Mata Yerim benar benar bengkak. Hidungnya memerah. Bahkan ingus juga mulai mengalir dari lubang hidungnya.
Dia tidak menyangka kalau semua ini bakalan terjadi. Entah, apa yang dipikirkan Jongin. Ya, Yerim seperti ini karena ulah mulut Jongin. Yang membuatnya merasa kalau ia harus jadi anak yang berbakti.
Membuat Yerim merasakan pening yang teramat sangat. Apalagi, Hp miliknya baterainya habis. Tidak ada seseorang yang akan mendengar curahan hati Yerim saat ini.
Sungguh, jika bisa. Yerim ingin lari, dan pergi jauh dari jakarta.
"Yeri, tegakkan kepala kamu!" perintah ayah Yerim.
Dengan mata yang memerah, Yerim menatap ayahnya dan menegakkan kepalanya.
Krieett.
Pintu ruangan VIP dari sebuah restoran itu dibuka oleh ayah Yerim.
"Oh, Young Kwang. Silahkan duduk."
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Da Hee."
"Tidak apa-apa. Ini anakmu?"
Kemudian Yerim menggukkan kepalanya.
Kim Young Kwang, alias ayah Yerim itu mengajak anaknya duduk dikursi yang sudah tersedia disana.
"Aa'?!"
Astaga, cobaan apalagi ini?! disaat semuanya mulai tertata lagi. kenapa harus ada jalan berkelok yang begitu tajam?
Haruskah Yerim terperosok dalam pernikahan gila yang di buat oleh keluarganya?
Atau, menghilang dari dunia ini?
Ya, meskipun Yerim tau. Kalau dia tidak akan pernah menyesal menikah dengan seseorang yang sekarang tengah duduk didepannya dan menatapnya sendu.
"Wah, Yerim sangat cantik. Benarkan Gyu?" tanya ibunda Mingyu.
"Iya, bu."
"Bukannya kalian berdua sudah dekat selama dua tahun terakhir ini?" tanya ibunda Mingyu lagi.
Yerim tidak menjawab. Dia hanya sibuk mengaduk aduk sup yang ada didepannya dengan tatapan kosong.
Sedangkan Mingyu menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Dan dia melirik Yerim sesaat.
***
Acara makan malam laknat itu sudah berakhir. Yerim tidak pulang ke apartemennya. Dia malah menyuruh ayahnya untuk mengantarkannya ke rumah Arin.
Ketika sudah tiba di depan gerbang rumah Arin. Yerim membelokkan kakinya, dan berjalan menjauh dari rumah Arin.
Sampai pada akhirnya ia sekarang berada didepan alfamart yang ada dikomplek perumahan Arin.
Yerim duduk dikursi yang ada disana. Pikirannya kosong. Dia tidak ingin memikirkan apapun saat ini. kepalanya benar benar pusing.
Namun, saat itu juga bayangan Jungkook terlintas di pikirannya. Untuk saat ini, ia benar benar tidak bisa melepaskan Jungkook. Bahkan, untuk move on dari pria itu dia tidak bisa.
Inikah yang disebut cinta mati? Entahlah Yerim tidak tau pasti.
"Yer?!"
Acara melamun Yerim terganggu. Bahkan saat ini gadis itu tengan menahan air matanya. Menahan agar tidak jatuh, dan membasahi keramik yang ada dibawahnya.
"Kamu kenapa malem malem disini?"
"Kamu nggak dingin? Baju kamu tipis banget."
"Yer? Kamu nggak apa apakan?"
Bug
Yerim langsung memeluk seseorang yang ada didepannya itu. menangis sekeras dan sekuat mungkin. Meremas dan membasi kaosnya. Menumpahkan segalanya.
"Kak, aku harus gimana???" tanya Yerim disela tangisannya.
Tidak ada jawaban. Hanya elusan ringan dikepala Yerim yang terasa.
"Kasih aku solusi!!!"
Masih tidak ada jawaban.
"Jungkook!!! Jawab gue!!!!" Yerim makin terisak dan mengeratkan genggamannya.
Ya, seseorang yang begitu perhatian dengan Yerim tadi adalah Jeon Jungkook. Pacarnya sendiri.
"Please!!! Jawab gue!!!" suara Yerim makin melemah, bahkan isakannya kini tanpa suara.
"Kamu mau kita putus?"
•••••
Okeee bentar lagi dah mao tamattt T-T
Itu papahnya Yerim, Kim Young Kwang. Ahjusi ahjusi pengguncang hati wkwkwk
Kalo yang ini mamahnya Mingyu. Lee Da Hee. Syiantix, muaniz kalo senyum. Ya 11 12lah sama gue wkwkwk
YOU ARE READING
Long Time No See
FanfictionJungkook ❌ Yeri Udah lama gak ketemu... Makin cantik aja dek, manis lagi. Jadi pengen balikan. •• Let's Break Up pt. 2 •• Kdr, 5 juli 2016 - 7 november 2016