Taklama senyumku menghilang saat melihat telphone ku yang kembali berdering dan saat melihat nama sipemanggil wajah berubah menjadi memanas. "Ngapain sih nelphonon paling juga ada butuhnya aja" ucapku dengan malas mengangkat ponselnya.
"Hallo"
"...."
"Maaf saya capek. Dan besok saya haru sekolah"
"....."
"Kan bisa naik taxi, atau suruh saja wanita-wanitamu itu mengantarmu pulang"
"...."
"Terserah anda. Kalau anda bisa berfikir seharusnya anda tidak menyuruhku tengah malam seperti ini hanya untuk menjemput anda di tempat terkutuk itu." Jawabku dengan kesal dan langsung memutuskan sambungannya.
Aku mengusap wajahku kasar lalu mengacak-acak rambutku dan memilih untuk tidur.
***
Author PovPagi harinya Lintang menepati janjinya untuk menjemput Zea dirumahnya.
"Selamat pagi tante" sapa lintang kepada wanita yang seumuran dengan ibunya yang sedang menyiram bunga dihalaman rumahnya.
"Iah pagi juga." Ucap wanita tado dengan senyum ramahnya. "Cari siapa dek?" Sambungnya.
"Saya Lintang tante temen sekolahnya Zea." Jawab Lintang sambil memperkenalkan diri.
"Ooh. Saya mamanya Zea. Mau jemput yah?" Lintang hanya menganggukan kepala serta membalas senyum. "Yaudah mari ikut tante kedalem sambil kita sarapan bersama" sambungnya tak terlepas dari senyumnya. Meskipun umurnya jauh berbeda diatas Zea, tapi senyumnya yang manis tak kalah dengan senyum manis Zea.
Lintang mengikuti mama Tri yang tidak lain tidak bukan adalah ibunya Zea. Ia terus mengikuti langkahnya sampai diruang makan.
Terlihatlah seorang gadis yang sedang asik dengan ponselnya dan duduk di depan meja makan.
"Gadget mulu yang diliatin" ucap mama Tri mendekati Zea.
"Mah. Zea punya supir baru jadi hari ini mama gak usah anterin Zea kesekolah" ucapnya masih dengan ponselnya dipegangan tangannya.
"Supir Zea udah jemput blum mah?" Sambungnya menolehkan pandangannya pada mama Tri disamping kanannya."Hmpppft... haha..."mamah Tri terkekeh mendengar Lintang yang dianggap supir oleh anaknya. Memang mamah dan anak itu seperti sahabat sebaya.
"Mama ko ketawa sih dasar aneeh" ledek Zea sambil menjulirkan lidahnya. Sementara Lintang yang mendengar dirinya dianggap supir hanya melotot dan ikut terkekeh melihat lucunya dua wanita dihadapannya itu.
Lintang yang sedari tadi sudah duduj disamping kiri Zea tapi Zea tidak juga menyadarinya karena ia sedikit menyerongkan tubuhnya menghadap mama Tri.
"Kamu yakin yang jemput supir bukan pacar kamu? " goda mama Tri.
"Apaan sih ma.. dia itu bukan pacarku. Kita aja baru kenal masih tahap pendekatan." Ucap Zea santai sambil nyengir kuda kearah mamanya.
"Ooh jadi sekarang kamu lagi PDKTan sama supir yah?" Lintang yang sedaritadi diampun kini membuka suaranya. Membuat gadis disampingnya mematung mendengar suara yang sudah ia kenal bahkan hafal meski baru beberapa hari kemarin.
"Kok diem, pacar kamu udah dateng dari tadi tuh" goda mama Tri "eh... ralat supir bukan pacar maksudnya" ralat mama Tri sambil tertawa puas telah menggoda putrinya. Yang digoda hanya diam menahan pipinya yang memanas mungkin sudah mirip kepiting rebus mukannya fikir Zea.
Mama Tri menyuruh Lintang untuk sarapan bersama. Lintang menyetujuinya karena ia memang datang lebih awal dari janjinya dan ia juga belum sempat sarapan sementara mama tri tidak berhenti menggoda Zea.
"Mah, papa kemana ko gak keliatan? " tanya Zea mengalihkan pembicaraan.
"Udah deh nak gak usah mengalihkan pembicaraan. Semalamkan papa pergi ke LN dan kami sendiri yang mengantarnya kebandara" jawab mama tri yang kembali tertawa bukan hanya mamanya saja tapi kali ini Lintang pun ikut tertawa.
Lagi-lagi Zea harus menahan malu dihadapan dua orang yang sudah menghancurkan moodnya dipagi ini.
Selesainya sarapan mereka berdua berpamitan untuk pergi sekolah. Todak lupa Zea mencium pipi, kening juga punggung tangan mamanya, sementara Lintang hanya berpamitan lalu mencium punggung tangan Mama Tri.
Sepanjang jalan keduanya hanya diam. Terfokus pada pikirannya masing-masing. Lintang yang berniat membuka suara terlebih dahulu malah didahului oleh suara cempreng dibelakangnya.
"Bisa pelan aja gak sih weey.... rambut gue yang badai ini bisa berantakan" teriak Zea dari belakang Lintang.
Bukannya memelankan motornya Lintang malah semakin memacunya semakin kencang.
Mereka berdua terus beradu mulut sampai sepeda motor yang dikrndarainya terjejer rapi di parkiran sekolah.
_______________________________
Maaf kalau Gaze maklum masih pemula :-D
Part terpanjang. Lagi banyak tugas lagi banyak pikiran juga jadi updatenya lama deh ditambah hati yang galau dan risau (eaah alay... wk...) jadi gk fokus nulis.
Curcol dikit
Karena Saya masih pelajar dan lagi sibuk banyak tugas jadi updatenya jarang-jarang, mungkin 3 kali seminggu tapi diusahain buat part panjang biar cepet end. :-)Voute and coment pleace...
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
FanfictionCahaya bintang. Selalu kutatap setiap gelapnya malam. Semakin gelap semakin terang cahaya bintang. Semakin malam semakin dekat dengannya. Semakin sunyi semakin tenang. ~Qaila Zea Wijaya. Aku bahagia, apa pun itu. Mudah sekali untukku tertawa. Karena...