sembilanbelas

3.5K 494 39
                                    

Saat ini Jungkook dan Yerim lagi duduk berdua di gazebo deket bazar. Keduanya diam. Apalagi Yerim, bahkan tatapan mata gadis itu kosong.

Jungkook hanya bisa menghela napas. Dia tidak berani bicara, takut kalau salah dan malah memperkeruh suasana.

"Kak?" panggil Yerim lirih.

Kepala Jungkook langsung menghadap Yerim. "Hm?"

"Gue boleh tanya sesuatu?"

"Tanya aja."

Yerim menghela napas, kepalanya yang tadinya tertunduk sekarang menghadap Jungkook. Mata coklatnya itu menatap lekat Jungkook.

"Kenapa gue selalu dihianatin sih?" tanya Yerim.

Jungkook mengernyit. Tanda dia gagal paham dengan apa yang ditanyakan oleh Yerim.

"Gak sama lo gak sama Kak Junhoe. Sama aja. Semuanya khianatin gue." Lanjut Yerim.

"Emangnya kamu diapain sama June? Kok nyamain dia sama aku?"

Yerim menatap sinis Jungkook. Dia sebal saat Jungkook menjadi bodoh seperti ini, yang tidak megerti arah pembicaraannya.

"Ya dikhianatin!!! Ditinggal sama cewek lain mulu!! Elah! Lo kok nggak mudeng mudeng sih kak!!!" jawab Yerim ketus dan langsung memalingkan wajahnya dengan sebal.

Ah, Jungkook mulai paham dengan arah pembicaraan Yerim. Dan dia teringat bagaimana dia menghianati Yerim dulu. Sungguh perbuatan yang memalukan bagi Jungkook.

"Maaf." Gumam Jungkook.

Yerim tidak menjawab. Dia teramat sebal.

"Emangnya kamu punya hubungan apa sama June?" tanya Jungkook yang sebenernya sudah penasaran dari tadi.

Lagi lagi helaan napas lolos dari bibir Yerim. "Lo nggak perlu tau."

"Mendingan kamu kasih tau aku yer. Biar nanti June aku kasih pelajaran karena udah bikin kamu kayak gini."

Yerim kembali menghadap Jungkook. "Nggak usah sok jadi pahlawan kak. Lo sama kak June itu sama bangsatnya." Jawab Yerim dengan senyum miris terukir dibibirnya.

Senyum miris Yerim, dibalas dengan senyum miris dari Jungkook. Saat ini rasanya bernafas saja sulit bagi Jungkook. Karena begitu sesak dan melelahkan.

"Jadi kamu nangis tadi karena June?" tanya Jungkook lagi.

Kepala Yerim mengangguk.

Seketika itu, Jungkook merasakan jutaan jarum menusuk relung batinnya. Ternyata bukan karena dia.

Jungkook membalikkan tubuh Yerim agar menghadapnya. Ia mengambil jari Yerim dan memegangnya erat. Menatap intens mata gadis itu, menelisik lebih dalam.

"Kamu bohong yer."

Yerim diam. Dia tidak bohong tentang itu. tapi, ada alasan lain saat ia menangis tadi.

"Bukan karena Junhoe kan?" tanya Jungkook sekali lagi.

Sungguh ia beneran nggak rela air mata Yerim diperuntukan untuk Junhoe.

Yerim masih diam.

"Aku harap Junhoe bukan satu satunya alasan yer. Karena aku bisa melihatnya dari mata kamu."

Jungkook melepaskan tangannya. Kepalanya tertunduk.

Sedangkan Yerim hanya terus mengamati tingkah laku Jungkook. Menatap pria gila yang telah mencuri hatinya.

"Gue nangis karena gue itu bodoh." Yerim membuka suara.

Dan saat itu Jungkook langsung menatap Yerim. Menunggu kelanjutan dari apa yang akan dikatakan Yerim.

"Bodoh karena gue belum bisa ngehapus semua ingatan gue tentang lo kak." Lanjut Yerim.

Jungkook kaget. kata kata yang sangat diinginkannya keluar dari mulut Yerim. Dan ia yakin kalau Yerim masih menyukainya.

Disisi lain, Yerim merutuki mulutnya yang dengan seenaknya ngomong seperti itu.

Tangan Jungkook kembali meraih jari Yerim. Menggenggamnya lebih erat dan dengan kehangatan. Lalu ia hembuskan nafasnya secara perlahan.

"Aku tau aku selalu nyakitin kamu selama ini. bahkan sebenernya aku nggak pantes buat kamu. Tapi, nggak tau kenapa aku pengen banget deket sama kamu lagi, ngejaga kamu lagi, dan jadi senderan kamu lagi."

Jungkook menggantungkan perkataannya. Ia menatap Yerim dengan lekat lekat sekarang.

"Maafin aku. Maaf karena pernah nyakitin hati kamu. Maaf karena gangguin kamu. Maaf karena selalu ngerepotin kamu. Aku minta maaf. Maaf banget yer. Maaf. Maaf -

"Aku juga minta maaf kak." Yerim memotong perkataan Jungkook.

Kepala Jungkook menggeleng. "Kamu nggak perlu minta maaf, karena disini yang salah itu aku."

Kemudian, Jungkook menempelkan dahinya dengan dahi Yerim. Matanya terus menatap mata Yerim. Seolah ia tenggelam dalam tatapan Yerim.

"Kamu mau jadi pacar aku lagi? Aku tau ini nggak romantis."

"tapi aku janji nggak akan ngulangi kesalahan aku lagi. kalau aku bohong, aku mati ditangan kamu, aku rela." Lanjut Jungkook dengan suara seraknya yang tertahan ditenggorokan.

Yerim merinding. Haruskah ia kembali kepada Jungkook? Ini terlalu rumit. Tapi, ia juga masih menyukai Jungkook.

"Aku sayang kamu."

"Aku cinta kamu."

"Will you be my girlfriend?"

Kemudian, mata Yerim memejam. Kepalanya mengangguk perlahan.

Dan saat itu juga, senyum bahagia tergambar jelas dibibir Jungkook. Dia bahagia, sangat bahagia. Begtu juga dengan Yerim.

"Kita bisa membuka lembaran baru lagi. Menuliskan tentang hal hal baru tentang kita."

Kepala Yerim mengangguk.

Hidung mancung Jungkook, menggesek gesek hidung Yerim. Terkesan geli dan membuat Yerim tertawa.

Dan lagi lagi, iman Jungkook nggak kuat. Padahal ia sudah tahan mati matian saat menempelakan dahinya dengan dahi Yerim.

"Aku boleh nyium kamu?"

Yerim tersenyum, lalu mengangguk juga.

Tidak menunggu lama, bibir Jungkook sudah mendarat manis dibibir Yerim. Ini rasanya beda. Karena, biasanya Jungkook yang mendominasi. Tapi sekarang tidak Yerim ikut ambil alih.

Melumat, mengecap dan terkesan menuntut.

Tangan kanan Jungkook, berada di tengkuk Yerim, dan jempolnya mengusap pipi Yerim yang memerah. Sedangkan tangan kirinya menuntun tangan Yerim agar mengalung di lehernya.

Rasanya begitu panas.












"Woy, kook! Kalo mau bikin anak gak dibazar juga kali!!!."






••••••


Aku masih polos •.•

Ini belum end ehehehe

Long Time No SeeWhere stories live. Discover now