FOREWORD

1.2K 105 7
                                    

FOREWORD

Finally, historical!

Well, hallo, Irish di sini.

Ada sedikit perasaan bersalah dari aku karena tiba-tiba mengucapkan salam perpisahan lewat hiatus di pertengahan Agustus. Memang sih, aku sedang dalam masa pemulihan pasca kecelakaan yang terjadi tanggal sembilan belas kemarin. Tapi rasanya beberapa hari enggak berkutat sama tulisan membuat otak aku beku dan keinginan aku untuk sembuh semakin minim.

Setelah menjadi korban kecelakaan dengan dislokasi bahu (bahasa gaulnya dikenal sebagai keseleo) dan dua tulang rusuk yang patah juga satu yang retak... ternyata saya bangkit sebagai seorang yang haus akan tindakan kriminalitas yaitu: menistakan bias.

Biar aku ceritain dulu gimana awalnya diriku kembali ke peraduan virtual ini.

Di awal Juni kemarin, secara enggak sengaja diriku ketemu sama temen SD yang lagi berlibur di kota pahlawan. Umur boleh tua dia dua tahun, tapi dia ternyata sudah jauh lebih dewasa. Ya, terbukti dengan begimana dengan polosnya dia bilang kalo dia lagi hamil muda, anak kedua. Tuhan, dia korban pernikahan dini. Haruskah aku tawarin dia KB? Krik /ikutan Nida/.

Oke, itu prolognya. Klimaksnya ini ketika aku sama dia tuker-tukeran nomer telepon, sampe mabok tiap malem dia telepon aku, ya kali aku kira dia ngidam ngomong sama aku, terus anak dia nanti keluar kayak diriku, kasian kan? Terus tetiba aja gegara pertanyaan 'lagi apa?' kami jadi menangis bersama-sama.

Enggak, enggak nangis juga sebenernya. Cuma terkejut aja, shock gitu ceritanya. Karena senyatanya dia adalah EXO-L juga, PFT, PFT, dan pertanyaan 'lagi apa?' yang aku berikan, mendapatkan jawaban: lagi baca fanfict, tau fanfict gak, Rish?

Terus gue gulung-gulung di atep sambil nangis di bawah dua matahari yang pekan lalu nampang.

Ternyata aku terkejutnya enggak sampe di sana doang! Faktanya lagi, si ibu hamil muda yang gak lain adalah temen SD aku yang dulu sering ingusan kentel banget sampe huek ngingetnya itu... pembaca astral di sini juga, ziyal.

Terus karena insiden 'ulang tahun'-ku kemarin, dia ternyata tau siapa diriku sebenarnya. Ah, kumerasa sedang di X-Ray. Antara seneng tapi kezel juga. Ya kali gimana enggak kezel, semaleman dia berikan kritik & saran penuh cinta padaku—yang kata dia, dia selalu merinding kalo liat update-an dariku karena kuatir update-nya thriller, ziyal (2).

Nah, sekarang mulai masuk inti cerita.

Intinya adalah dia itu salah satu korban pernikahan dini (kemudian disambit) yang sekarang sedang hamil muda dan ngidam berat ini katanya lagi kepengen sama semua hal yang berbau sejarah, sampe cari-cari fanfiksi historical juga. Ya aku sih ngakak aja sama dirinya yang lagi hamil masih sempet baca fanfiksi... mungkin emang jiwa fangirl itu enggak terhalangi sama hamil sekalipun, ya.

Nah, terus ceritanya, dunia berubah jadi sesempit daun kolor—eh kelor, ketika dia tetiba melayangkan tantangan pada diriku untuk menciptakan sebuah karya historical...

BOLEH ENGGAK AKU GANTI PENNAME SUPAYA DIA ENGGAK TAU AKU LAGI? MEMAKSAKU UNTUK MENCIPTAKAN HISTORICAL ITU SAMA DENGAN MENYURUH AKU BUAT MEMBAYANGKAN LEE JONGSUK DI CINCANG DI FANFIKSI COMEDY.

Tarik nafas, hembuskan.

Jujur aja, buat diriku yang nilai rata-rata sejarah di zaman sekolahnya seringkali jadi TTM-nya KKM, sekalinya dapet nilai seratus hasil nyontek, membuat fanfiksi dengan genre historical itu... bunuh diri. Aku sih sebenernya bisa aja nolak, gampang kan, tinggal suruh si doi buat nonton pelem-pelem india dan turki (atau Iran?) yang ada di saluran televisi, udah sejarah tuh.

Tapi dianya sebodo teuing.

Ngeyelnya dia ini bikin aku mikir juga, katanya kalau orang ngidam enggak diturutin itu pamali. Kalau anak dia nanti lahirnya ileran mulu gimana? Aku dong yang harus tanggung jawab.

