Sepulang sekolah Zea, Citra dan Fahri berniat mencaari Lintang. Sebelunya mereka sudah menanyakan alamat rumahnay terlebih dahulu pada bu Maria wali kelas mereka.
Ketiganya meluncur ke alamat yang Bu Maria berikan. Mereka pergi menggunakan mobil Fahri. Fahri sendiri yang mengemudi sementara Zea duduk disampingnya dan Citra dibelakang sendirian.
"Widih... nih perumahan orang gedean semua yah" ujar Citra kagum melihat deretan bangunan megah.
"Kita gak salah alamat kan Ze?" Tanya Fahri pada Zea. Karena Zea lah yang memegang secarik kertas berisikan alamat rumah Lintang.
"Enggk kok, ini bener alamatnya" jawab Zea. "Itu rumahnya yang No 21" sambung Zea sambil menunjuk rumah bergaya modern ber cat putih gading dengan pagar yang menjulang tinggi.
"Kok gak ada yang bukain yah" ucap Zea yang sudah berulang kali menekan bel yang ada didepan pagar tersebut.
"Gak sabaran banget sih, tunggu bentar napa" balas Citra. Tak lama pintu kecil di sisi pagar terbuka.
"Maaf dek. Cari siapa?" Tanya security yang berjaga dirumah beser itu.
"Kami temannya Lintang. Lintangnya ada?" Tanya balik Fahri setelah memperkenalkan diri.
"Ooh. Maaf Lintang sudah seminggu ini sedang tidak disini!" Tutur pak security.
"Loh, maksudnya Lintang udah pindah gitu pak?" Tanya Zea penasaran.
"Tidak. Den Lintang memang selalu tinggal di apartement kalau mamanya tidak ada dirumah" jawab pak security.
Saat mereka hendak pergi, mereka berpas-pasan dengan motor gede berwarna merah, percis dengan motor yang sering digunakan Lintang. Zea dan teman-temannya yang melihat mengurungkan diri untuk pergi dan menghampiri sipengemudi trsebut yang sesang berparkir tepat ditempat mereka tadi mengobrol dengan pak security tadi.
"Lintaaaang" teriak Zea memanggil sipengemudi yang sudah berdiri.
"Lintang lo budek apa gue panggil dari tadi, lo kemana aja sih kenapa dari semalem telpon lo gk aktif, trus gak sekolah, gak ngasih kabar, lo kenapa sih?" Cerocos Zea yang sudah berdiri dibelakang pria bertubuh tegap dan tinggi itu.
"Lo..." Zea melebarkan matanya ketika pria tersebut membalikan tubuhnya.
"Gue boy kakaknya Lintang" potong Boy. Boy dan Lintang memang mirip mulai dari gaya rambut, warna kulit, wajah dan motor yang dikendarai pun sama percis. Hanya warna bola matanya Boy berwarna hitam sementara Lintang berwarna coklat terang, warna rambut juga dan postur tubuhnya, boy lebih tinggi sedikit dan badannya lebih kekar.
"Appa kalian tau Lintang ada dimana? Sejak semalam dia tidaķ pulang" sambung boy memecah keheningan diantara mereka berempat yang sudah berada didalam rumah besar tersebut.
"Kita juga baru tau kalau Limtang pergi dari rumah, gue kira dia cuman kabur dari sekolah aja. Makannya kita cari dia kerumahnya." Jawab Fahri.
"Kata pak security tadi bilang Lintang beberapa hari ini tonggal diapartemen, apa gak sebaiknya kita lihat?" Tannya Citra antusias.
"Udah. Bahkan gue udah cari kerumah temannya, di hubungin No nya gak aktif, gue khawatir dia kenapa-kenapa" Boy menyandarkan kepalanya di sofa sambil memijat kepalanya.
Zea masih sibuk dengan fikirannya, sama sekali berum bersuara " pasti ada masalah yang berat yang menimpanya" batinya.
"Aaah.." teriak Zea penuh semangat " gue tau dia dimana" sambung Zea.
Mereka berempat pergi menuju suatu tempat yang Zea yakini Lintang pasti ada disana.
______________
Baru diawal udah males-malesan. Huuuh..... lama dianggurin jadi buntu. Tapi diusahain sampe end.
Sorry lama dan gaje.. :-D
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
ФанфикCahaya bintang. Selalu kutatap setiap gelapnya malam. Semakin gelap semakin terang cahaya bintang. Semakin malam semakin dekat dengannya. Semakin sunyi semakin tenang. ~Qaila Zea Wijaya. Aku bahagia, apa pun itu. Mudah sekali untukku tertawa. Karena...