Part 9

22 4 0
                                    

*Disekolah

Sepanjang koridor sekolah  siswi yang berada diluar memandanginya iri melihat gadis yang sedang beriringan dengan pria yang bertubuh tegap dan tinggi, dadanya yang bidang dan kokoh membuat para gadis yang melihatnya ingin berjalan disampingnya seperti dilindungi oleh pria tampan itu.

Tidak hanya siswi tapi segerombol sisiwa juga melakukan hal yang sama bedanya siswa laki-laki memandang kagum pada gadis dengan perawakan sempurna itu berjalan dengan anggun dan ramah. Ramah karena sepanjang perjalanan gadis itu selalu memasang senyum yang jeluar dari bibir manisnya.

Yah. Pria tampan juga gadis cantik itu tidak lain tidak bukan adalah Lintang dan Zea. Merasa dirinya diperhatikan banyak orang Lintang cuek aja, sementara Zea meskipun ia senyum ramah tapi ia juga tidak bisa menyembunyikan rasa tidak nyamannya saat ditatap banyak pasang mata.

Lintang mendekat kearah Zea ia menggenggam tangan Zea lalu menatapnya seakan mengatakan 'Cuek aja'.

Sepanjang koridor selalu terdengar bisikan-bisikan yang dituju untuk keduanya, tidak lupa dengan wajah-wajah iri yang melihat kedua remaja itu.

Tidak hanya dikoridor sekolah saja, dikelas pun juga. Dari kegaduhan suasana kelas tiba-tiba hening saat mereka melihat sosok yang berdiri didepan pintu. Siapa lagi kalau bukan Lintang dan Zea.

"Wah kayaknya gue kalah cepet nih sama tuh anak baru" celetuk Joe teman sekelas mereka.

"Gue juga. Si Zea gesit banget kayak belut" sambung Shinta.

"Ntar istirahat kayaknya bakal dapet makan gratis nih" ikut Fahri

Yang lain asik tertawa sementara Lintang mengembangkan senyumnya tapi tidak dengan Zea, ia mengalikan pandangannya mengumpatkan wajahnya yang memerah karena celetukan teman-teman kelasnya.

Meskipun Zea dan Lintang baru beberapa hari bergabung dikelas ini, tapi mereka disambut baik oleh sipenghuni kelas yang lain.

"Ekhmm... " Zea langsung melepaskan genggaman lintang saat deheman keluar dari sipemilik suara dibelakangnya dan sudah dipastikan itu adalah...... guru Kimia yang terkenal kilernya seantero SMA NB.

*Rumah Zea

Malam harinya seperti biasa Zea berniat menatapi bulan juga bintang tapi sayangnya sesampainya dilantai tiga tepatnya diatap rumahnya tidak ada bintang satupun. Sama sekali tidak ada.

Langit semakin gelap, udara semakin dingin. Zea masih menunggu duduk dalam diam berharap ada satu cahaya kecil dari langit. Tapi sayang bukannya ia menemukan bintang yang didapat malah tetes tetes air yang semakin lama semakin banyak.

Zea kembali kedalam rumahnya sebelum ia basah kuyup sambil memasang wajah murung karena tidak didapati cahaya yang ia inginkan.

"Sudahlah Ze, masih ada malam besok." Ucap Mama Tri yang sudah hafal betul sifat anaknya jika malam tanpa bintang.

Zea tidak menjawab sepatah katapun ucapan mamanya yang sedang menonton TV di ruang keluarga.

Zea menghempaskan tubuhnya diatas ranjang king size. Barusaja ia mejamkan matanya tiba-tiba terdengar deringan telphon. Zea bangkit mengambil ponselnya diatas nakas . "Papa"
"Hallo pa?"."Ze, tolong bilang ama mamah, papa pulang lebih cepat besok"." Kenapa gak langsung kemamanya aja sih pah?"."Nomor mama kamu gk aktif, telpon rumah juga gak ada yang angkat"." Yaudah nanti Zea sampein ke mama"."yasudah. Good night litel princess"."good night too".

Saat sambungan terputus Zea melihat ada panggilan takterjawab "Lintang? 20 miscall dari lintang? " ucapnya bingung melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Lintang. Selain itu juga ada satu pesan dari pemilik nomor yang sama

Lintang:
Gue butuh lo Ze

Zea langsung memendial No tersebut tapi tidak ada jawaban karena No yang dituju tidak aktif.

* Sekolah

Zea berjalan cepat melewati koridor sekolah, ia tidak memperdulikan berapa banyak orang menyapanya. Yang ia tuju hanya satu orang yang membuatnya tidak dapat tidur semalaman.

"Cit, lo liat Lintang gk?" Tanya Zea to the poin tsaat ia sampai didepan meja Citra.

"Huh... masih pagi udah nyari si doi aja."  Goda Citra "Gue serius citra"." Tapi gue belum liat tuh anak."

"Fahri diaman?". "Dikan...." blum sempat cCitra bicara Zea menarik tangannya menuju kantin

"Lo liat Lintang?" Hal yang sama dilakukan Zea pada Fahri.

"Enggak. Emang kenapa?" Tanya Fahri kembali.

"Dari semalem No nya gak aktif" ucap Zea memasang wajah cemas.

"Udah kita tunggu aja dulu siapa tau dia telat masup" Saran Citra seraya menenangkan sahabat barunya itu.

"Ciee... yang udah mulai khawatir" goda Fahru. Zea yang digoda memasang tatapan tajam membuat Fahri bergidik ngeri.

****************************

Next besok lagi kalau sempet :-D

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang