13. | Bad Things A Day

6.8K 1.1K 177
                                    

Sudah empat hari setelah kepulangan dan kesembuhan Jungkook dari sakitnya.

Ia kembali menjadi si mesum menyebalkan yang suka memerintah.

Bukan itu sih intinya, yang jelas sampai sekarang ia juga tak kunjung bercerita padaku siapa itu Kim Yugyeom dan bagaimana seluk beluknya.

Apalagi sejak kejadian Hye In yang terang-terangan bertanya siapa itu Kim Yugyeom dan Jungkook yang mengaku sangat mengenal lelaki itu.

Setelahnya ia tutup mulut dan jika ditanya ia akan mengalihkan pembicaraan.

Sungguh menyebalkan.

Aku kembali menjalani dietku, walaupun berat badanku sudah turun banyak tapi aku tetap ingin mempunyai tubuh yang proposional.

Aku memakai mantel tipisku dan keluar dari tempat yoga yang habis kujalani.

Rasanya tenang setelah kau terus-terusan memikirkan yang seharusnya tidak kau pikirkan.

Jika dia mencintaimu, dia akan memberitahumu. Yah, kata-kata itu masih membekas di kepalaku.

"Siapa yang peduli juga dia cinta kau atau tidak." Gumamku.

Ini sudah hampir jam sembilan malam, dan aku tidak berniat untuk naik bus atau angkutan umum lainnya.

Aku hanya ingin berjalan dan menenangkan pikiranku.

Aku membuka snack coklat sereal batangan dan menggigit kecil bagian atasnya sembari menikmati perjalananku.

Aku menghela nafasku dan mendongakkan kepalaku keatas.

Tus

"Mwoya..." Ujarku sambil mengusap air yang turun dari langit itu. "Hujan?"

Aku masih berjalan dengan santai, terasa tetesan air hujan diatas kepalaku. Tak apalah, sekali-kali aku kehujanan.

Orang-orang mulai berlari kepanikan saat hujan mulai deras. Tapi aku hanya berjalan biasa sambil memperhatikan mereka.

Aku meratapi tiap langkahku, tapi di setiap langkahku selalu terngiang nama Jungkook dan isu Kakak laki-lakinya itu.

Tiba-tiba,

Hujan deras.

Aku dapat jelas merasakan ratusan air hujan yang jatuh diatas kepalaku. Tapi aku hanya diam, merapikan benang kusut di dalam kepalaku.

Lama-lama anginnya berhembus makin kencang, airnya turun makin deras, tapi lututku membeku dan tidak bisa berlari.

Lalu aku tidak merasakan air yang menusuk kepalaku lagi.

Sosok tinggi, wangi musky, memakai jaket tebal coklat memayungiku dan mulai menatapi aku yang basah kuyup.

Aku mendongak.

"Teruslah sakiti dirimu, jika aku melihatmu begitu, aku juga akan lakukan hal yang sama." Ujarnya

"Jungkook.."

Dia menghela nafasnya. "Kau banyak diam akhir-akhir ini, kau berubah."

Aku tertawa pelan.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu,"

Lalu aku menatapnya tajam, orang di depanku ini, yang jarak kami hanya kurang dari lima senti.

"Ah bukan berubah, kau menyembunyikan banyak hal dariku. Bukankah begitu, Jeon Jungkook?" Tuturku.

Jungkook terlihat sangat kebingungan, dan dia tak punya kata untuk membalas perkataanku.

"Apa yang kau bicarakan?"

Punch On TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang