🎵 Anne Marie - Our Song::: Hari ini dimulai dengan sebuah pilihan, dan masa depan Tuhan yang akan menentukan :::
***
Aden terbangun tepat saat sinar matahari mengganggu indra penglihatannya yang masih terpejam. Beberapa kali dia mengerjapkan matanya, sebelum dia bisa duduk dan sadar sepenuhnya. Badannya terasa pegal karena semalaman harus tidur di sofa. Akan tetapi Aden tak terlalu mempermasalahkan hal itu.
Aden menoleh ke ranjang tempat Chelsea tidur semalam dan masih menemukan gadis itu di sana. Meringkuk dalam tampaknya gadis itu tengah kedinginan.
Perlahan, tanpa suara Aden mendekat ke arah Chelsea tidur dan mengecek suhu tubuh Chelsea yang sempat naik tadi malam. Aden menghela napas lega saat merasakan suhu tubuh gadis itu sudah kembali seperti semula.
Setelah menarik selimut dan menyelimuti Chelsea yang meringkuk kedinginan, Aden turun ke lantai bawah untuk membuat sarapan.
Aden baru saja selesai menata makanan yang baru di belinya saat mendengar langkah kaki dari tangga.
"Pagi," sapa Chelsea dengan senyum cerianya.
"Hm," Aden menjawab seadanya lalu kembali fokus menata makanan di depannya.
"Kok lo beda?" Aden menatap Chelsea dengan dahi berkerut. Memangnya apa yang berbeda darinya? Aden melihat penampilannya, dan tak menemukan keanehan di sana. Lalu yang berbeda apa?
"Beda gimana?" tanya Aden setelah tak berhasil menemukan yang berbeda darinya, dia memilih untuk bertanya langsung pada Chelsea.
Chelsea tampak menilai penampilan Aden dari atas sampai bawah. Aden mengikuti arah pandang Chelsea, memangnya apa yang aneh dari pakaian rumahan biasa? Celana jeans selutut dengan kaos putih polos. Apa yang aneh?
"Kok tambah ganteng,"
Aden bengong. Chelsea tadi bilang dia tambah ganteng? Tapi tunggu! Bukannya dari dulu dia juga ganteng ya?
"Malah bengong, dipuji bukannya makasih,"
Aden mendengus. "Dari dulu gue juga ganteng," ucapnya pede.
"Ck terserah lah," ucap Chelsea cuek. Dia menarik salah satu kursi di sana dan mendudukkan bokongnya berhadapan dengan Aden.
"Hm kayaknya enak, lo yang masak Den?" tanya Chelsea, matanya berbinar melihat beberapa masakan yang terhidang di atas meja.
"Bukan lah! Gue nggak bisa masak, itu tadi gue beli di depan," Chelsea mengangguk lalu mulai mengambil nasi setelah Aden.
Mereka makan dalam diam. Setelah makan Chelsea mengambil piring kotor dan mencucinya, walau dia dimanjakan oleh kedua orang tuanya, tapi Chelsea masih bisa kalau hanya sekedar mencuci piring saja.
Aden masih duduk di tempatnya dan memilih memperhatikan Chelsea mencuci piring. Hari ini hari libur, jadi dia bisa di rumah sepuasnya.
"Lo kapan mau pulang?" tanya Aden. Chelsea menoleh sekilas, dan kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menjawab pertanyaan dari Aden. Barulah setelah selesai mencuci piring dia mendudukkan dirinya di hadapan Aden dan menatap Aden serius.
"Gue mau tinggal di sini," sekali lagi Aden bengong. Bukan masalah sebenarnya, tapi perempuan dan laki-laki tinggal satu atap dan hanya berdua, banyak setan berkeliaran lagi, bagaimana pun Aden normal.
"Tapi-"
"Please," mohon Chelsea cepat.
Aden menggeleng keras, walaupun dia menyukai Chelsea tapi bukan berarti cewek itu bisa berbuat seenaknya. Mungkin dalam hati Aden dia berteriak keras mengatakan ya, tapi Aden jelas tidak mungkin mengatakan ya untuk apa yang Chelsea minta barusan kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden (New Version)
Teen FictionNEW VERSION Aden, sebagai pemeran utama yang bertindak sebagai cowok konyol -bukan bermaksud tidak serius-. Pecicilan, walau terkadang suka mewek kalo nggak Ada orang. Chelsea, sebagai pemeran utama cewek. Sadis, ciumable, moodboosternya Aden tentu...