9.| Agony

6.3K 1.1K 21
                                    

Jihye sungguh kesal, berkali-kali ia menghubungi Jungkook, ataupun ayahnya, keduanya tak ada yang membalas.

Beratus pesan ia kirim pada dua pria itu, namun lagi-lagi mereka juga tak kunjung membaca apalagi membalas pesannya.

Karena pasal sekaratnya sang emas di lingkaran tinju kemarin, Jihye begitu panik, dan kini ia kesal dengan mereka yang tidak memberi kabar.

Ia khawatir, sangat khawatir.

Jihye hanya bisa mondar-mandir, menggigit jarinya, dan menunggu ponsel di genggamannya bergetar.

Tak lama, ponselnya bergetar. Awalnya ia akan lega jika itu dari Ayah atau dari Jungkook. Kali ini, dari Park Jimin.

Namun Jihye mengangkat.

"Halo."

"Jihye, bagaimana keadaan Jungkook?"

"Apa?"

"Aku dengar ia sekarat, dan aku tidak bisa menghubungi siapapun."

"Kimte Oppa?"

"Dia bersamaku, kami khawatir."

"Maaf, tapi Jungkook dan Ayah juga tidak menghubungiku. Sama sekali."

"Ah begitu ya. Baiklah, kabari jika kau dapat info, begitu juga sebaliknya."

Jihye menghela nafas. "Iya."

Ia kembali menghela nafasnya. Rasa khawatirnya sampai membuatnya lupa makan dari tadi pagi. Ibunya sudah pergi untuk bekerja, dan ia pun mencoba menghubungi dua laki-laki itu.

Berkali kali ia mengecek Kakao Talk, pesan, dan log telefon. Sama sekali tak ada notifikasi. Bahkan Jihye sempat mematikan ponselnya tadi.

Ia menunduk, memutar-mutar ponsel di tangannya. Sampai layarnya berubah terang, menandakan ada panggilan.

Ada jeda beberapa saat, sebelum Jihye mengangkat, ia meneliti nomornya. Ya, nomor tak dikenal.

Namun ia berfikir positif, siapa tau ada informasi.

Jihye menekan ikon hijau.

Ia menaruh di telinganya, dan tidak ada yang terdengar.

"Halo?"

"..."

Jihye menaikan nada bicaranya. "Halo, anda siapa?"

"..."

"Halo, ini Sana. Ini tentang Jungkook, bisakah kau datang ke Nabï?"

Jihye terkejut bukan main, dalam situasi seperti ini ia bahkan tidak peduli siapa itu Sana. Yang ia dengar hanya nama Jungkook.

"Baiklah!"

#

Beginilah keadaannya. Jihye dengan tampilan apa adanya, menemui seorang wanita yang super cantik di depannya.

Minatozaki Sana. Dimana aku pernah mendengar namamu?

Gadis itu mulai tersenyum manis pada Jihye.

"Mau kopi?" Tanyanya dengan lembut.

Jihye menggeleng. "Aku tidak kopi." Balasnya. Dan itu membuat Sana mengerutkan alisnya.

"Ah maksudku, aku tidak minun kopi. Maaf aku sedang banyak pikiran." Jawab Jihye.

Sana terkekeh kecil. "Kau masih sekolah kan? Pasti ini tentang Jungkook." Katanya sembari menampung dagunya pada satu tangannya.

Jihye menatap Sana. "Ya ini tentang Jungkook. Jadi bisakah kau tidak mengalihkan pembicaraannya? Dimana Jungkook?"

Punch On TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang