2

170 9 0
                                    

       Aku mengusap dahi yang dipenuhi peluh. "Tiap orang punya jalannya masing-masing. Dan ini jalan saya."

       Laki-laki di depanku tersenyum getir. "Jalan untuk jauh dari saya? Kamu milih persimpangan lain agar jauh dari saya?"

       Aku mengeluarkan nafas dengan perlahan. Menata pikiran, hati, dan kata-kata yang akan aku lontarkan lima detik kemudian. "Dua hal. Dua hal yang harus kamu tahu," tanganku bergetar. "Melepaskan adalah bagian dari mencintai. Dan mencintai, adalah bagian dari menerima. Menerima segala kemungkinan terburuk dan menerima semua hal menyakitkan yang ada di depan mata. Saya hitam. Kamu putih. Dunia itu hanya sementara. Saya mau kamu saat kita berada di demensi yang kekal. Tak terbatas waktu dan ruang. Hanya itu."

       Dapat kulihat dia termangu, menatapku lamat-lamat. Ini yang aku hindari. Di tatap oleh kedua hazel yang mampu membuatku limbung seketika. Sebelum ia membuka mulut, aku kembali menimpali. Memaksakan senyuman, mencoba menenangkan hati yang berkecamuk.

       "Kamu harus bisa melepas saya. Karna itu adalah bagian dari mencintai."

Walking StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang