Oke, berbicara tentang bikini.
Pfft, cukup memalukan bicara begitu di depan Jungkook. Jadi, hari ini kebetulan hari libur. Ya kumanfaatkan sebaik-baiknya bersama Jungkook.
Contohnya sekarang, sudah lebih dari tiga puluh menit aku masih berlari diatas treadmill dengan kecepatan standar.
Aku sudah banyak berkeringat, nafasku sudah tersengal-sengal, tapi alat ini tidak akan berhenti sampai tiga puluh menit kedepan. Ya, Jungkook menyetel timer nya selama satu jam.
Aku sudah kewalahan setengah mati, sedangkan Jungkook disampingku masih berlari dengan santainya sambil mendengarkan musik.
Dia memakai headset dan dia berlari kadang sambil menggumamkan nyayiannya.
Yah, bisa kuakui. Suaranya juga merdu.
Feeling like i'm breathing my least breath...
Dengan kekuatan yang tinggal setitik, aku melihatnya bernyanyi sambil memejamkan matanya. Well, rasanya masih mustahil ada dia disini.
Dia bahkan pergi ke Jepang tanpa pamit.
Jungkook yang kuat.
Jungkook yang punya suara merdu, like always.
Jungkook yang berbeda.
I put my heart into your hand
Here's my soul to keep
I let you in with all that I can
You're not hard to reach
And you bless me with the best gift
That -"Ah!"
Sial. Aku kelamaan menatapi Jungkook, sampai aku tersandung dan kaki ku keseleo. Aku terjatuh dari treadmill, dan ini serius, kaki ku sangat sakit.
Jungkook tiba-tiba menoleh, ia mematikan alatnya dan buru-buru menghampiriku.
"Gwenchana?" Tanyanya cepat.
"Sakit, sakit sekali." Aku menelan ludahku sendiri. Rasanya urat di bagian betisku tertarik sampai telapak kaki.
"Luruskan kaki mu."Ujar Jungkook lalu meluruskan kaki ku.
Aku meminum air yang kubawa tadi. Jungkook masih sibuk memegangi sambil memijat-mijat pergelangan kaki ku.
"Ah! Ah! Yah!"
Jungkook menekan kuat pergelangan kaki ku dan menahannya beberapa saat. Kupukuli bahunya tapi dia tidak melepasnya. Oh yatuhan, sakit sekali.
"Bodoh. Kenapa bisa terjatuh, hah?"
Aku larut dalam suaramu yang begitu merdu sampai-sampai aku melukai kaki ku sendiri, bodoh.
"Tersandung." Balasku sinis.
"Jangan ceroboh, beruntung kaki mu tidak membiru."
Aku meliriknya yang sibuk memijat-mijat pergelangan kaki ku, lalu aku menggumam, "hm, iya iya."
"Apa masih sakit?"
Apa kau se khawatir itu?
"Tidak," Aku menggerakkan pergelangan kaki ku dengan pelan lalu membiasakannya. "Sudah tidak apa-apa."
Dan setelahnya mataku menangkap senyum nakal ayah dari antara pintu masuk, dia lalu tertawa sejenak sembari aku menggerutu padanya.
Lalu dia berbisik.
"Cepat kurus!"
-o0o-
Tidak ada yang berubah. Pagi ini lagi-lagi aku kembali diserang komplotan perusuh seantero sekolah. Yah, insiden Jungkook membelaku dan juga Min Suga yang mulai membenci Hye In.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punch On Trap
FanfictionPetinju muda satu ini memiliki segudang kepercayaan diri dan keberanian, hanya satu yang akan melemahkannya. Apakah itu?