Part 15

23 3 0
                                    


#Author POV

Semakin hari hubungan Zea dan Lintang semakin jauh. Lintang sudah seminggu ini menjauhi Zea tapi tidak dengan Zea.

Beberapa hari yang lalu Zea juga acuh akan sikap pacarnya itu tapi  tidak dengan sekarang. Ia kembali memperjuangkan perasaannya yang masih bertumbuh besar.

"malam yang membosankan" ucap Zea di sela-sela lamunannya. Ia sekarang berada diatap rumahnya. Rutinitas yang wajib ia lakukan yaitu, menatap gemerlapnya bintang dimalam hari.

Clink

Lintang

"Besok ketemu di Cafe
Cup jam 10 pagi.

Zea membaca pesan yang baru saja mengusik kesunyian malamnya. Zea menghela nafas sebentar sebelum membalas pesan dari Lintang.

Zea

Iah. Aku pasti datang.

1 menit

2 menit

15 menit

30 menit

1 jam

2jam

Dua jam lebih Zea masih menetap di posisi awal duduk di sofa atap rumahnya memandangi bintang juga menunggu balasan pesan bintang.

"biasanya gak selama ini. Ko gk dibalas lagi" gumam Zea sambil melirik ponselnya.

Setelah lama Zea menunggu balasan ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Menghempaskan tubuhnya pada kasur king size, menatap langit-langit kamarnya menbayangkan keajaiban datang saat ia terbangun nanti.

***

Diruangan ini Lintang berada. Bersama sepi. Hanya terdengar suara gercikan air hangat yang merendam dirinya. Yah Lintang sudah hampir 3 jam berendam menenangkan otot-ototnya yang kelelahan bukan karena banyak bekerja atau banyak aktivitasmelainkan banyak beban fikiran di otaknya saat ini. Taruhan! Zea! Dan wanita itu lagi, Rere! Juga masalah dengan papanya yang tak kunjung menemukan titik terang.

"baiklah gue akan selesaikan ini satu persatu." ucapnya pada diri sendiri. Lalu menghentikan aksi rendam yang sudah ia lakukan sejak tiga jam yang lalu itu.

***

Hari barganti pagi. Minggu menyapa dengan udara yang sejuk. Beberapa orang sudah lalu lalang untuk berolah raga, tapi ada seseorang yang belum terlihat untuk melnjutkan aktifitas minggunya ini.

Rumah Zea. Semua yang berada didalam rumah itu sudah memulai aktifitasnya, kecuali Zea ia masih asik dengan dunia mimpinya.

Matahari semakin menaik menyorotkan sinarnya, memantulkannya pada kaca kamar Zea membuat si gadis peringkuk itu menggeliat kesilauan.

Zea merengangkan tubuhnya merasa terganggu tidurnya ia pun terbangun. Dengan mata yang masih sedikit terpejam Zea mencari sesuatu diatas nakasnya, meraba-raba setiap benda diatas nakasnya mencari sesuatu. Ponsel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang