:: Happy moment ::

977 98 14
                                    

🎵NCT dream - hello future










::: Nggak akan pernah gue bikin lo sakit hati, camkan aja ucapan gue, diinget, dan dilihat. Gue bakal buktiin itu seiiring berjalannya waktu :::

***

Chelsea ngambek, hanya karena Aden ketahuan chat dengan seorang cewek kenalannya di sekolah. Sebelumnya Chelsea belum pernah seperti ini, baru kali ini pun juga karena dia dalam masa periode bulanannya. Darimana Aden tau? Chelsea cerita sendiri saat tadi malam berkirim pesan, katanya ini hari kedua masa periodenya.

"Ngapain pake bales chat dia segala? Omongan kalian juga nggak penting, udah keliatan banget ceweknya modus kaya gini masa nggak peka sih Den!!" bentak Chelsea.

"Ya ampun Chel, gue bukannya nggak peka, tapi dia masih di batas wajar kok. Lo bisa baca sendiri kan chat dari dia, kami nggak ngomongin macem-macem Chel," jelas Aden.

Chelsea melotot mendengar jawaban dari Aden. Jari lentiknya terus bergerak memeriksa ponsel milik Aden. Semakin lama, bibirnya makin manyun. Hingga pada akhirnya ponsel milik Aden dibanting! Iya dibanting, untung bantingnya di kasur. Coba kalau di lantai, udah pecah ponsel Aden.

"Apaan masa dia ngechat bilang lagi buka underwear. Nggak jelas banget sih!!" bentak Chelsea.

Aden dengan cepat mengambil ponselnya dan melihat chat terakhir dengan cewek itu. Memang benar apa yang Chelsea bilang, tapi kan Aden belum tau! Dan bukan salah Aden kalau dia nggak tau! Salah siapa tadi asal ambil ponsel milik orang!

Terus aja Den, dasar nggak mau disalahin!

"Ya ampun Chel, lo salah paham," ucap Aden pada Chelsea.

Chelsea tidak melarikan diri, dia hanya diam dengan bibir mencebik kesal dan mata melotot pada Aden.

"Gue jelasin," bujuk Aden, tapi Chelsea masih tidak menjawab. Masih dalam mode ngambeknya.

"Duduk dulu," ucap Aden lembut mempersilakan Chelsea duduk di bangku belajarnya. Chelsea menurut. Aden memilih duduk di lantai, bersandar pada tempat tidurnya, sambil menatap Chelsea dengan tatapan tanpa bersalahnya.

"Buruan!! Katanya mau jelasin!" bentak Chelsea.

Aden menghela napas, menghadapi cewek ngambek itu harus sabar. Jangan asal tubruk, nanti lari. Ngelus dada dulu sebelum buka mulut.

"Lo udah liat chat nya kan, Chel? Dan lo udah baca yang sebelum-sebelumnya. Di sana lo bisa liat kalo gue nggak bicarain aneh-aneh kan? Lagian itu Litha, temennya Didi. Lo nggak kenal?"

Chelsea menggeleng keras-keras. "Gue nggak suka ya lo main di belakang. Baru juga berapa bulan kita pacara, masa udah berani selingkuh, hubungan kita nggak serendah itu kan Den?!" ucap Chelsea dengan mata menyipit.

Aden mendesah keras-keras, frustasi sebenarnya, akan tetapi emosi juga percuma. Yang ada masalahnya akan tambah runyam.

"Yaudah blokir aja! Delete semua kontaknya, di blacklist sekalian biar puas, toh gue nggak peduli. Hapus aja semuanya," ucap Aden.

"Kok kesannya jadi gue yang jahat sih! Gue nggak ngekang lo ya Den! Gue Cuma nggak suka lo akrab sama cewek, apalagi foto profilnya telanjang kaya gitu. Emang cowok di otaknya Cuma porno aja ya!"

Aden menghela napas sekali lagi. Dia berdiri lalau berjalan ke arah Chelsea, menumpukkan tangannya pada pundak ringkih Chelsea hingga jarak mereka menjadi sangat dekat. Chelsea mendadak gugup, pasalnya sudah sangat lama mereka tidak kontak fisik lagi. Hampir sebulan lamanya mereka hanya komunikasi lewat ponsel.

Raden (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang