:: Es krim ::

1.5K 171 45
                                    

🎵TXT - I know i love you








::: Nggak masalah cewek confess duluan, daripada ngode terus cowoknya nggak peka :::


°°°°

Slurp...

Aden meringis sambil meraba kantong celana jeansnya. Dia tak bawa dompet, sialan! Sejak tadi dia sudah sangat mengkhawatirkan hal ini akan terjadi, dan sialnya benar-benar terjadi.

Chelsea sepertinya tak pernah ada puasnya dengan yang namanya es krim. Sebanyak apapun es krim di depannya, jika dia sendiri belum mual maka mulutnya tak akan berhenti memakan es krim itu.

"Aden..." panggil Chelsea.

Dengan wajah melasnya, Aden menoleh ke arah Chelsea. "Kenapa?" tanya Aden. Feeling Aden sudah tidak enak.

Chelsea mengangkat sendok es krimnya dan mengangsurkan ke arah mulut Aden. Aden menutup mulutnya rapat-rapat, menahan godaan untuk melahap es krim di depannya. "Bilang aaaaa..." ucap Chelsea menggoyangkan es krim itu dengan menggoda.

Aden membuka mulutnya lebar dan mengucapkan aaaa hingga rasa dingin vanila menguar di mulutnya. "Enak?" tanya Chelsea.

Aden mengangguk, memang rasanya enak. Yang namanya es krim sepertinya memang dimana-mana enak, buktinya Aden belum pernah sekali pun menolak makan es krim, apalagi yang gratis.

"Boleh pesen lagi?" tanya Chelsea dengan watadosnya, bahkan ada senyum super manis terukir di bibirnya. Jika saja tak ingat uangnya tinggal lima puluh ribu, Aden dengan senang hati akan mengatakan boleh. Tapi sayangnya dia harus jujur atau akan berakhir jadi pembantu sementara di kedai itu.

"Kapan-kapan lagi aja ya, duit gue tinggal ini," Aden mengangkat uang lima puluh ribu di tangannya ke depan wajah Chelsea.

Chelsea mengerjap sebentar, lalu dengan cepat menghabiskan es krim yang tinggal sedikit.

"Yaudah yuk keluar, udah abis." Chelsea mengangkat cup es krim itu seakan memberi tahu Aden jika cup itu sudah kosong tak bersisa sama sekali. Aden mengangguk kaku lalu membayar es krim yang dimakan oleh Chelsea.

Mereka keluar dari kedai itu dan berjalan ke arah motor Aden yang terparkir tak jauh dari sana. Chelsea memasang headset ke telinganya, dan memilih lagu di playlistnya. Mengabaikan Aden yang sejak tadi geram sendiri dengan tingkah cewek itu.

Saat Aden naik ke motornya, Chelsea ikut naik di belakang Aden dan dengan tenang melingkarkan tangannya ke perut Aden. Aden mendesah kesal, merasakan kepala Chelsea yang sekarang bersandar di punggungnya.

Aden menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, dia tidak sedang terburu-buru. Saat merasakan tangan di perutnya semakin mengerat, Aden berusaha keras agar tidak melepaskan tangan Chelsea. Karena demi apapun dia belum pernah merasakan perasaan aneh itu, merasakan aliran darahnya yang terlampau cepat dan jantungnya yang berdetak tak sesuai aturannya.

Sampai di jalan yang agak sepi barulah Aden sadar sejak tadi dia menjalankan motornya tanpa tujuan yang jelas. Beberapa meter lagi sampai di area kompleks rumahnya, dan Aden tak tau kemana harus mengantar Chelsea. Sedangkan gadis itu tertidur dengan lelapnya tanpa terganggu sekitar, Aden bahkan harus susah payah mengemudikan motornya dengan sebelah tangan karena sebelah lagi dia gunakan untuk menahan tangan Chelsea.

Raden (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang