19. | A Day May Come

7.1K 1K 195
                                    

Setelah beberapa hari menghabiskan hari yang panjang bersama Jungkook, kami akhirnya kembali ke Korea. Aku benar-benar rindu Ayah, bau kamarku, dan Kimbap buatan pelayan rumahku.

Kami kembali menjalani sekolah, dan minggu depan adalah ujian akhir. Jadi aku harus giat belajar dan benar-benar melupakan hal-hal suntuk tentang sekolah.

"Jadi, apa kalian memiliki malam yang panas disana?" Tanya Sena dengan penuh penekanan.

Kulirik ia biasa dan hanya melanjutkan makan siangku. Kantin sekolah kami mempunyai bibimbap yang sangat enak.

"Hentikan Sen, kami tak lakukan apa-apa."

Nada bicaranya terdengar tak percaya. "Mana mungkin, pria dan wanita satu kamar, dan tidak lakukan apa-apa. Itu mus-ta-hil."

"Kami tahu Jungkook dengan benar, hormonnya lebih besar dari ototnya itu." Sambar Jimin yang duduk disamping Sena. Sedangkan aku masih menatap mereka malas.

"Benar. Dia itu seperti serigala." Lalu sahut Taehyung. "AAAUUUUU." Setelahnya ia membuat suara serigala yang membuat gelak tawa Sena dan Jimin.

"Woah, aku selalu dibicarakan." Sambar Jungkook sembari ia datang dari arah belakangku setelah mengambil minuman. "Kalian mau tanda tangan?"

"Jangan berkhayal, bocah." Sahut Jimin.

"Oppa oppa, aku ingin tanda tangan di punggungku." Canda Sena pada Jungkook.

"Sen, itu menggelikkan." Balas Jungkook yang merinding dipanggil Oppa oleh Sena.

Tapi sedari tadi, aku hanya sibuk dengan makananku. Entah kenapa, aku benar-benar tidak mood untuk tertawa dan ikut berbincang pada orang-orang ini. Ya kau tahulah, mood perempuan itu tidak jelas.

"Omong-omong Jihye," tiba-tiba Taehyung dan semuanya menengok padaku. Spontan, kuhentikan makanku sejenak.

"Hm?"

"Kau terlihat kurus, kau diet dengan sangat baik." Dan kudengar sahutan setuju dari tiga orang di sekitarku ini. Mood ku seketika berubah drastis, aku mulai tertawa bersama mereka.

Tapi entah kenapa, perasaanku terus tidak enak.

Kami berbincang lama. Mengingat ini masa akhir kami sekolah, kami harus menggunakkan waktu untuk saling seperti ini. Mungkin saja setelah lulus, kami tidak akan bertemu lagi.

Taehyung berbicara bahwa punggung dan bahunya sering sakit, dia bahkan tidak boleh menyetir motor mobil, dan bahkan saat tidur pinggulnya harus di sandar dua bantal. Dia juga bicara, setelah lulus, ia akan menetap di Seoul, melanjutkan bisnis ayahnya yang mempunyai perusahaan karpet dan kedai kopi.

Sena bilang, bahwa ia akan melanjutkan karirnya sebagai model. Ia akan pergi ke Melbourne untuk beberapa tahun, untuk urusan karirnya itu. Taehyung bisa hubungan jarak jauh, dan Sena pun begitu.

Jimin mengatakan ia bingung. Setahuku, sejak aku bertemu dengan pria ini, dia itu sejenis chaebol dan suka pergi ke club setiap malam. Jadi, dia bilang, setelah lulus ia akan belajar untuk bekerja di perusahaan Kakeknya.

Kini giliran Jungkook. Dia bilang, dia tak akan jadi petinju untuk selamanya. Kekuatannya, bisa saja hilang. Jadi Jungkook memutuskan untuk membantu Madam. Dia berkata, "aku tidak akan membiarkan ibuku bekerja seperti itu, sendirian."

Punch On TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang