolah setiap pria adalah ancaman.
Beda sekali saat dia bergumul dengan perempuan. Wajahnya mampu ekspresif. Tawanya bisa lepas. Gesturnya penuh ceria.
Kenapa?
Apa masalahnya?
Hampir setahun ini aku mencoba. Sesaat setelah aku melihat Rembulan. Perempuan putih bermata bulat. Hidung mancung. Bibir sensual. Tubuh tinggi semampai.
Menawan.
Tak butuh lima menit bagi hatiku untuk berdegup kencang saat melihat pesonanya.
Mataku terkunci padanya saat dia memasuki ruangan ini. Hatiku memaksa diam saat Pak Rio berdiri disebelah Bulan hendak memperkenalkannya.
"Ini Rembulan Sahaja. Resmi bergabung dengan Rumah Impian di Divisi Agen Properti sebagai property consultant. Tolong dibantu sebaik mungkin. Kerjasamakan apa yang bisa," begitu katanya dihadapan kami.
Otakku langsung menangkap. Tubuhku sigap. Berjalan langsung kehadapannya. Kuperkenalkan diriku.
Semangat bukan buatan.
"Ridho Abu Bakar. Account Executive. Divisi Media," kataku dengan senyum mengembang, kuulurkan tanganku.
Dia mundur selangkah. Wajahnya cemas. Melihat tangangku dengan takut. Menjulurkan tangannya penuh ragu. Hanya sedetik setelah kami bersalaman, tangannya menarik mundur.
Dahiku berkerut. Kupelajari gesturnya. Tangan kanan di dada kiri. Tangan kiri melingkar diantara perutnya yang rata. Memeluk dan melindungi diri. Itulah yang tampak.
Aneh.
Apa salahku?
Apa wajahku buruk?
Tubuhku mengancam?
Ah, masa iya.
"Mas Ridho ini kartu nama yang tadi. Makasih ya..." kata Rembulan, berdiri satu langkah di depan mejaku. Tangannya menjulur menawarkan sebuah kartu nama.
Aku terima kartu itu.
Sedetik setelahnya, dia melepaskan. Tangannya segera ia tarik menjauh dariku. Gesturnya was-was. Penuh curiga. Mengangguk pelan, senyum sedikit lalu melangkah pergi.
Aku melihatnya. Terus memandannginya hingga punggungnya tak lagi nampak. Kugelengkan kepala.
Frustasi.
Rembulan.
Ada apa dengan kamu?
Seandainya aku bisa memahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memahami Rembulan #3 Undeniable Love Series
Romance(Warning : This is teaser version. Please don't read If you're looking for full version) Misterius. Itulah dia. Jiwanya tertutup. Senyumnya terbatas. Raut wajahnya rahasia. Ingin rasanya aku mampu memahami dia. Perempuan itu.... Rembulan.