:: Tiba Saatnya ::

813 97 15
                                    

🎵Misellia - Akhir tak bahagia














Komunikasi antara Aden dan Chelsea berjalan ‘cukup lancar’ walaupun sekarang waktu Chelsea tersita pada banyak hal. Hampir seminggu ini Chelsea sibuk dengan persiapan pertandingan basket yang akan diadakan sebentar lagi, pun masih aktif belajar bersama dengan Ferdi.

Sebetulnya Aden kurang suka dengan cowok bernama Ferdi itu, tapi dia tidak mau jadi posesif. Dia yakin Chelsea bisa dipercaya.

Karena itu juga Aden maklum kalau pesannya kadang tidak di balas.

Awalnya Aden memang bisa bersikap biasa, tapi lama-lama dia merasa bosan.

Karena hal itu juga sore ini Aden mau saja saat temannya mengajak jalan keluar. Aden sudah bilang pada Chelsea, menjelaskan dari A-Z, dan Chelsea bilang boleh. Kalau Chelsea bilang tidak, Aden juga tidak akan menyanggupi ajakan itu.

Sekarang dia berdiri di depan sebuah cafe menunggu cewek itu yang katanya masih di jalan. Awalnya cewek itu minta Aden untuk menjemputnya, tapi Aden bilang dia tidak bisa, dan cewek itu akhirnya setuju untuk berangkat sendiri-sendiri.

“Hai Den!” Aden menoleh.

Terkejut melihat penampilan cewek itu yang terkesan berlebihan. Bagaimana tidak berlebihan jika makan malam saja sampai harus menggunakan dress, itu pun dress berpotongan pendek yang panjangnya hanya sepertengahan paha cewek itu. Ketat dan telalu terbuka. Aden menggosok bagian lengannya, padahal cuaca sedang tidak bersahabat.

“Kita Cuma mau makan malam kan Tha?” tanya Aden. Ya. Cewek itu Litha. Tidak perlu kaget, Aden jujur dengan Chelsea jika dia jalan dengan Litha.

“Eh maaf ya nggak sempet ngasih tau, ada perayaan ulang tahun temenku di sini. Jadi kemungkinan ya sampai dini hari mungkin,”
Aden melotot tak terima, kenapa mendadak?!

“Ohhh,” Aden memindai cafe dari luar dan melihat memang sudah banyak orang di dalam sana. “Kalo gitu, gue pulang aja lah Tha,” ucap Aden lalu menoleh lagi ke arah Litha.

“Eh kenapa?” reaksi yang terlalu cepat. Aden tidak sempat menyingkir saat tangan litha menarik lengannya.

“Eh...” risih. Aden menyingkirkan tangan Litha lalu menjaga jarak. “Gue salah kostum juga,” lanjut Aden. Dia memakai celana pendek selutut, dan T-shirt putih polos berlapis kemeja kotak-kotak yang lengannya digulung sampai siku. Dia juga hanya memakai sandal biasa.

“Nggak papa Den, nanti gue pinjemin baju temen gue deh. Ada Didi juga kok di dalam,”

Aden tidak sempat menolak lagi, Litha langsung menggeretnya masuk tanpa peduli jika Aden tidak nyaman dengan kedekatan mereka. Sampai di dalam, semua orang masih sibuk sendiri-sendiri. Litha memanggil salah satu teman cowoknya, dan meminta bantuan untuk meminjamkan baju untuk Aden.

Aden pasrah saat teman Litha mengajaknya ke sebuah ruangan. Di sana dia berganti pakaian. Aden menolak meminjam baju dari cowok itu, dia hanya mau menerima pinjaman celana panjang dan juga sepatu.

Setelah itu dia kembali keluar bersama teman Litha itu yang dia ketahui bernama Ronald. Saat Aden sampai ruang tempat acara pesta dilaksanakan, ruangan sudah sesak dengan kumpulan orang-orang yang saling berdesakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raden (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang