Setelah bertemu dengan si pelaku babak belurnya Jungkook semalam, aku sama sekali tidak bisa menenangkan pikiranku.
Ku terus menerus mengingat wajahnya, untuk jaga-jaga jika aku bertemu ia lagi, akan langsung ku patahkan tangannya itu.
Tapi kalau di pikir-pikir, dia seperti preman.
"Ya, kau ini kenapa sih?" Tanya Sena yang mengunyah salad nya di depanku.
"Bel akan berbunyi sebentar lagi, cepat makan makananmu." Lanjutnya lagi.
Aku hanya mengaduk-aduk nasi di depanku, sebenarnya aku jadi teringat Jungkook. Dia pasti akan melarangku makan nasi.
Dia akan langsung menukar salad Sena dengan nasiku. Aku jadi senyum-senyum sendiri.
"Hah~ bogosipta." Gumamku.
"Hah?"
"Apa?"
"Kau merindukan siapa?" Tanya Sena. Apa tadi aku menggumam? Kurasa aku berbicara dalam hati, bagaimana dia bisa dengar?
"Kau mendengarnya?" Tanyaku.
Sena menghentikan kunyahannya, "Kau mengatakannya dengan keras, tentu saja aku dengar."
Aku hanya kembali menghela nafas.
"Pulang nanti, aku akan mengunjungi Jungkook. Kau juga kan?" Tanyanya, dan aku hanya balas mengangguk.
Aku teringat sesuatu.
"Ya, kau tahu, kemarin malam aku bertemu dengan Kim Yugyeom." Tuturku.
Dia tersedak.
"B-bagaimana bisa?" Sena menangkup kedua wajahku, dan memutar ke kanan dan kiri, meneliti wajahku.
"Kau tidak dipukul kan?" Lalu aku menepis tangannya kasar.
"Gila, mana mungkin ia lakukan itu pada wanita."
Sena mengerucutkan bibirnya. "Yah siapa tau."
Lalu ia melipat tangannya diatas meja. "Lalu apa yang kalian lakukan?" Lanjutnya.
"Dia memberiku mantel, hotpack, dan mengaku kalau ia yang memukuli Jungkook sampai ia sekarat."
Sena makin mendengarkannya dengan seksama.
Aku menatapnya.
"Aku terlalu takut untuk bertanya kenapa dia lakukan itu. Dan aku ingin bertanya pada seseorang, bukan Yugyeom."
Sena mengerutkan alisnya. "Siapa?"
"Minatozaki Sana."
Benar tepat seperti dugaanku, Sena akan murung jika aku sudah menyebut namanya. Dan dia pasti sudah menduga kalau aku akan menanyakan keberadaan gadis itu padanya.
"Oh ayolah Sen, ini untuk Jungkook." Rengekku.
"Kau mengatakan itu seolah aku tahu dimana keberadaan dia." Ujarnya.
Kuhela nafasku kecewa. Benar juga, Sena belum tentu tahu dimana gadis itu.
Tapi kelihatannya Sena mengubah pikirannya.
"Yang kuingat hanya sedikit sih, jika itu kau masih ingin tahu."
Aku tersenyum lebar. "Tentu, beritahu aku apa saja."
"Well, menurut info dari manajerku sekarang dia bekerja di butik ternama. Namanya Gaeko, terletak di pusat kota seoul."
"Entah dia masih bekerja disana atau tidak. Gadis itu juga menjadi Trainee agensi besar sekarang, jadi mungkin ia jarang di tempat kerjanya." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punch On Trap
FanfictionPetinju muda satu ini memiliki segudang kepercayaan diri dan keberanian, hanya satu yang akan melemahkannya. Apakah itu?