Berhubung tantangan ini dia keluarkan di tanggal 25 kemarin, akibatnya apa? Akibatnya dari tanggal dua enam sampai sore tadi, aku jadi mahasiswa sejarah akibat nongkrong di perpustakaan kampus si adek yang baru jadi MaBa, perpustakaan kota, perpustakaan daerah, dan dating sama Gugel Oppa demi mempelajari sejarah.

Ya bayangin maboknya diriku yang harus mencari sejarah negara lain bukannya sejarah negara sendiri. Pengen sih bikin mas anak EXO jadi temennya Bung Tomo, gitu, tapi nanti... WKWKWK, sudahlah enggak perlu kujelaskan apa jadinya.

Sisi malunya ya aku keliatan macem mahasiswa gagal mata kuliah yang lagi mati-matian belajar meski tangannya berbalut perban dan keadaan awut-awutan juga mulut yang terus komat-kamit sambil sesekali mengumpat akibat rasa kezal pada sejarah.

Terus apa hasilnya? Ya ini, foreword.

Mau enggak mau foreword ini jadi tanda bahwa aku akan menuruti apa yang dia idam-idamkan. Kali aja ntar anak dia pas baru belajar ngomong udah bisa menceritakan sejarah Joseon ke emaknya.

Berhubung bias dia Mas Jongdae (kenapa sih semua yang berbasis teman dekat ini biasnya Jongdae? Ya gapapa lah, kalau Suho mungkin diriku enggak akan mau bikinnya, apalagi Tao, LOL) jadi... here I am, with my first EXO's historical fiction.

Well, foreword ini juga sebagai ungkapan kembalinya aku yang enggak jadi hiatus selama satu bulan. Tapi berhubung tangan kiri aku masih sulit buat bekerja sama dan belum bisa sepenuhnya bekerja kayak dulu, aku belum bisa mempublish beberapa chapter fanfiksi chapterred aku (seperti One and Only, Springflakes, True Lies... apa lagi, aku mulai lupa...) karena kalau aku publish, secara otomatis aku harus mempersiapkan chapter selanjutnya, sementara aku enggak kuat buat ngetik lebih dari 1000 words di satu periode waktu. Intinya aku pengen sedikit berlatih, sedikit demi sedikit, supaya jari aku enggak kaku.

Mengingat di saat comeback Lotto aku terlena sama lagu bertitel She's Dreaming dan sempat heboh di Group Chat Staff EXOFFI dengan berkata bahwa suara Chen di sana begitu mendayu-dayu dan aku ada bilang 'besok-besok aku bikin banyak fanfiksi dengan main cast kamu, Chen' dan ternyata aku tahu kalau Chen yang menciptakan lirik She's Dreaming...

Aku rasa aku sudah bernadzar secara enggak langsung dan Tuhan juga enggak selip, He's watching me. Dan yeah, ketemunya diriku sama temen yang ngidam buat baca fanfiksi historical Jongdae, dan nadzar-ku tentang Chen (apa bedanya Jongdae sama Chen?) anggep aja sebagai sebuah takdir.

Mungkin nanti aku bisa pinter sejarah.

Yap, jadi Switch ini akan jadi latihan buatku. Berhubung dia akan kusajikan dalam short-story jadi cerita per-bagiannya enggak bisa dan enggak akan panjang. Sepegelnya aku ngetik aja. Mungkin aja Switch jadi sedikit pengobat rindu aku sama dunia fiksi yang dua minggu kulepaskan, jadi penurut ngidam juga, jadi nadzar-ku juga.

Dan fyi, Switch akan mewarnai akhir pekan kalian selama bulan September. Anggep aja berhubung September ulang tahunnya Chen jadi sebulan aku rayakan ulang tahunnya (apa kabar bulan Mei dan Byun Baekhyun, Rish? HAHA. Iya bulan Mei tahun depan aku sebulan bikin fanfiksi Baekhyun deh—lagi-lagi bernadzar pft).

Oh ya, maaf juga ya, karena aku belum sempat membalas semua komentar kalian satu per satu. Kemarin hari minggu tanggal dua puluh sembilan udah dua jam sih aku belajar ngetik dan akhirnya tangan aku kram berkepanjangan. Pas tanggal empatnya aku begitu sibuk dengan kontrol dan berbenah kehidupan nyata sampai-sampai enggak sempet buat sekedar main komputer.

Ah, aku rasa masih ada beberapa komentar yang tenggelam dan... begitu sulit untuk ditemukan. Jadi di sini aja perwakilan minta maafnya, ya.

Sekian foreword dariku. Jaa mata!—

SWITCH [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang