🎵Little Mix - Power ft. Stormzy
:::Kamu hanya perlu berdamai dengan dirimu sendiri agar rasa sakit itu pergi:::
***
Tuk
Tuk
Tuk
Suara ketukan jari-jemari pada meja kayu itu terdengar teratur. Seorang gadis dengan kacamata hitam membingkai matanya tengah menatap malas jalanan ibu kota di seberang cafe tempatnya berada.
Ada setangkai mawar putih di sebelah tangan kirinya, dengan sebuah pita mengikatnya pada gulungan kertas yang diyakini gadis itu adalah sebuah surat.
Gadis itu mengabaikan aroma cokelat yang masih mengepul dari cangkir putih di hadapannya. Sesuatu yang tidak biasa. Gadis itu tidak pernah sekali pun melewatkan secangkir cokelat di pagi hari seperti kali ini.
“Masih ngelamun apa sih lo Chel? Si Arang hitam itu lagi?” seorang gadis lain dengan apron bunga sakura datang sambil membawa cake berlumur cokelat di atasnya.
Gadis itu, Chelsea menjawab dengan sengit. “Cih! Mana mungkin gue mikirin orang itu, denger namanya aja ogah!”
“Chelsea, lo bener-bener gak pinter buat bohong!” sahut si gadis ber-apron.
“Udah deh ..., gue gak suka ngebahas ini lagi.” Chelsea tersenyum pada si gadis ber-apron. “Itu cake buat gue ya?” tanyanya sambil menunjuk cake yang masih berada di tangan si gadis ber-apron.
“Iya, khusus buat lo yang selalu datang ke sini setiap weekend. Gue kasih banyak cherry biar hari lo menyenangkan.”
“Amin,” sahut Chelsea cepat sambil tersenyum tipis. Sebuah do’a yang selalu dia harapkan, tapi sampai saat ini belum terwujud. Entah kapan hari menyenangkan itu akan datang padanya.
Si gadis ber-apron kembali ke dapur meninggalkan Chelsea yang kembali melamun sendiri. Chelsea menghela napas. Dia tidak pernah merasa seputus asa ini selama delapan belas tahun hidupnya. Sejak kecil dia menggantungkan diri pada cowok itu, dan tiba-tiba saja cowok itu dengan seenak jidatnya bilang mereka hanya berteman.
Setelah segala hal yang mereka lewati, cowok itu membuang Chelsea saat sudah menemukan sesuatu yang lebih bagus. Hati cewek mana yang tidak galau jika diperlakukan seperti itu?
Suara gemerincing dari lonceng yang berada di atas pintu masuk memaksa Chelsea untuk menoleh. Aura menegangkan itu langsung memenuhi seluruh isi cafe saat sepasang remaja seusianya memasuki cafe dengan raut wajah marah.
Sepasang remaja itu kebetulan mengambil tempat duduk tepat di belakang Chelsea.
“Lo udah serusak apa sih? Kenapa bisa sampai kena penyakit menjijikan itu Tha?”
“Lo udah main sama cowok mana aja? Gue gak heran si Jati minta putus, lo udah keterlaluan Tha. Kalo sampai orang tua kita tau, mampus lo.”
“Gada please. Gue gak butuh ceramah lo. Gue butuh solusi.”
Chelsea memejamkan matanya. Tidak seharusnya dia mendengar pembicaraan itu, tapi semua itu terdengar jelas karena suasana cafe yang sepi dan hanya ada dirinya dan sepasang remaja itu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden (New Version)
Teen FictionNEW VERSION Aden, sebagai pemeran utama yang bertindak sebagai cowok konyol -bukan bermaksud tidak serius-. Pecicilan, walau terkadang suka mewek kalo nggak Ada orang. Chelsea, sebagai pemeran utama cewek. Sadis, ciumable, moodboosternya Aden tentu...