Prolog

608K 20.3K 1.2K
                                    


Banyak yang bilang mantan itu bagian masa lalu yang harus dihapus, atau lebih kejamnya lagi dibuang. Tidak perlu diingat-ingat apalagi sampai mengulang kisahnya. Ada juga yang bilang kalau mantan itu jodohnya orang lain yang pernah kita pinjam lalu dikembalikan pada si pemilik.

Bagi Arkan yang memiliki sederet mantan, jelas sangat setuju dengan semua pendapat itu. Dia bukan jenis cowok yang suka mengulang kisah lama. Mengulang kisah lama itu ibarat menonton kembali film yang sudah pernah ditonton dan pasti akhir kisahnya sudah diketahui. Entah itu berakhir menyenangkan atau justru berakhir menyedihkan. Dan kisah yang sudah diketahui akhirnya tidak akan semenarik kisah yang belum diketahui akhirnya. Karena itu, Arkan jelas tidak akan membuang-buang waktunya hanya untuk mengulang kisah yang sudah pernah berakhir.

Tapi semua teori itu menghilang saat tadi siang matanya menangkap sosok cewek yang selama ini diam-diam masih tertinggal dalam sudut hatinya yang paling dalam. Sudut hati yang selama ini selalu disembunyikannya karena tidak pernah lagi mengetahui keberadaan cewek itu. Dan sekarang ternyata cewek itu ada di sekitarnya. Di sekolah yang sama dengannya walaupun baru diketahuinya kemarin ketika kedua sahabatnya berkata kalau cewek itu sudah berada di sekolahnya sejak setahun yang lalu saat dia mengikuti pertukaran pelajar.

Sudut bibir Arkan perlahan terangkat lalu berubah menjadi senyum lebar karena sepertinya kali ini takdir sedang berpihak padanya. Karena dia yakin tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Dan saat matanya menangkap sosok cewek itu tadi, dia yakin kalau takdir sedang berkata padanya untuk kembali mengejar dan berjuang. Maka dari itu, dia sudah mengubah definisi mantan khusus untuk cewek itu. Revita Maharani. Sang mantan terindah.

Demi mantan terindahnya itu, dia akan rela membuang-buang waktunya untuk mengulang kembali kisah yang sudah lewat. Kalau dulu kisah itu tidak berakhir indah, sekarang akan dipastikannya kisah itu berakhir indah dan tidak akan pernah bisa dilupakan. Karena baginya, Revi adalah jodohnya yang tertutupi dengan label mantan. Jodoh yang pernah disia-siakannya dalam masa khilafnya dulu dan sekarang akan dikejarnya sampai dapat. Jadi meskipun terbungkus dengan label mantan, tetap saja di dalamnya terdapat kata jodoh yang berarti cewek itu adalah miliknya.

Revi memang bukan pacar pertamanya. Tapi satu yang diyakininya kalau cewek itu adalah cinta pertamanya. Karena hanya seorang Revita Maharani yang bisa membuatnya kembali mengingat kisah yang sudah lalu. Kisahnya bersama cewek itu selama satu tahun tiga bulan lebih sepuluh hari.

Arkan tersenyum geli. Bahkan otaknya masih ingat dengan jelas berapa lama waktu yang dihabiskannya bersama Revi. Jadi memang tidak salah kalau dia menyebut cewek itu sebagai mantan terindahnya.

Apa kabar, Rev? Arkan bertanya dalam hati sambil memandang sebuah foto yang menampilkan sosoknya dan sang mantan yang sedang tersenyum ke arah kamera. Tadi dia belum mengajak Revi mengobrol bahkan menyapa saja tidak sempat karena cewek itu sepertinya sedang sibuk dengan ekskul karate di sekolah mereka.

"Lo makin cantik, ya? Makin banyak yang suka, dong," ujar Arkan berbicara sambil tersenyum pada foto di depannya. Tangannya mengusap foto itu dengan pelan.

"Kali ini, Rev. Kali ini akan gue pastiin kalo lo emang buat gue. Cuma buat gue."

"KAK ARKAN INI ADA KAK NATHAN SAMA KAK AJI!!!"

Teriakan menggelegar milik adiknya itu membuat Arkan membuang napasnya keras. Kebiasaan adiknya itu benar-benar belum hilang. "SURUH LANGSUNG MASUK KE KAMAR AJA, FI!!" teriaknya dari dalam kamar lalu berjalan ke arah lemari untuk mengganti bajunya.

Kedua sahabatnya masuk saat Arkan sedang menyiapkan XBOX-nya. Dia sangat tahu tujuan kedua sahabatnya itu datang ke rumahnya.

"Jadi dia beneran mantan lo ya, Ar?" tanya Aji tiba-tiba.

Arkan langsung membalikkan tubuhnya dan berdecak saat melihat kedua sahabatnya itu sedang memandang fotonya dan Revi.

"Ck! Siniin fotonya!" Arkan langsung menyambar selembar foto yang sedang dipegang oleh Aji. Sedangkan Aji langsung mencibir tingkah sahabatnya itu yang menurutnya berlebihan.

"Rambutnya dulu panjang."

"Terus kenapa?" tanya Arkan ketus setelah Nathan mengutarakan pernyataan yang sebenarnya tidak penting untuk dikatakan.

Nathan mengedikkan bahunya. "Nggak apa-apa. Cantik ternyata," ucapnya santai lalu meninggalkan kedua sahabatnya dan berjalan menuju konsol permainan yang digemarinya itu.

Mata Arkan melotot ngeri memandang Nathan, sedangkan Aji sudah tertawa keras karena reaksi yang diberikan oleh Arkan.

"Cewek yang lo bilang cantik ini, mantan gue, Than," Arkan berujar sambil menggoyang-goyangkan foto di tangannya.

"Gue tahu," Nathan menoleh sesaat lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada permainan di depannya. "Gue kan cuma jujur. Harusnya lo seneng ada yang bilang mantan lo cantik. Jarang-jarang gue kasih pujian buat cewek."

"Buat cewek yang ini, lo nggak perlu kasih pujian. Cuma gue yang boleh kasih pujian ke dia."

"Ck! Status cuma mantannya aja belagu lo!" cibir Aji sambil memukul belakang kepala Arkan yang langung mendelik kesal.

Nathan yang tadi sempat menoleh ke belakang untuk membalas perkataan Arkan langsung tertawa geli saat melihat kedua sahabatnya itu.

"Jangan cuma ngomong, Ar. Status mantan nggak bakal bikin dia balik ke elo."

Aji tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan Nathan yang dikatakan dengan santai itu. Cowok itu lalu menghampiri sahabatnya dan kembali memberikan ejekan-ejekan pada Arkan.

Arkan mencibir saat melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. "Dasar tamu nggak tahu diri! Gue usir nanti lo berdua!"

Bukannya diam, kedua sahabatnya itu justru tertawa keras-keras. Dengan kesal, Arkan melempar bantal gulingnya ke arah dua orang menyebalkan yang berstatus sebagai sahabatnya itu.

"Ar."

"Hmm," Arkan bergumam malas dari atas tempat tidurnya. Matanya masih memandangi permainan yang sedang dilakukan oleh kedua sahabatnya itu.

"Gimana ceritanya lo bisa jadian sama Revi?" tanya Aji sambil berusaha fokus pada permainannya.

Pertanyaan itu membuat bibir Arkan menukik ke atas, membentuk senyuman lebar. Ingatannya kembali melayang pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian lucu yang membuatnya dapat mengerti perasaan selain sekedar rasa suka karena ketertarikan fisik.

0-0-0

Hai readers yang baik hati dan tidak sombong :D

Ini masih prolog dari kisah Arkan dan Revi. Kisah mereka masih panjang hohoho. Jadi nantikan terus kisahnya yaaa :D

Happy reading, guys!

Still into You [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang