12.| Do You Love Me?

6.7K 1.1K 71
                                    

Lagi-lagi pikiranku entah kemana. Jungkook memiliki seorang kakak, Kim Yugyeom.

Kenapa?

Kenapa kau sembunyikan ini dariku?

Jungkook masih tertidur dengan lelapnya, ini sudah hampir jam setengah empat menuju pagi dan mataku masih begitu segar.

Ini semua karena apa yang Sana beritahu padaku.

Otakku hanya terisi dengan hal itu sedari tadi.

Dendam.

Dendam macam apa yang Yugyeom miliki pada Jungkook.

Kuraih tangan kekar milik lelaki itu dan membelainya lembut. Aku rasanya ingin ia cepat sembuh, memukuli dadanya, karena ia sudah menyimpan rahasia seperti ini dariku.

Tanpa sadar, dadaku terasa sesak. Disisi lain, aku merindukan Jungkook, di lain hal lagi aku takut Yugyeom akan melakukan hal buruk pada Jungkook.

Aku menghela nafasku, dan hendak menarik tanganku.

"Kau tidak tidur?" Aku tiba-tiba melihat Jungkook yang sudah membuka matanya, menatapku.

Aku hanya menatapnya sebentar lalu menundukkan kepalaku. Situasinya jadi agak canggung setelah aku tahu seluk beluk Jungkook.

Rasanya aku ingin berteriak, menangis, dan memukulinya karena ia menyembunyikan semua ini dariku.

Hanya saja situasi ini tidak cocok.

"Wae? Sesuatu menganggu pikiranmu?"

Aku masih diam.

Tiba-tiba dia bangun dan duduk menghadapku.

"O, apa yang kau lakukan? Kau belum sehat." Ujarku panik

"Tidak, aku baik-baik saja." Imbuhnya dengan senyumnya itu.

Oh astaga, aku merindukannya. Sangat.

Dia menatapku dengan dalam, aku tidak tahu perasaan apa ini. Aku takut, takut dia hilang, pergi untuk waktu yang lama seperti dahulu.

"Tidurlah. Kurasa wajahmu menirus bukan karena kau diet."

Aku mendongak.

"Wajahmu terlihat lelah, apa yang kau lakukan?"

"Aku ber-olahraga." Bohongku.

Lalu setelahnya ia menarikku, sekilas ku kira ia akan memelukku. Dia mengambil lututku, dan menaikkan ku keatas ranjangnya.

Gila, mana ada orang sakit sekuat ini.

Aku masih terpaku, sampai akhirnya ia mendorong bahuku sampai aku benar-benar terbaring.

Wajahnya berada diatasku. Aku tidak mau munafik, aku rindu ia menggodaku.

Semua tentangnya, aku rindu.

Jantungku berdegup.

Namun yang ia lakukan setelahnya ialah berbaring di sampingku. Tangan yang disuntik infus ia jadikan tumpuan kepalaku.

Dan tangan satu lagi mendekapku dengan hangat, batang hidungku berada di dekat lehernya. Kurasa aku juga rindu bau keringatnya.

Lalu ia menepuk-nepuk punggungku.

"Aku merindukanmu." Bisiknya sambil menutup matanya.

"Jungkook aku—"

"Tinggalah sebentar disini, disini benar-benar membosankan. Tapi jika Jihye disini, rasanya menyenangkan." Imbuhnya lagi di selingi seulas senyumnya.

Punch On TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang