Rasanya sangat melegakan, tepat pukul tujuh pagi tadi Jungkook tersadar. Namun ia belum bisa bergerak banyak, sekarang ia hanya duduk dan berbaring di ranjangnya.
Rasanya mungkin canggung, karena sedari tadi Jihye dan Jungkook hanya diam.
"Jadi kau membolos?" Tanya Jungkook dengan suara serak khas orang sakit.
Jihye melirik Jungkook yang menatapnya dengan matanya yang sayu dan sebelah bengkak.
"Hanya satu hari." Lalu Jungkook hanya menggumam dan kembali menutup matanya, ia benar-benar terlihat seperti orang sekarat.
"Jungkook, apa sangat sakit?" Tanya Jihye.
Jungkook kembali membuka matanya dan menatap Jihye.
"Tidak. Ini biasa saja." Jawabnya.
"Gotjimal. (Bohong). Kau terlihat sangat kesakitan." Ujar gadis itu.
"Ini lebih baik, saat Jihye ada disini." Jungkook tersenyum kecil.
Ada jeda beberapa saat, Jihye hanya diam. Dia bahkan tak bisa tertawa dalam kondisi Jungkook yang seperti ini.
"Jungkook, sebenarnya apa yang terjadi? Kau tidak biasanya begini."
Namun, Jihye hanya dibalas dengan tutupan mata dari Jungkook yang juga menghela nafasnya. Ia seolah tak mau menjawab.
"Jungkook, kau tahu kau bisa sekarat begini kan? Siapa dia? Kenapa kau tak melawan? Kenapa kau biarkan dia begitu?" Bertubi-tubi pertanyaan ia lontarkan pada Jungkook. Namun Jungkook masih saja diam.
"Jungkook!"
Jungkook menoleh. Namun, sedetik kemudian ada seseorang yang membuka pintu kamar.
"Hey, brother!"
Sungguh, tikus-tikus ini merusak acara introgasi Jihye pada Jungkook. Siapa lagi jika bukan Jimin dan Taehyung, mereka tak bisa dipisahkan.
Jungkook hanya tertawa kecil karena kehadiran mereka, Taehyung tersenyum ke arahku sekilas, lalu duduk di seberangku.
"Oh, kau benar-benar sekarat rupanya." Ujar Jimin sambil meneliti Jungkook dengan senyuman mata bulan sabit nya.
Taehyung menoleh sinis, "ya, dasar bodoh. Kau kira sekarat hal candaan untukmu?"
"Baru kali aku melihatnya kegirangan melihat orang sekarat." Sambung Jihye.
Namun, Jungkook malah tertawa lepas akan pembicaraan kami. Dan pada akhirnya, Jimin malu sendiri, ia hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya.
"Ah tunggu sebentar, eomma menelfonku." Ujar Jimin lalu keluar kamar.
Ada jeda beberapa saat, kami bertiga hanya diam.
Dan Taehyung memulai pembicaraan.
"Dia datang kembali?" Kata Taehyung, dan itu benar-benar menarik perhatianku.
Jungkook hanya menutup matanya sembari menghela nafasnya.
"Bagaimana bisa? Bukankah kalian sudah-"
"Hyung."
Kami berdua langsung menoleh kearah Jungkook.
"Jihye tidak tahu tentang ini, jadi kumohon." Katanya.
Sungguh, aku paling benci jika orang-orang terdekatku menyembunyikan sesuatu dariku. Ya, bagaimanapun aku dan Jungkook sudah sangat dekat.
Ini menyebalkan.
"Apa yang kalian bicarakan? Apa yang aku tidak tahu?" Kataku sambil bergantian melihat keduanya.
"Ya." Ujarku pada Taehyung yang menundukkan kepalanya. Ini pertama kali dalam hidupku memanggil Taehyung dengan 'informal'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punch On Trap
FanfictionPetinju muda satu ini memiliki segudang kepercayaan diri dan keberanian, hanya satu yang akan melemahkannya. Apakah itu?