:: Pertemuan tak terduga ::

1.3K 126 14
                                    

🎵Justin Bieber - Lonely





::: Nggak ada kata terlambat untuk mencari kebahagiaan :::

***

Aden memantulkan bola basket di tangannya dengan asal. Pikirannya kalut memikirkan Chelsea yang tidak segera memberi jawaban tentang pertanyaannya, padahal sebelum mengantar Chelsea pulang dia sudah memastikan jika cewek itu paham maksudnya. Tapi hingga sekarang, dua hari setelah aksi dia 'menembak' Chelsea -yang baru Aden sadari terlalu mendadak itu-, belum ada kabar sama sekali dari cewek itu.

Saat ini dia berada di rumah Cikal, tepatnya berada di lapangan basket belakang rumah Farel, tak ada alasan mengapa dia jadi dekat dengan cowok itu. Sejak duel malam itu, dia memang lebih sering menghabiskan sore harinya di rumah Cikal ketimbang ngumpul dengan sahabat-sahabatnya.

"Den, pinjem bolanya sini!" dengan malas Aden melemparkan bola basket di tangannya pada Cikal. Aden tak terlalu peduli dengan keberadaan Cikal, karena sejak tadi yang ada di pikirannya hanyalah Chelsea. Bahkan saat Senja mengobrak-abrik rumahnya pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, Aden biasa saja.

Biasanya dia langsung marah, apalagi kamarnya yang jadi sasaran Senja. Begitu-begitu Aden bukan jenis cowok yang betah dalam ruangan kotor dan berantakan, setidaknya kamarnya bersih dan rapi.

"Den! Hoy Den!" mau tak mau Aden menoleh ke arah Cikal.

"Apa?" tanya Aden malas. Dia duduk di tengah lapangan basket sambil mengelap keringat di kening dengan punggung tangannya.

Cikal tersenyum maklum, lalu mendekat ke arah Aden dan duduk di samping Aden. Meletakkan bola basket di tangannya ke keranjang bola, sebelum menoleh ke arah Aden.

"Chelsea?" tanya Cikal.

Aden tidak tau jika kegalauannya terlihat sekali, padahal dia sudah berusaha baik-baik saja. Aden hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Cikal.

"Udah lah Den, cari yang lain aja!"

"Nggak semudah itu kali Kal, lo pikir nyari baju apa? Gue udah sayang banget sama dia, ini pertama kali gue jatuh cinta."

"Lo seyakin itu kalo yang lo rasain sekarang cinta? Lo masih labil, dan hal biasa kalo lo suka sama lawan jenis. Hal biasa juga kalo lo suka sama cewek lain dalam detik yang berbeda, jadi ada banyak cara agar lo bisa move on dari Chelsea."

"Kal!"

"Mumpung belum jauh lagi Den, mending lo berhenti. Gue nggak bermaksud apa-apa Den, tapi ke depan nanti nggak segampang yang lo bayangin. Kalo lo pernah baca novel yang konfliknya di jodoh-jodohin itu, nah lo harus siap soalnya gue rasa Om Daren juga pasti udah menentukan jodohnya Chelsea. Dan lo, orang sekecil lo! Nggak akan jadi apa-apa."

Aden mendengus, kok Cikal jleb banget ngomongnya.

"Ikut gue aja yuk, gue mau ngapel gebetan. Sekalian lo cuci mata, nanti dia bawa temannya, cewek, siapa tau bisa jadi pengalihan lo dari Chelsea," Aden tak beranjak dari tempatnya.

Dia malas, sungguh, jika saja dia punya keberanian mungkin saat ini dia sudah melesat pergi ke rumah Chelsea dan menemui cewek itu langsung. Akan tetapi dia takut mendapat penolakan dari Chelsea, iya dia emang cemen.

Untuk pertama kalinya, di kesempatan pertama Aden menembak seorang cewek, dia digantungkan. Dia tak mendapat jawaban pasti dari Chelsea, ternyata digantung itu nggak enak.

"Males ah, gue balik aja," Aden berdiri dan dengan bahu lemas memberesi baju seragam dan tas sekolahnya juga. Dia belum sempat pulang ke rumah, dan langsung ke rumahnya Cikal saat pulang sekolah tadi.

Raden (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang