:: Dekat ::

1.8K 162 83
                                    

🎵La la lost you - Niki

















:: Kadang gue ngerasa lucu sama diri gue sendiri, guenya terlalu percaya diri dia nya nggak peduli ::

***

Aden pov.

Gue nggak tau kalau pacaran ternyata bikin pusing, yah wajar sih soalnya gue belum pernah pacaran. Ngenes. Emang! Nggak usah merasa kasihan karena gue biasa aja!

Dua hari setelah ketemu sama camer, -bapaknya Chelsea maksud gue- gue mendadak sibuk sampai nggak ada waktu buat merem barang sejenak. Siang sampai hampir maghrib gue harus bareng-bareng Senja sama yang lainnya. Malamnya gue dapat tantangan di arena streetball seperti biasa, sialnya gue kalah dan nggak dapat duit. Pulang udah dicegat Senja, mau cari kado buat Caca, katanya. Tapi udah muter kesana kemari nggak ada yang cocok, bisa bayangin gimana pusingnya kepala gue?

Btw Caca itu pacarnya Senja kalo kalian mau tau.

Pagi ini baru aja gue mau tidur, si Senja, Dudung udah nongol aja di kamar gue. Bawa kopi sama gula, gue tanya mau ngapain, jawabnya mau cari solusi buat putusin Caca. Runyam banget dah hidup sobat gue itu, dan sekarang dia udah macam zombie yang nggak mati ribuan tahun gara-gara diselingkuhin pacar.

"Den bantuin dong!" kata Senja entah udah ke berapa kalinya pagi ini. Gue lupa ngitung saking pusingnya.

"Biarin gue tidur, abis itu nanti gue bantuin. Gimana?" tanya gue.

"Ngomong sama lo sama aja, gue mau pulang!" ucapnya menggebu. Yah terserah dia, sejak tadi gue malah berharap tuh bocah buruan pulang.

"Yaudah sono!" ucap gue agak sewot.

Bukan bermaksud nggak mau bantuin Senja, gue Cuma lagi capek. Terkadang dia harus bisa mikir sendiri solusi yang tepat, nggak selamanya gue ada kan?

***

Author pov.

Chelsea menepuk pipinya yang terasa dingin. Jam berwarna cokelat yang menempel di tangan kirinya masih menunjukkan pukul tujuh, tapi dia sudah berdiri di tengah GOR Purbalanga dengan atribut basket lengkap, juga dengan sebuah bola basket yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sambil menunggu teman-teman satu timnya sampai, Chelsea berlari mengelilingi lapangan dan melakukan pemanasan.

Setelah merasa sudah cukup dengan pemanasannya, Chelsea mengambil bola basketnya mendribble ke arah ring basket dan melakukan shoot dari luar garis tiga angka. Dan bola itu dengan mulus meluncur masuk ke dalam ring. Chelsea melakukan itu berkali-kali. Dan dari sepuluh percobaan, semuanya masuk dengan sempurna.

Untuk seseorang yang awam dengan basket pasti akan terheran-heran dengan kepiawaian Chelsea melakukan shooting.

Chelsea tersenyum bangga, dia merasa harus melakukan itu karena Chelsea tidak pernah gagal. Dia merasa gagal adalah kiamat dalam hidupnya, oleh karena itu dia selalu melakukan apa pun agar keinginannya terkabul. Tapi Chelsea bukan jenis orang yang suka curang, dia akan melakukan apapun, tapi masih di batas wajar dan masuk akal. Dia bukan psico.

Raden (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang